Bab 15. Kejutan

5 0 0
                                    

Pagi-pagi Jehan mendapati sebuah surat di meja kerjanya, amplop berwarna biru dongker bertuliskan tinta warna emas dengan namanya tertulis sebagai penerima, dia tahu itu amplop ciri khas dari kantor pusat, apakah gerangan isi amplop itu.

Perlahan dia buka segel penutup amplop, belum sempat ia mengambil kertas yang ada di dalam amplop, pintu kerjanya tiba-tiba terbuka dan beberapa karyawan masuk sambil bertepuk tangan dan mengucapkan selamat.

Pagi ini kantor pusat mengirimkan pengumuman melalui email, Jehan terpilih menjadi salah satu direktur di kantor pusat. Hampir semua karyawan tahu hanya Jehan saja yang belum membaca email pengumuman tersebut.

"Selamat ya pak Jehan.. akhirnya dapat promosi juga" ujar Manager Keuangan

Karyawan lain pun turut serta memberikan selamat bergantian

"Terima kasih semuanya.. terima kasih juga support dan kerja samanya selama ini"

"Wah makan-makan dong pak.." celetuk salah satu staff marketing

"Oke malam ini kalian booking tempatnya.. saya yang bayar"

"Yeeaayy.. siap pak"

Ruangan Jehan menjadi riuh karena kabar traktiran itu..

"Wow rame banget disini.." suara khas Ambar muncul memasuki ruangan

Para karyawan yang berkumpul tadi mulai membubarkan diri kembali ruangannya masing-masing

"Selamat ya sayang, akhirnya impianmu buat ada di kantor pusat bisa tercapai" ujar Ambar sambil mendekat dan mencium pipi Jehan

Jehan hanya bisa tersenyum, dia tidak mengerti mengapa bisa lolos seleksi padahal project dia dianggap gagal.

"Makasih.. kamu ada apa kesini?"

"Aku mau ngucapin selamat dong, oia aku juga udah siapin pesta kecil buat merayakan hari ini, nanti karyawan kamu tadi undang suruh datang aja ya"

"Kamu atur aja, terserah siapa aja yang mau diundang. Aku mau kerja dulu" jawabnya acuh tak acuh

"Ya udah deh kalo gitu aku siapin kebutuhan buat nanti malam" jawabnya dengan girang

Ambar pun keluar ruangan dan tak lupa dia cium lagi pipi Jehan.

Meskipun sebenarnya Jehan enggan dengan kehadiran Ambar, tapi dia tetap berusaha menghormatinya.

Tok..tok.. suara ketukan pintu kembali terdengar

'Siapa lagi ini' batin Jehan

"Ya masuk.." jawab Jehan tanpa pedulikan siapa yang ada di balik pintu, dia fokus pada berkas-berkas yang harus segera diselesaikan.

"Pak selamat atas jabatan barunya"

Merasa familiar dengan suara tersebut, Jehan mengangkat kepalanya dan betul saja Lovina kini ada di hadapannya.

"Makasih Vin.."

"Oia pak untuk acara nanti malam sepertinya saya ijin nggak bisa ikut"

"Kenapa?"

"Saya rencananya weekend besok mau ke Semarang, jadi malam ini mau beresin barang"

Entah mengapa hati Jehan mulai terusik lagi, padahal hampir dua bulan ini dengan tidak adanya pembicaraan soal Revano perasaannya sudah tenang, tapi tiap kali Lovina membahas soal Revano, hatinya kembali terluka.

"Oh ya sudah gapapa kalau gitu, semoga weekend kamu besok menyenangkan" Jehan berusaha setenang mungkin, dan mencoba mengalihkan fokusnya pada berkas-berkas kembali.

Four Is Too MuchWhere stories live. Discover now