Part 37 - Something About Carlisle

Start from the beginning
                                    

"Tentu saja kita pernah bertemu dengannya, Thomas," gerutu Lucy yang menyusul di urutan kedua. "Dia Miss Kaytlin, kakak Lissy. Dan jangan bertanya apa dia mencintai Anthony seperti yang selalu kautanyakan pada setiap wanita."

"Karena itu tidak sopan?"

"Karena Anthony sudah menikah."

Thomas mengangguk-angguk bingung.

"Hai, Lucy," sapa Kaytlin seraya membungkukkan tubuh agar sejajar kepala mereka. "Dan Thomas."

"Senang bertemu denganmu lagi, Kaytlin." Lucy membuat gerakan menekuk kaki selayaknya seorang lady yang anggun.

"Selamat datang, Kaytlin." Georgina yang baru menyusul juga ikut memberikan salam. Mereka semua sudah terbiasa memanggil Kaytlin tanpa embel-embel Miss semenjak Kaytlin menginap seminggu di Mayfair dulu.

"Miss, kurasa aku sudah bisa meninggalkan Anda." Pelayan pria yang kembali dari rumah menghampiri Kaytlin kembali untuk pamit. "Barang-barang Anda sudah kuserahkan pada pelayan di dalam."

"Terima kasih," ucap Kaytlin seperti kebiasaannya, yang membuat pelayan itu menyeringai kikuk. "Dan maaf aku telah menunda waktu makan Anda," imbuhnya.

"Jangan dipikirkan, Miss," sahut pelayan itu terdengar tulus. "Jaga diri Anda."

Lalu pelayan itu kembali menuju kereta kuda yang menunggu dan memanjat duduk di sebelah kusir. Kaytlin memandanginya penuh sopan santun seperti melepas seseorang yang bertamu, sementara Lisette mengawasi dengan kebingungan.

"Kau memakai kereta kuda sewaan?!" Lisette yang baru menyadari, tercekat setelah kereta itu pergi.

"Ya, aku ke Carlisle menggunakan kereta api dari Birmingham."

"Sendirian?"

"Tentu saja tidak. Aku ditemani beberapa pelayan," tutur Kaytlin sedikit berdusta.

"Gretchen?"

"Tidak, Gretchen tidak ikut."

"Mengapa mereka tidak masuk lebih dulu untuk makan atau sekadar minum teh?" tanya Lisette. "Mereka pasti lelah menempuh perjalanan jauh."

"Mereka harus mengejar jadwal kereta api untuk kembali ke Blackmere Park." Kaytlin beralasan.

"Sayang sekali," ungkap Lisette prihatin. "Baiklah, yang terpenting kau sudah selamat sampai di sini. Ayo masuk, akan kuantar kau beristirahat."

Kaytlin mengikuti Lissy.

Dan tidak menoleh ke belakang lagi.

***

"Kau terkejut, bukan? Aku pun terkejut saat pertama kali sampai di sini dan mengetahui bahwa ini rumah keluarga Anthony," jelas Lisette saat melihat Kaytlin masih kebingungan tak percaya memasuki manor.

Rumah Anthony jauh dari kata reyot yang selalu Kaytlin dan Lissy pikirkan dulu. Bergaya Regency yang didominasi oleh warna putih, bangunannya berbentuk memanjang dengan langit-langit yang dibuat lebih rendah dibanding manor bangsawan pada umumnya. Gorden serta karpetnya berwarna abu-abu muda hampir di setiap ruangan.

"Bagaimana pendapatmu, Kaytlin?" Georgina ikut bertanya dengan antusias.

"Kau memiliki manor yang sangat indah. Seperti berada di dunia khayalan, tapi ini nyata."

"Aku yang mendekorasinya dengan acuan rumah bonekaku," cetus Georgina bangga.

"Benarkah?" Kaytlin menoleh tercengang.

"Benar. Georgina sangat berbakat dalam mengatur interior ruangan," puji Lisette. "Ini berbeda dari dekorasi manor pada umumnya tetapi ini sangat segar dan unik. Aku pun sangat mengaguminya."

Something About YouWhere stories live. Discover now