part 26 (18+)

969 50 1
                                    

Ada adegan tidak nyamannya ya mohon bijak membaca 🥰♥️

Ada adegan tidak nyamannya ya mohon bijak membaca 🥰♥️

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Alexander mengemudikan mobilnya. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum menginjak gas mobilnya. Dia merasa hatinya tidak cukup kuat untuk ini, tetapi dia harus berangkat. Evelyn ada di sampingnya dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Alexander. Mereka saling menguatkan.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Evelyn. 

"Iya, kita akan berangkat ke pemakaman ibuku. Tentu saja, rasanya ini tidak nyata bagiku." Alexander menatap Evelyn dengan mata sayunya.

"Alexander, aku tahu ini seperti tidak masuk akal dan kau pasti akan sangat sulit menerima kenyataan ini, tetapi kita harus segera menyelesaikan ini." Evelyn menyakinkan suaminya itu agar tetap tegar.

Dengan cepat mereka melesat dengan mobil hitam mengkilap itu. Mobil Alexander berhenti tepat di depan pemakaman. Dia turun dari mobil sambil membawa bunga. Ia juga menggenggam tangan Evelyn dan berjalan masuk ke pemakaman.

Langkah kaki Evelyn dan Alexander berhenti tepat di depan batu nisan bertuliskan nama 'Alana Hudgue' ya, itu adalah nama ibu kandung Alexander. Pria itu langsung meletakkan bunga yang dia bawa dan meratapi batu nisan itu. Dia menghela napasnya.

"Kau melahirkan aku dan aku tidak tahu sama sekali tentangmu." Hati Alexander sangat sakit menelan keadaan ini.

"Aku bahkan tidak sempat memanggilmu ibuku." Kali ini Evelyn ikut bersedih, tetapi wanita itu terus menguatkan Alexander dengan mengelus punggungnya.

Mereka berdua berdiri di sana, di hadapan makam ibu Alexander. Suasana pemakaman yang sunyi memperkuat keheningan dalam hati mereka. Alexander mencoba menenangkan dirinya, mengingat Evelyn ada di sisinya untuk memberikan dukungan.

"Dalam banyak cara, aku merasa berhutang padamu, Evelyn," ucap Alexander dengan suara lirih. "Kau telah menjadi penopangku selama ini, memberiku cinta dan kehangatan yang aku butuhkan."

Evelyn tersenyum lembut. "Kita adalah tim, Alexander. Kita saling melengkapi. Meski ibumu telah pergi, kita dapat membawa warisannya dalam ikatan kita sebagai keluarga. Kau adalah bukti nyata dari cinta dan kehidupannya."

Alexander menganggukkan kepala dan meraih tangan Evelyn erat-erat. "Terima kasih, Evelyn. Aku bersyukur memiliki kamu di sisiku. Ayo kita berdoa untuk ibuku dan mengenangnya dengan penuh cinta."

Pasangan itu memejamkan mata mereka, berlutut di depan makam Alana Hudgue. Dalam doa mereka, mereka berterima kasih atas kehidupan ibu Alexander, meski singkat, dan memohon agar rohnya menemukan ketenangan dan kebahagiaan di tempat peristirahatan terakhir.

Setelah berdoa, Alexander dan Evelyn berdiri di samping makam, memperhatikan heningnya tempat itu. Mereka membiarkan kesedihan dan rasa kehilangan melintas, tetapi juga merayakan kehidupan yang mereka miliki bersama.

"Evelyn," kata Alexander dengan lembut, "ibuku mungkin tidak pernah ada di kehidupan fisikku, tapi saat ini aku merasa dia hadir dalam bentuk cintanya yang diteruskan melalui dirimu. Aku mencintaimu."

Alexander's Lover [#1 OSVALDO SERIES] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon