Bab 4. Annoying

8 0 0
                                    

Jehan memanggil bu Tiara ke dalam ruangan

"Bu Tiara mulai hari ini untuk urusan luar kantor saya minta Lovina yang tangani, baik berkas ataupun bertemu klien dia harus ikut saya, bukan saya meragukan kemampuan bu Tiara lagi saya hanya ingin anak baru itu cepat belajar dan bisa membantu pekerjaan bu Tiara"

"Baik pa mulai hari ini saya akan mengajari apa saja yang harus disiapkan untuk surat keluar" jawab bu Tiara, lalu dia meninggalkan ruangan.

Sebetulnya ini hanya akal-akalan Jehan saja, setelah dia membaca jurnal milik Lovina dia semakin penasaran bagaimana kehidupannya setelah mereka tak saling berkabar.

Lima tahun lalu Jehan sengaja meninggalkannya bukan karena padam rasa di hatinya melainkan ia lebih memilih egonya agar tetap diakui keberadaannya oleh keluarga Chandra Negara, tentu harga yang harus ia bayar tidaklah murah, bukan hanya harus meninggalkan Lovina tapi kehidupannya yang dulu harus ia lepas dan rela menjadi boneka atas nama keluarga.

Seolah membuka tutup kaleng yang tak rapat, kini hati Jehan mulai terbuka lebih lebar dengan kehadiran Lovina.

"Jadi mulai sekarang saya menemani pa Jehan kalau dinas luar bu?"

"Iya Vin, mulai sekarang tugas kamu bertambah, untuk urusan di dalam kantor jadi bagian saya dan tugas luar kantor jadi tugas kamu, toh kamu sudah sebulan lebih bekerja disini dan saya lihat hasil kerja kamu juga bagus"

"Tapi kalau kerja di luar nggak sampe nginep kan bu?"

"Kadang-kadang saja, tapi kalau sampai menginap pa Jehan tidak minta ditemani, biasanya saya disuruh pulang kalau jam kerja sudah selesai, kenapa?"

"Nggak apa apa bu.. Hanya saya belum pernah kerja asisten seperti ini, jadi saya belum tahu nanti harus gimana aja"

"Nggak banyak kok, kamu cukup siapkan jadwal beliau saja dan beberapa dokumen yang akan digunakan meeting, oh iya pernah saya ikut tugas beliau ke luar kota paling tambahan untuk menyiapkan makanan yang akan beliau makan karena beliau sangat pemilih soal makanan"

"Oh begitu ya bu, semoga saya nggak sampe dines keluar kota ya hehehe.."

"Kenapa memang ada yang nunggu di rumah? Kamu belum menikah kan?"

"Ah nggak bu belum kok hanya saya canggung saja soalnya belum terlalu kenal pa Jehan" jawabnya meringis

Padahal Lovina kenal baik siapa Jehan, meski lima tahun yang lalu pertemuan mereka tidak lama bahkan bisa dibilang sangat singkat.

Tiba-tiba pintu terbuka, Jehan keluar dan menghampiri meja asisten

"Hari ini saya mau keluar ada sesi pemotretan koleksi musim depan, tolong siapkan kontrak dan dokumen yang saya minta kemarin ya"

"Baik pa.." jawab bu Tiara

"Oia mulai hari ini kamu yang ikut saya, sudah diberi tahu kan?" Jehan menatap Lovina tajam

"Iya pa sudah, barusan bu Tiara sudah memberitahu saya"

"Oke kalau begitu, 30 menit lagi tunggu saya di lobby" Jehan pergi menuju pintu lift

Sebelum berangkat biasanya dia akan mengecek ke beberapa bagian terlebih dahulu yang rutin ia lakukan setiap hari

Tiga puluh menit kemudian Jehan sudah siap di lobby menunggu Lovina yang masih belum datang juga, dari kejauhan Lovina terlihat berlari kecil panik melihat bosnya sudah memasang wajah kesal karena dia yang menunggu bawahannya.

"Ma ma maaf pa saya tadi ke toilet dulu.." Jehan tidak menjawab apa-apa hanya berlalu menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supir, saat pintu mobil dibuka Lovina membuka pintu depan untuk duduk

Four Is Too MuchWhere stories live. Discover now