tetradeka-

131 38 419
                                    


bab 14 Private

" 🎭"

MASIH teringat jelas diingatan Nash, bagaimana mereka menatap dia dengan tatapan beringas, seakan dia adalah hewan herbivora di antara kawanan karnivora.

Bagaimana mungkin dia mendapat peringkat kedua? Dia bukan apa-apa dibandingkan dengan Liz-Ri.

Belum sempat Nash mengatur nafas, seorang wanita dengan mengenakan kemeja warna hitam, terkesan elegan.

"Wah, wah, wah."

"Murid pindahan dengan nilai paling buruk di sepanjang masa."

"Seseorang dengan status rendah. Ya, orang tidak penting sepertimu. Tapi, musuhmu adalah orang spesial. Ianthe Dilara, selama dua tahun ini dia selalu menduduki peringkat tiga besar dan dalam sejekap kamu telah mengalahkannya."

"Apa yang Anda inginkan?"

Wanita itu tidak menjawab, dia tersenyum tipis sebelum pergi meninggalkan Nash.

🎭

Di Jalan Kenikir, sebuah kenangan-kenangan indah milik Dilara dan Ren tersimpan.

Mereka berdua adalah tetangga, sahabat, dan saudara seperjuangan ketika berada di rumah.

Berbeda jika di SMAIS, mereka tidak saling tidak mengenal bahkan sedekar untuk menyapa, mereka enggan. Ren malu untuk menyapa Dilara, karena dia hanyalah penghuni Unnder Class.

"Bunda Tiara, Lara mau mengembalikan buku," ucap Dilara di ambang pintu.

"Masuk, Lara. Ren ada di kamar," balas wanita itu dengan melenggang pergi menuju dapur.

Dilara mengangguk lalu melepas sandalnya dengan tidak sabaran. Dia berjalan masuk ke dalam kamar dengan nuansa khas laki-laki pada umumnya.

Ren sama seperti anak seumurannya, yang membedakan adalah Ren murid dari SMAIS dan memiliki bakat meretas.

"Ren?" panggil Dilara pelan, namun tidak ada yang menyahut.

Gadis itu melanjutkan langkahnya, namun perhatiannya teralihkan dengan adanya suara Ren dari arah kamar mandi.

Dilara biasanya tidak penasaran, tetapi ketika suara itu menyebut nama Rubbyjane maka Dilara memberanikan diri untuk menguping dibalik pintu, karena Ren menjawab telfon tepat di depan pintu.

"Terima kasih untuk bayarannya, aku sangat terkesan." Dilara bisa mendengar suara Ren dari balik pintu.

Ren meretas data siapa lagi?

Dengan cepat, Dilara berjalan ke arah meja belajar Ren. Di atas meja, Dilara menemukan latar belakang dari Nash Istvan, tidak salah lagi Rubbyjane pasti dalang dari semua ini.

Tidak tinggal diam, Dilara memotret kertas salinan itu sebelum Ren keluar dari kamar mandi.

"Lara?" panggil Ren.

Dengan cepat Dilara menyembunyikan ponselnya dibalik punggungnya.

Alis Ren terangkat. "Kenapa kamu di sini?"

"Mengapa, ya, aku di sini? Ini buku lo ketinggalan di rumah," balas Dilara dengan melempar buku bersampul hitam.

Ren menggeleng pelan. Maklum, sahabatnya itu memang urakan.

Me, The ProtagonistOù les histoires vivent. Découvrez maintenant