deodeka-

62 4 16
                                    


bagian 12 Kemenangan Liz-Ri ?

Jangan berharap masalahmu akan dimudahkan, namun berharaplah kamu akan jadi orang yang lebih kuat. - Nelson Mandela.

🤎🧸

SATU bulan telah berlalu, tidak ada hal-hal istimewa di SMAIS kecuali ujian bulanan yang masih menjadi momok bagi penghuni Unnder Class.

Nash meletakkan ponselnya ke dalam loker sebelum masuk ke dalam ruang ujian.

Ruang ujian di SMAIS dibagi menjadi tiga kelas, sesuai dengan abjad depan nama mereka.

"Hai, Nash!" Heralia memanggil cowok itu setengah berbisik.

"Lo ada di sini?" tanyanya cukup keras sehingga beberapa siswa di ruangan itu menatap Nash dan Heralia dengan tatapan tajam.

"Sssstttt!" Dengan spontan Heralia menyumpal mulut Nash dengan kertas.

"Just information, bangku itu punya Dilara," lanjutnya dengan menunjuk bangku kosong yang berada tepat di depan meja Nash.

"Gadis preman itu?"

"Hmmm... bagaimana kamu bisa mengenalnya?"

"Gue gak sengaja cari masalah dengannya dan membuat tulang hidungku sedikit bergeser," balas Nash.

Heralia terlihat menahan tawanya. "Nyalimu memang besar, bro."

"Lo udah belajar?" kini Nash balik bertanya.

"Jika aku belajar mungkin sekolah ini akan runtuh karena kejatuhan meteor."

"I'm just kidding," sahut Nash diselingi tawa kecil.

Di sela-sela pembicaraan Nash dan Heralia, seorang perempuan dengan rok span panjang berwarna hitam masuk ke dalam ruang ujian.

"Lima menit kemudian ujian akan segera dimulai, kalian bisa login ke laman ujian!" perintahnya sembari meletakkan tas merk Hermes diatas meja guru.

Semua siswa diruangan itu dengan serentak menyalakan komputer.

"Dilara tidak masuk?" tanyanya sembari berkeliling membawa map berisikan kertas absensi.

"Kami tidak mengetahuinya, Bu," balas beberapa siswa disana. Siswa Upper Class, mungkin.

"Kamu murid baru?" tanyanya ketika berdiri di depan bangku Nash.

Cowok itu mengangguk cepat, saking cepatnya sampai tak ketara. Nash malu menjadi pusat perhatian, padahal di sekolahnya dulu Nash selalu cari perhatian. Tetapi, jika di SMAIS dia kehilangan kepercayaan dirinya.

"Nash Itsvan, nama yang bagus," ucapnya kemudian mengambil kertas absensi di tangan Nash.

🤎🧸

Seperti biasa, tidak ada guru yang mau mengajar Under Class sehingga siswa disana membuat sedikit kegaduhan dengan acara nonton drama Thailand menggunakan layar LCD.

Me, The ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang