Suatu hari di musim panas. Horace datang seorang diri menemui ibunya di toko bunga tanpa pengawasan ayahnya. Ibunya menyambut dengan senang hati dan memeluk Horace dengan sayang.

Ketika jam makan siang, Horace duduk dengan tenang ditemani sang ibu dengan sepiring nasi serta berbagai lauk pauk, sedangkan minumnya adalah darah ayam. Horace bukan pemilih makanan jadi dia memakannya dengan baik.

Clingg...

Suara bel menandakan ada pembeli yang masuk.

"Tunggu di sini, ibu tinggal sebentar." Itulah pesan sang ibu sebelum sang ibu meninggalkannya sendirian.

Insting Horace itu kuat, instingnya bergerak cepat ketika suara pecahan kaca terdengar. Dengan cepat Horace bergerak menuju sumber suara dan mendapati ibunya terluka di bagian kepalanya.

Orang yang ada di hadapan ibunya menjadi tersangka utama. Horace menatap tepat di bola mata orang itu hingga dengan tangan orang itu bergerak mengambil gunting tanaman yang berada di sana. Horace menggerakkan pikiran orang itu agar menusuk perutnya namun gagal karena pelukan erat sang ibu. Orang itu berlari kabur dari toko namun emosi Horace belum stabil.

Emosi Horace yang berada di puncak menjadikan dia tidak fokus dalam mengendalikan diri apalagi tidak ada ayahnya sekarang. Bau darah ibunya menyerobot masuk ke indra penciumannya. Taring Horace mulai muncul dan tanpa memikirkan apapun langsung menancapkannya pada leher sang ibu.

Dari kejadian itu dia kehilangan ibunya dan setiap hari selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia selalu membenci emosinya.

Ayahnya mengatakan, "Horace, kamu mahluk yang berbahaya, namun tidak ada mahluk berbahaya yang tidak bisa di jinakkan." Maka dari itu Horace belajar keras mengendalikan emosi dibantu oleh sang ayah.

Dua hari sebelum dirinya masuk ke sekolah, ayahnya memberitahu Horace bahwa ada ramalan buruk mengenai Silas.

Ayahnya juga menceritakan sejarah Silas dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ayahnya juga berpesan, "Berhati-hatilah dengan orang-orang sepertimu. Orang-orang yang memiliki dua darah. Mereka sama berbahayanya sepertimu. Mungkin menurutmu mereka yang memiliki darah campuran semuanya tinggal dalam satu negeri, tidak. Ada beberapa yang tinggal di negeri Silas lain walau itu sudah dilarang, dan mereka lebih berbahaya dari pada dirimu."

"Jaga dirimu baik-baik dan persiapkan dirimu untuk kekacauan Silas."

Sejak menginjakkan kaki di sekolah, Horace senang mendapatkan teman yang baik dan Horace tahu tentang pesan ayahnya tentang orang yang memiliki darah sepertinya.

Horace bisa tahu karena bisa mencium darah dari tubuhnya. Garlion dari Silas Selatan memiliki bau yang sama seperti tubuhnya. Sejak saat itu Horace menjadi sedikit waspada dengan Garlion. Karena ayahnya mengatakan orang seperti Garlion itu berbahaya.

Pada satu malam ketika dia terbangun di tengah malam, dia tidak bisa tidur lagi entah karena apa. Horace memutuskan untuk berjalan-jalan namun ketika dirinya menikmati udara yang dingin di lorong, tiba-tiba saja ekor matanya menangkap sebuah bayangan hitam.

Insting kuat Horace bekerja hingga mengikuti arah bayangan itu. Horace akhirnya berhenti di depan pintu berlambang mata dan ular. Dengan pelan tangannya membuka pintu itu dan bau darah langsung masuk ke indra penciumannya.

Horace memejamkan mata untuk mengendalikan diri lalu menajamkan matanya untuk menatap ke sekeliling. Ada genangan darah dan juga jejak kaki yang mengarah ke jendela. Langkah Horace pelan menuju jendela yang terbuka, berapa terkejutnya dia ketika melihat bayangan hitam menoleh ke arahnya dengan tubuh manusia di tangannya. Banyangan itu dengan cepat menghilang sebelum Horace berhasil menangkapnya.

Horace ingat bau orang itu, selain bau darah manusia ada bau lain dan Horace akhirnya menyadari bahwa bau dari bayangan itu mirip seperti dirinya. Horace yakin jika yang baru saja meminum darah manusia adalah vampir berdarah campuran sepertinya.

Instingnya dengan cepat menangkap Garlion. Entahlah tapi Horace mencurigai Garlion.

Dan nyatanya memang benar. Garlion itu berbahaya dan sering pergi ke negeri manusia untuk menculik dan membawa manusia ke hutan terlarang bersama dengan vampir pemburu yang lain. Garlion akan mengambil satu dan membawanya ke ruangan dengan lambang mata dan ular lalu melakukan eksekusi di sana.

Horace nyatanya gagal dalam mengetahui niat busuk dari Garlion. Horace terlalu fokus menghindar karena pesan dari sang ayah sampai tidak tahu niat busuk dan hal busuk yang dilakukan Garlion.

Bahkan Horace mengabaikan penglihatannya tentang Garlion yang tersenyum miring di depan papan pemberitahuan tentang banyak manusia yang mati misterius pada waktu itu. Dia hanya diam dan terus menghindar.

Andai saja Horace mengatakan pada teman-temannya, apakah semua akan berubah atau masih tetap pada jalannya yang sudah digariskan oleh takdir?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

_BERSAMBUNG_

13 Juli 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

13 Juli 2023

Vampire' Agency | NCT Dream (✓)Where stories live. Discover now