12. Mencintai Seutuhnya

836 65 30
                                    

Andallas perlahan-lahan mengerjapkan mata. Ada sesuatu yang hangat yang ia rasakan menggelitik di selangkangannya. Andallas terkesiap, namun secercah senyum menghiasi wajahnya.

Entah sejak kapan Damian melakukan hal itu. Damian sedang menghisap penis Andallas dengan rakus, ia menjilati keseluruhan batang penis Andallas, seolah menyantap hidangan pembuka, mengenyot, melumat, menghisap dan menjilat.

"Ahhh ...." Damian mendesah, "Dallas, maaf aku nggak minta ijin."

Andallas tertawa, ia membelai rambut Damian dengan lembut.

"Kamu suka?" Tanya Andallas.

Damian mengangguk, "aku suka banget."

Damian lanjut mengulum, lidahnya dengan lihai menjilati seluruh batang kontol Andallas, memainkan kepala kontol dan menjilati lubang kecil tempat Dallas sering menyemburkan sperma.

"Ahhh ..." Dallas mendesah, "Dam ... kamu nakal."

"Dallas," ujar Damian melepas kontol Andallas, lalu mengocoknya dengan lembut, "kenapa rasanya enak banget."

"Kamu bisa mainin sepuas yang kamu mau" jawab Andallas.

Damian menghisap kontol Dallas lagi, lalu melepasnya sebentar untuk mengocoknya lagi dan lagi.

"Aku mau ini terus-terusan di mulutku, nggak bisa aku tahan, Dallas."

"Silahkan, dia tumbuh disitu memang khusus untuk kamu" balas Andallas tertawa pelan.

"Maafin aku Dallas, aku terlalu ganjen ya? Apa aku terlalu binal? Aku nggak ngerti, tapi Aku beneran suka" Damian terlihat pusing sendiri memikirkannya.

Entahlah, itu sebuah kecanduan atau bukan. Namun sepertinya Damian memang tidak mampu berbohong jika dia sangat menggilai batang kekasihnya itu.

"Dam, ini semua untuk kamu. Kalau kamu memang suka, kamu bisa nikmati sepuas yang kamu mau."

Damian tersenyum mendengar jawaban Andallas yang menenangkannya. Rasa takutnya berganti dengan kepercayaan diri untuk kembali bermain-main dengan penis Andallas. Damian kembali melumatnya, terlihat memang sangat tergila-gila, bahkan kedua bola kembar yang menggantung di bawah penis ikut Damian seruput.

Andallas membiarkan Damian menghisap penisnya, sesekali ia membelai rambut Damian. Lagipula laki-laki mana yang tidak mau diperlakukan seolah raja, di puji keperkasaan dan kejantanannya. Khususnya laki-laki seperti Andallas. Tentu bangga yang Andallas rasa, itu artinya ia berhasil memberikan nafkah batin yang cukup untuk Damian, bahkan bisa dibilang lebih. Hal itu terbukti dengan Damian yang nagih. Nagih ingin mengulum kontol Andallas lagi dan lagi.

Tangan Andallas beralih ke gundukan pantat Damian, mengelus pantat sekal itu dan sesekali meremasnya.

"Dallas, jangan ewek aku dulu ya. Masih ngilu" ujar Damian memohon.

Andallas mengangguk dalam senyumnya, ia melipat tangan ke belakang kepala, menikmati setiap hisapan demi hisapan yang Damian lakukan, ia hanya pasrah sambil memperhatikan.

"Apa aku salah ya?" Tanya Damian menghentikan aksinya.

"Ssshhh ... lanjutin, kamu nggak salah. Kamu memang pemilik yang sah" jawab Andallas tak ingin Damian berhenti.

Damian kembali meneruskan, jilatan demi jilatan kembali ia luncurkan, tak tertinggal hisapan kembali ia lancarkan, semua gerakan mulut ia kerahkan demi bisa membuat Andallas merasakan lagi yang namanya kenikmatan.

"Gede banget" desis Damian.

Andallas mendengarnya walaupun Damian memujinya pelan. Hal itu membuat tingkat kepercayaan diri Andallas semakin tinggi. Tentu Andallas bangga karena secara tidak langsung Damian mengakui keperkasaannya.

Bukan Karena TubuhmuWhere stories live. Discover now