Sorry

109 23 2
                                    

Suasana masih hening semenjak moon jung mengutarakan perasaannya pada Aina.

Keduanya masih dengan pikirannya masing masing, bahkan mereka tidak menyentuh makanan dimeja.

Aina masih diam sambil sedikit menunduk
"Aku menukai mu aina, bukan sebagai sahabat tapi sebagai pria dan wanita"
Ucapan moon jung masih terngiang-ngiang di kepala Aina.

Sedangkan moon jung ?
Pria itu masih memandangi wanita dihadapannya khawatir. Bagaimana tidak, Aina langsung menunduk setelah moon jung mengatakan perasaannya. Pria itu khawatir kalau Aina akan membencinya.

"Kau baik-baik saja?" Saat ini moon jung kan yang memastikan Aina

Aina menegakkan kepalanya, namun masih belum berani menatap moon jung,

"Kau tidak enak badan?" Tanyanya lagi

Akhirnya Aina menatap moon jung dengan gugup sembari menggelengkan kepala menjawab pertanyaan moon jung

"Moon jung, aku... minta maaf tapi-"
"Kau tidak perlu membalasnya sekarang, aku hanya ingin mengungkapkan perasaan ku padamu. kita masih berteman kan?" Potong moon jung, sembari tersenyum untuk menenangkan aina

"I..iya" jawab aina masih gugup
"Kau harus fokus untuk magang nanti, jangan sampai sakit atau kelelahan. Karena magang kita dirumah sakit berbeda, aku jadi tidak bisa menemanimu. Tapi aku takin kau bisa melakukannya sendiri, semangat!!" Moon jung menyemangati aina sambil tersenyum. Seolah tidak terjadi apa-apa.
.
.
.
.
"Aku tidak mau" ucap seorang dokter magang yang satu tim bersama Aina

Penolakannya kepada senior itu membuat satu ruangan tertuju padanya, termasuk Aina.

Sedangkan Aina?
Aina sudah diberikan pekerjaan terlebih dahulu dari seniornya untuk menyimpulkan sebuah buku kegawatdaruratan. Entah untuk apa.

"Apa? Hei bagaimana kau tidak pernah menuruti perinta seniormu?" Tanya senior itu geram
"Aku menjadi dokter magang bukan untuk membuatkan kopi" jawab dokter magang itu
"Lalu, kenapa kau menjadi dokter magang?" Tanya senior
"Untuk menyelamatkan orang" jawabnya dengan percaya diri

Seisi ruangan tertawa kecuali Aina. Aina merasa bahwa tujuannya sama dengan yang diucapkan pria tadi. Namun entah kenapa seisi ruangan tertawa remeh mendengarnya.

Dengan wajah yang datar, aina mengerjakan pekerjaannya didepan komputer seolah tidak terjadi apa-apa. Tanpa menyadari seorang senior yang memberikannya tugas mendekatinya sembari memperhatikan pengerjaan aina.

"Kau dengar itu? Hahaha... dokter magang menyelamatkan orang?" Ucap senior sambil tertawa meremehkan.
"Hei, kau harus menyelamatkan kehidupan sosialmu lebih dulu, kau tidak akan menyelamatkan pasien jika tidak mendengarkan seniormu" lanjutnya sambil menatap dokter magang dengan tajam

"Tolong jangan masukkan subjek tidak relevan di kalimat yang sama. Membuat kopi dan menyelamatkan pasien sangat berbeda" jawab dokter magang terdengar cukup keras kepala

"Pfftt" aina menoleh pada sumber suara seperti menahan tawa di sampingnya itu, aina membulatkan matanya kaget tidak menyadari kehadiran seniornya itu. Aina membungkukkan sedikit badannya menyapa. Dan senior perempuan itu tersenyum membalas aina, sembari memperhatikan perdebatan rekannya dengan dokter magang itu

dr. Aina || Dr. Romantic side story Where stories live. Discover now