CHAPTER 18: FREE LUNCH

Start from the beginning
                                    

"Awas ya? Nanti Mas kasih pelajaran," ancam Arkan tidak Serius.

"Gak takut wlee..."

"Oke liat aja nanti!"

"Oke liat aja nanti!" balas Nana meniru omongan Arkan disertai nada bicaranya juga.

"Nachita...." panggil Sang komandan dengan lembut.

"Kenapa sayang?" jawab Nana, mungkin terdengar seperti buaya, Tapi tidak. Kali ini Nana Serius untuk nyata.

Arkan tersenyum menahan diri nya di seberang sana, gadis ini benar-benar menggemaskan.

"Kangen," ucap pria itu dengan datar membuat Nana tersenyum geli.

"Mana ada orang kangen kaya gitu nada nya," cibir Sang gadis.

"Tapi itu jujur lho," sahut Arkan.

Nana menghela nafas panjang, "Tapi Nada nya salah Komandaaaan..."

"Gimana coba yang bener?" pancing Arkan dengan senyuman jail di wajahnya

"Gini. Saya ajarin, repeat after me okay?" Nana menarik nafas panjang

"Okay babe."

"Sayaaang," ucap Nana.

Arkan pun mengikuti. "Sayaaang."

"Mas Kangen..." ucap Nana dengan nada manja dan lembut

"Mas Kangen..." tutur Arkan.

"Nah itu pinter!" puji Nana dengan tawa kecil di ujungnya membuat Arkan ikut tertawa.

"Kamu ga kangen Mas juga?" tanya Pria itu.

Nana tersenyum jail. "Hmmmm.... Nggak deh kayaknya," canda Nana membuat Arkan langsung cemberut.

"Nachitaaa" tegur pria itu.

"Apa? Apa kenapa? Mau hukum? Ga bisa wleee...." Nana malah semakin menjadi membuat pria di seberang sana menghela nafas panjang, gadis ini benar-benar songong. Beruntung Arkan memiliki kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi sikap Tengil nya Nana.

"Nana..."

Terdengar suara bunda memanggil Nana dari arah ruangan Nova, gadis itu pun menoleh.

"Iyaaa Bun. Bentar..." sahut Sang pemilik nama. "Mas udah dulu ya? Di panggil bunda," kata Nana

"Oh yaudah, Ga papa. Lanjut," balas Arkan. "Tapi jangan lupa share location nya!"

"Iya Mas cerewet... Dah ya? Byee love you..."

"Love you too sayang" ucap Arkan.

Tut... tut... tut...

Panggilan terputus, Nana pun segera berbalik dan berjalan ke ruangan sang kakak untuk menemui bunda nya.

"Kenapa Bund?" Tanya Nana begitu memasuki ruangan kerja sang kakak yang di sana sudah ada bunda yang duduk di sofa dan Nova yang duduk di kursi yang ada di depan meja nya.

Bunda tersenyum pada anak nya itu, "Nggak papa manggil aja. Soalnya kata kak Nop kamu telponan sambil senyum senyum sendiri," goda Sang bunda membuat Nana tersipu.

Sedangkan Nova hanya nyengir lebar dari tempat nya, Lantas gadis itu mendudukkan dirinya di samping bunda.

"Telponan sama siapa sih?" yanya wanita itu lagi seraya menyenggol lengan anak nya

"Pasti sama Pak Kaden kan?" goda Sang Kakak pula semakin membuat Nana salah tingkah.

"Iyaa iyaa... udah puas kan? udah di jawab," kata Nana menanggapi bunda dan kakak nya.

ANNOYING KOMANDAN {END} ✓Where stories live. Discover now