44.TGB

980 33 0
                                    


      Sebuah tempat yang penuh dengan lampu kelap-kelip di segala sudut, beserta dentuman musik yang di putar nyaring, membuat Adara pening. Berjalan di keramaian sambil menelisik ruangan yang kini ia pijak. Adara membelah perkumpulan orang-orang yang sedang asik dengan dunia masing-masing.

Mereka tampak menikmati hidup, melupakan sejenak masalah, tanpa harus memikirkan esok. Meluapkan semuanya dengan cara bersenang-senang.

Segala penasaran dan penuh tanda tanya di benaknya, Adara tidak ingin itu terus-terusan berlanjut. ia ingin kembali normal, ingat akan segala hal dan semua orang yang seharusnya ia kenal. Adara mencoba mencari petunjuk, hingga keputusan itu menarik dirinya ke tempat ini.

Sorakan riuh bersahutan dengan musik, sangat bising. Adara akui ketika ia menginjakkan kakinya pertama kali, hatinya merasa tidak asing dengan tempat ini.

"Hey cantik?" sapa seorang lelaki, yang tadinya duduk di sofa yang sudah tersedia, tiba-tiba berdiri mendekati Adara.

Adara terkejut, ia merasa was-was terhadap orang itu. Tangannya memegang erat tali tasnya kuat.

"udah punya pawang,"celetuk lelaki lain yang sedang meneguk minuman botol di tangannya.

"Lo kenal?"tanya lelaki yang berdiri di depan Adara itu menoleh kebelakang pada temannya.

Mike mengangguk santai, "ceweknya Adrez"

"Adrez? temen lo?"

"Gak ngerasa temen gue" Mike mengempulkan asap rokoknya ke sembarang. Meski hanya Aldaf yang bermasalah tapi Mike merasa, ia juga harus ikut memusuhi Adrez, karna Aldaf ketuanya.

"Bodo amatlah"acuh lelaki itu, mengulurkan tangannya sembari tersenyum penuh arti, "kenalan boleh? gue Jason"ujarnya antusias.

Adara tidak berniat menyambut uluran tangan Jason atau bahkan membalas perkenalan itu, ia malah tertarik pada lelaki yang tadi ikut berbicara.

"Lo kenal gue?"tanya Adara pada Mike.

Alis Mike menukik, ia mencerna pertanyaan yang terlontar dari Adara. Memastikan apakah pendengarannya itu tadi salah.

"Lo pikir gue pikun?!"sarkas Mike kasar.

"Tapi gue gak inget lo" Tidak sedikitpun Adara mengingat lelaki itu, seperti memang benar asing.

Menelaah perkataan Adara membuat Mike heran dengan apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa wanita itu seperti orang kebingungan. "Lo gak tau gue?"tanya Mike memastikan jelas.

Adara menganggukkan kepala, matanya berkedip-kedip beberapa kali. "Gue kecelakaan dan di vonis amnesia"beritahunya.

Mike semakin tertarik setelah mendengarnya, lelaki itu menampilkan senyuman dengan garis kerutan pada sudut bibirnya.

"Wait? wait?!"sela Jason tidak paham, "Maksudnya?" ia menatap Adara dan Mike bergantian.

Mike ikut tergerak pada posisi kedua orang itu, "Aldaf? Lo ga kenal juga?"tanyanya semakin mendekatkan diri.

Entah kenapa perasaan Adara di landa kecemasan saat berhadapan dengan kedua lelaki ini. ia merasa tidak nyaman.

"Gue gak tau Aldaf itu siapa"

Mike memainkan lidahnya di dalam mulut, matanya mengerling binar, "Aldaf itu—"

Sebelum akan meneruskan ucapannya, kedatangan seseorang langsung menghentikan Mike.

"kenapa ke sini, HAH?!" spontan Adrez tanpa sadar membentak, ia hanya kepalang emosi karna Adara tidak menuruti larangannya.

Adara terkejut menyadari kehadiran Adrez yang langsung memarahinya "Aku gabisa gini terus, aku pengen tau semuanya" Merasa seperti orang gila, Adara selalu di buat bingung dengan semuanya.

A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang