23.Perihal rambut

1.7K 35 0
                                    


"SAYANG!"

Teriakan menggelegar yang berasal dari ambang pintu.

Seorang laki-laki yang baru pulang kerja langsung di suguhkan dengan pemandangan yang tidak meng-enakkan di lihat oleh matanya. Adrez berjalan mendekat dengan tergesa-gesa.

Adara yang tadinya santai menonton di layar tv di ruang tengah hampir tersedak snack mendengar teriakan dari suaminya.

Adara terperanjak berdiri "Apa? Kenapa? HAH?!"paniknya

"Siapa?" Adara mengerutkan keningnya "Apanya yang siapa?"bingungnya

"Aku bilang siapa?"tanya Adrez lagi lebih menuntut

"Ap-"

"Siapa yang udah bikin rambut kamu kaya gini!"tekan Adrez seraya menyentuh rambut Adara "Kasih tau AKU!"

Adara terdiam sejenak "Salon"cicitnya

"Salon mana? BIAR AKU BAKAR SALONNYA!"

Sontak kedua bola mata Adara membulat sempurna "Jangan ih!"

"Kenapa bisa kaya gini?!"

"Di suruh sama Manager kamu? IYA!"

Adara menggeleng "Aku sendiri yang mau"bicaranya jujur.

Adrez mengusap wajahnya kasar "Siapa yang izinin hm?!"tanyanya melembutkan nada suaranya.

Di luar ekspektasi Adara, tidak terlintas dalam pikirannya akan seperti ini. Ia menundukkan kepalanya takut.

"Udah minta izin sama aku?!"

Dengan kepala yang masih menunduk Adara menggeleng lirih.

"Kalo lagi ngomong itu liat orangnya!"

Adara bergeming. Tangannya memilin ujung kaosnya, takut menatap wajah suaminya yang kini tengah marah. "Kamunya marah-marah"gumam Adara pelan tapi masih bisa di dengar oleh Indra pendengaran Adrez

"Siapa yang bikin aku marah?"

"Gak tau!"cetusnya

Adrez menghela napas "Ganti!"

"Tapi ini bagus kok"bantah Adara

"Ngebantah suami. Bagus!"

Tubuh Adara kian bergetar menahan isak tangisnya agar tidak keluar.

"Liat aku coba!"titah Adrez

Adara tidak mengindahkan kepalanya masih menunduk bergetar takut bertemu dengan mata elang suaminya.

"Aku bilangin Mamih!"adu Adrez bermaksud mengancam. Sebenarnya hanya alibinya saja agar istrinya itu menjadi penurut. Ya kali dirinya cepu ke mertua.

Dengan mata yang berkaca-kaca Adara mengadahkan kepalanya ke atas tangannya memegang lengan Adrez "Jangann. Kok bawa-bawa mamih sih!"

"BIARIN! Biar Mamih tau kalo anaknya gak mau nurut sama suami"

"Enggak gitu ih. Belum sehari masa udah di ganti lagi"kekeh Adara

"Siapa suruh kaya gitu rambutnya!"

"Biar apa kek gitu aku tanya?!"

"Kamu kira bagus?"

"Enggak sama sekali"

"Yaudah nanti aku ganti warnanya"pekik Adara

"Bagusnya warna apa?"Adara malah bertanya meminta rekomendasi.

Adrez mengelus dadanya sabar seraya mengeram emosinya yang tertahan. Adara tidak paham sama sekali maksud perkataannya. "Ganti item!"

Adara terlonjak kaget "Gak usah bentak-bentak!"kesalnya

A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang