"Nggak sayang, kamu anak yang berguna."

"Ya udah mah Rangga pamit ya." ujar nya dengan mati mati an agar tidak meneteskan air mata nya. Ia mencium pipi mamahnya.

Lalu berjalan mendekat kearah kedua kakak nya yang sedari tadi hanya diam.

"Bang juna, Rangga pamit ya." ucap nya dengan memeluk kakak pertama nya itu.

"Kamu jaga diri baik-baik ya."

Rangga mengangguk, ia beralih kearah Arka.
"Bang, Rangga pamit ya." Arka langsung memeluk adeknya itu walau ia sering bertengkar tapi sebenarnya ia sangat sayang kepada adek nya.

"Dek, Abang gak bisa ajak kamu berantem lagi dong, Abang kesepian nanti, tapi kamu nanti disana baik baik ya." Akhirnya benteng pertahanan Arka runtuh kiyan air matanya mengalir ia mengecup rambut adek nya itu.

"Iya bang, semua aku pamit ya." Setelah mengucapkan salam perpisahan itu, ia langsung berjalan keluar dari rumah mewah itu.

Ketika pintu itu tertutup ia meneteskan airmata.

Di tengah perjalanan yang entah kemana hujan turun sangat deras seperti tau bahwa Rangga sedang tidak baik-baik saja.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya ia memberhentikan mobilnya dirumah yang tidak kalah mewah dengan rumahnya.

Ia keluar dari mobil dengan membawa koper berjalan menuju teras rumah itu, tanpa memakai payung yang membuat bajunya basah.

Ia memencet bel lalu suara pintu terbuka memperlihatkan Arsen yang sangat kaget melihat kehadiran Rangga yang basah ditambah lagi ia membawa koper.

"Kamu? Ngapain malam malam kesini sama bawa koper begini lagi? Kesini sendiri?" tanya Arsen.

"Aku boleh masuk dulu? Disini dingin."

"Oh iya iya aku lupa saking khawatir nya, ayo masuk."

"Bonyok lo kemana?"

"Udah pada tidur mereka,"

"Kita langsung ke kamar aku aja ya? Kamu pasti dingin." Rangga hanya mengangguk.

Setelah beberapa menit Rangga membersihkan tubuhnya kini ia sedang duduk dalam diam.

"Rangga," panggil Arsen membuat Rangga sadar.

"Kamu kenapa dari tadi aku liatin bengong terus? Ada masalah?" tanya Arsen.

Rangga langsung memeluk Arsen erat, Arsen merasa bahunya basah, Rangga menangis.

Arsen mengusap kepala Rangga guna menenangkan nya.

"Kamu boleh cerita ke aku, aku siap dengerin."

"Mereka semua udah tau." ujar Rangga membuat Arsen mematung.

"Maksud kamu, orang tua kamu udah tau tentang kehamilan kamu?"

Rangga mengangguk.

"Terus respon mereka gimana?"

Air mata Rangga lagi lagi mengalir jika ia ingat betapa kejam papahnya beberapa jam yang lalu.

"Ini kenapa pojok bibir kamu robek? Kamu ditampar?" pertanyaan Arsen tepat sasaran.

Ia mengangguk.

"Papah marah banget tau gue lagi hamil, dia usir gue dari rumah." Ia memeluk Arsen menutupi matanya yang sembab.

Arsen mengelus rambut Rangga guna menenangkan Rangga.

Rangga mendongakkan wajahnya menatap mata Arsen. "Sen, gue boleh tinggal sementara disini nggak?" tanya Rangga yang masih menatap Arsen.

"Boleh dong, mana sanggup aku biarin bayi sama papanya kedinginan diluar sana."

"Beneran boleh?" tanya Rangga sekali lagi agar memastikan ucapan Arsen itu benar, Arsen mengangguk, "Makasih Arsen." ujar nya lalu menyelusup dileher Arsen.

"Besok kita ngomongin tentang kehamilan kamu ke orang tua aku ya? Atau nanti aja nunggu kamu tenang?" tanya Arsen.

"Nanti aja aku masih takut." jawab Rangga yang masih menyelusup dileher Arsen.

Arsen mengerti kondisi Rangga hanya mengangguk sambil mengelus rambut Rangga.

"Udah malam kamu tidur ya, ucapan papah kamu nggak usah kamu pikirin."

3 menit berlalu masih dengan posisi yang sama Rangga berada di pangkuannya dan memeluknya erat.

Arsen merasa tidak ada pergerakan dari Rangga sejak tadi, ia menunduk melihat Rangga sudah terlelap atau belum, dilihat sudah terlelap ia lepas pelukannya dengan sangat pelan agar tidak mengganggu tidur Rangga, ia menidurkan Rangga dikasurnya.

"Aku minta maaf ya udah buat kamu dimarahin, Ade kamu jangan rewel ya diperut papa mu." ucap Arsen sambil mengelus rambut Rangga dan mengelus perut Rangga  yang sudah terlihat lalu mencium nya.

"Mimpi indah." ujar Arsen mencium kening Rangga setelah itu ikut berbaring disebelah Rangga dan memeluknya lalu masuk kealam mimpi.

TBC

aku up cepet nih, semoga suka ya>⁠.⁠<

jangan lupa pencet bintang ya.

See you next part..


17.07.23

Janin menyatukan kita berdua Where stories live. Discover now