17. Godaan

987 142 3
                                    

Memulai kerjanya sejak pukul satu siang pada hari Minggu ini, Jaehyun yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya mengantarkan nyonya atau sang majikan menuju tempat dimana telah banyak berkumpul wanita paruh baya yang parasnya tetap awet muda. Jaehyun melihatnya sekilas dari balik kaca sebuah restoran ketika membukakan pintu mobil untuk nyonya Tan.

Memiliki waktu yang dirasa cukup panjang, suami dari Taeyong tersebut gunakan selain untuk mengistirahatkan tubuhnya, ia juga nampak bermain dengan ponsel yang kini dalam genggaman tangannya.

"Astaga!" Detak jantungnya seakan berhenti berdekat berapa saat begitu melihat sebuah pesan memperlihatkan padanya tubuh seorang wanita berpakaian seksi. Sebuah pesan dari Gracia, anak semata wayang Tuan dan Nyonya Tan.

Aku salah kirim, Jaehyun. Maaf.

Kalimat yang selanjutnya tertulis dibawah foto tubuh berkulit putih juga seksi dikirimkan oleh Gracia. Menggeleng pelan, Jaehyun tersadar.

"Apa yang kamu pikir, Jaehyun? Niat kamu di sini cuma kerja," cetusnya setelah sadar bahwa otak dan batinnya tidak sejalan.

Terlebih dahulu memberikan balasan atas pesan dari anak majikannya sedangkan sang wanita pemilik nama Gracia menampakkan senyumnya di balik pintu keluar rumahnya tanpa Jaehyun ketahui.

Dalam benaknya, Gracia sudah sangat percaya bahwa apa yang telah dilakukannya akan bisa membuat Jaehyun tergoda dan akan segera menemuinya, melakukan aktivitas yang sudah Gracia bayangkan.

"Kamu terlalu menggoda untuk aku sia-siakan, Jaehyun," lirihnya masih dengan senyum yang begitu lebar.

ㅤ⸙ㅤ

"Kamu yakin nggak mau main, Jaehyun?"

Pertanyaan disertai gerak tangan Gracia yang dengan berani menggerayangi tubuhnya ketika Jaehyun masuk ke dalam kamar wanita yang ia panggil Nona sungguh berhasil membuat kedua mata Jaehyun membola. Ia sungguh tidak menyangka hal ini akan Gracia lakukan dan sialnya menimpa dirinya.

"Kita bisa main sebentar di sini. Aku pasti bisa buat kamu puas."

Menggeleng keras, matanya Jaehyun pejamkan rapat-rapat. Kedua tangan yang berada disamping kanan dan kiri telah mengepal erat berusaha tetap sadar dan tidak tergoda atas apa yang sedang anak dari Tuan dan Nyonya Tan lakukan.

"Maaf, tapi sekarang sudah jam-nya saya untuk pulang, Nona," tolak Jaehyun secara halus pada wanita yang ia panggil Nona siapa lagi jika bukan Gracia.

Sama sekali tidak terselip niat jelek atau buruk dalam benak Jaehyun untuk bekerja di sini selain niatnya mengumpulkan uang guna biaya persalinan anak keduanya yang akan lahir.

"Semenarik apapun perempuan yang aku lihat, nggak akan ada apa-apanya dibanding istri sendiri. Mau Taeyong banyak kurangnya, di mata aku dia tetap yang paling sempurna," cetus Jaehyun cukup panjang.

Apa yang sudah dirinya alami hari ini meski belum sampai pada puncaknya tetap akan ia ceritakan pada Taeyong. Tidak sekarang tapi mungkin nanti jika istrinya itu sudah pulang dari kediaman kedua orang tuanya.

Masih dalam keadaan dirinya yang bisa dibilang setengah sadar dari lamunan, sepeda motor yang dikendarai Jaehyun berbelok masuk ke area pekarangan rumahnya dimana keadaan lampu depan belum dinyalakan.

Mencabut kunci dari kendaraan beroda dua miliknya, Jaehyun segera masuk. Suasana sunyi menyambut.

"Mas pulang." Kalimat yang biasanya Jaehyun ucap ketika ia telah tiba di rumah pun tak lupa diucapkan. Bedanya kini dari ucapannya tersebut tidak mendapat sambutan dari Taeyong ataupun Mark.

Enkelhed [Jaeyong] Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz