7. Dekap Semakin Hangat

1.3K 76 76
                                    

Andallas terbangun karena merasakan belaian di wajahnya. Ia tak sadar jika ketiduran tapi mengingat jelas kenikmatan yang ia rasakan semalam.

Mata Andallas masih berusaha mengerjap, tersenyum menatap pemilik tangan yang membelai wajahnya. Tangan itu seolah ingin merasakan setiap struktur wajah Andallas, membelai pipi, menjalar ke bibir hingga ke hidung Andallas yang bangir.

"Emang boleh ya kalo seganteng ini."

Andallas tersenyum mendengar pujian Damian, ia sedikit menggeliat, sangat pelan ia lakukan karena tak ingin kepala Damian pergi dari dadanya yang bidang.

Andallas mendaratkan kecupan tepat di dahi Damian. Andallas melirik jam tangan yang ia kenakan, waktu menunjukkan pukul lima subuh, namun Andallas masih santai sambil mendekap erat tubuh Damian.

Tangan Damian yang membelai wajah, kini beralih membelai dada hingga ke pusar Andallas yang ditumbuhi bulu.

"Aku kayak nggak percaya, tapi ini nyata."

"Apa kamu godain aku pagi-pagi begini?" Ujar Andallas membiarkan jemari Damian bermain-main di pusarnya, "aku masih sanggup untuk sekali rounde lagi."

"Kamu lama, nanti kita telat" tolak Damian.

Tangan Damian kian nakal, terus menelusuri tubuh Andallas hingga ke bulu halus yang tumbuh di pangkal penis. Damian juga tak melewatkan penis yang membuatnya mendesah semalam, ia meneguk ludah, menatap penis Andallas yang menegang indah.

"Ah gila, Aku suka banget sama ini" ucap Damian memberi kocokan pelan.

"Dam, jangan bikin aku nggak bisa nahan nafsu."

Damian tertawa, ia menyudahi aksinya.

"Ayo mandi, aku mau berangkat kerja bareng pacar hari ini" Damian berbisik.

Bukannya bangkit, Andallas malah memejamkan mata lagi, berpura-pura tidur, tak ada niatan ingin bangun.

"Dallas, ayo!"

"Aku mau mandi kalo kamu cium pipiku dulu."

Damian mendaratkan kecupan, tak hanya di pipi namun juga di bibir Andallas.

"Kalo gitu kan aku jadi semangat" ucap Andallas, ia bangkit perlahan, "ayo bareng" ucapnya lagi.

"Nanti yang ada lama lagi" Damian beringsut dari kasur.

"Aku janji, kita cuma mandi."

Damian mengangguk, ikut berdiri bersama Dallas menuju kamar mandi.

Air yang dingin terasa hangat bagi dua sejoli yang baru saja mengungkapkan cinta. Andallas menepati janjinya, mereka memang hanya mandi saja walaupun sesekali Andallas menjahili dengan pelukan, gesekkan dan mendaratkan ciuman-ciuman ringan.

* * *

Andallas tiba di kantor bersama Damian. Mereka hampir terlambat karena berangkat tidak terlalu cepat seperti biasa, terlebih lagi mereka sempat terjebak macet di tengah padatnya lalu lintas ibukota.

Mereka bergegas, Andallas sudah ikut berdiri di barisan morning briefing di bangking hall tapi Damian masih belum terlihat karena ia harus mengganti baju dengan seragamnya terlebih dahulu.

"Tumben kamu datengnya mepet" ujar Bu Juwita. Pimpinan cabang Dallas itu melirik Dallas.

"Maaf Bu, saya agak kesiangan karena alarm saya mati" jawab Andallas berbohong.

"Ya udah, lain kali alarmnya dipastikan lagi. Saya sering cek lho absensi kalian, kamu itu udah saya jadiin contoh ke temen-temen yang lain. Dateng selalu paling awal, cepet tanggap, respon dari nasabah juga bagus, hampir setiap saya kunjungan ke nasabah, kamu itu selalu dipuji. Dibilang ganteng, dibilang keren, pelayanannya bagus. Jadi ... harus semakin meningkat ya, Dallas. Jangan semakin menurun."

Bukan Karena TubuhmuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon