Bab 20. Goyah

4 0 0
                                    

Keesokan paginya Lovina bertemu dengan Jehan saat menunggu lift

"Gimana kondisi kamu sekarang"

"Udah lebih baik" jawab Lovina pendek

Tiba-tiba Jehan menarik tangan Lovina ke pintu darurat di ujung lorong

"Kamu tau semalaman aku khawatir dengan kondisi kamu, chat ku pun kamu nggak balas"

"Makasih buat bantuannya semalam, tapi ku rasa bapak nggak perlu ngelakuin hal seperti itu lagi"

"Kenapa? Kamu udah tau kan sekarang aku udah putus sama Ambar jadi nggak ada halangan lagi buatku kasih perhatian sama kamu"

"Tapi saya yang keberatan pak.." Lovina menunjukan serius dalam ucapannya "sebentar lagi saya jadi istri orang lain, dan bapak nggak seharusnya ganggu calon istri orang"

"Itu kan kata kamu, belum tentu juga kamu bakalan nikah sama dia, aku tahu kamu langsung menerima lamaran dia waktu itu cuma buat hindari aku kan, dan kamu merasa bersalah karena sebelumnya kita berciuman"

Lovina segera menutup mulut Jehan dengan tangannya khawatir seseorang mendengar ucapan Jehan barusan, dia geram melihat tingkah Jehan yang semakin membuatnya tak bisa berkata-kata karena benar apa yang Jehan ucapkan kalau situasi Lovina dan Revano saat ini bisa dibilang tidak ada progres sama sekali.

"Vin, aku cuma mau bilang kalau kamu ada masalah sama Revano, kamu bisa berbalik dan aku bakalan selalu tungguin kamu"

"Kayanya bapak nggak perlu bilang hal itu, karena nggak akan terjadi"

Lovina coba mengelak dan pergi meninggalkan Jehan menuju tangga darurat.

.

Malam harinya Revano pulang ke apartemen mereka,

"Dinasnya cepet, tumben.." tanya Lovina

"Iya tadi siang beres meeting di Sukabumi langsung pulang" jawab Revano

"Trus ini bawa apaan? Kamu beli setelan jas baru?"

"Oh ini dari mba Rahma, bos aku yang beliin tadi"

Lovina sedikit terkejut, "bos kamu? Apa bos kamu baik ke semua karyawannya sampe beliin barang begini?"

"Ya nggak lah.. kan aku executive marketing sekarang jadi penampilan harus berubah, mmm.. selera fashion dia lumayan juga" ujar Revano sambil mengeluarkan setelan jas dari lapisan pelindung dan mengaguminya.

Baru kali ini Lovina melihat Revano begitu antusias menceritakan bosnya, di mata Lovina bos Revano bukan sekedar bos tapi wanita lain.

Revano terus saja bercerita mengenai bosnya seorang wanita muda yang sukses menjalankan bisnis, Lovina hanya mendengarkan setengah hati, tentu saja wanita mana yang hatinya tidak sakit mendengarkan pria yang selama ini dicintainya bisa bercerita begitu banyak mengenai wanita lain dihadapannya.

"Oh iya Vin, kemarin aku ketemu Dimas"

"Dimas, temen kamu di tempat kerja yang lama?"

"Iya.. tapi dia nyampein hal agak aneh"

"Aneh gimana?"

"Dia bilang katanya suruh aku lebih banyak perhatian sama kamu, trus bilang juga suruh batasi pergaulan kamu sama cowok, katanya kemarin dia melihat kamu lagi makan sama cowok berdua"

Lovina yang sedang minum tersedak mendengar itu, pikiran dia melayang kapan dia melewatkan Dimas yang melihatnya sedang makan.

"Kapan dia liat aku makan?"

Four Is Too MuchWhere stories live. Discover now