12. Akibat Jalan Malam

917 141 3
                                    

Tiga hari tanpa terasa telah dilalui oleh si kecil Mark yang tubuh kecilnya masih mengenakan pakaian rumah sakit berwarna biru langit. Lelah akibat terus merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang aslinya berwarna hitam, Mark meminta untuk duduk.

Ditemani oleh Taeyong, sang Bubu yang hampir tidak pernah beranjak dari tempatnya kecuali ke kamar kecil. Mark kini tengah bersandar nyaman sambil menikmati setiap elusan lembut yang Taeyong berikan pada helai rambutnya.

"Taeyong, dimana Jaehyun?"

Pintu kamar ruang inap dimana tempat Mark dirawat, terbuka tiba-tiba hingga memperhatikan pada keduanya sosok lelaki paruh baya datang dengan membawakan sekantung plastik yang pasti didalamnya berisikan makanan.

"Lagi di ruang dokter, minta ijin supaya bisa bawa Mark pulang." Taeyong memberitahu lelaki yang tidak lain adalah ayahnya—Lee Donghae.

"Kalau emang kondisi Mark belum memungkinkan untuk bisa dibawa pulang. Rawat dan biar di sini dulu, tunggu sampai dia benar-benar pulih sepenuhnya."

Taeyong sebenarnya tidak masalah akan seberapa lamanya sang anak berada di rumah sakit bahkan sampai kondisi anaknya benar-benar sembuh. Jika tidak memikirkan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan guna membayar semua pelayanan rumah sakit yang telah diberikan. Taeyong mau - mau saja.

Andai dirinya dan Jaehyun mempunyai cukup uang begitu mengetahui Mark harus mendapat perawatan juga penanganan medis. Mungkin, uang tabungan yang sudah keduanya simpan tidak akan berkurang untuk membayar biaya administrasi.

"Kita pakai uang tabungan dulu, ya. Demi kesembuhan Mark."

Berada dalam pelukan Jaehyun pada malam hari itu, Taeyong tak mampu lagi membendung semua rasa sedih juga kecemasannya begitu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter yang menyatakan anak mereka terkena infeksi saluran pernapasan.

Sempat mengalami beberapa gejala seperti, batuk, hidung tersumbat, bersin - bersin dan sakit tenggorokan. Awalnya, Taeyong berpikir bahwa Mark hanya terserang flu biasa. Tak sama sekali terpikirkan bahwa Mark ternyata terkena infeksi akibat bakteri yang bersarang pada bagian paru - parunya.

"Nanti Mas ganti uang tabungan yang udah kita pakai. Secepatnya," ucap Jaehyun pada sang istri.

Pikiran Taeyong yang sudah takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa sang anak pun akhirnya mengangguk, setuju. Asal Mark bisa kembali sehat itulah yang paling utama. Tidak peduli ia dan sang suami harus mengeluarkan uang seberapa banyak. 

ㅤ⸙ㅤ

"Gimana, Mas? Apa kata dokter? Anak kita udah dibolehin pulang, 'kan?" Taeyong langsung menyerbu Jaehyun yang baru saja kembali masuk ke ruangan Mark dengan sederet pertanyaan.

"Mark udah boleh kita bawa pulang." Mendengar pernyataan itu membuat Taeyong bernapas lega sekaligus senang. Itu tandanya kondisi sang anak sudah tidak seburuk beberapa hari lalu.

"Biar ayah antar kalian pulang." Donghae yang masih berada di sana seketika langsung berujar begitu mengetahui ekspresi wajah yang terpancar dari menantunya seperti ada banyak sekali hal atau permasalahan dipendamnya sendirian.

Sempat saling beradu pandang, begitu mendapat anggukan kepala pelan dari sang kepala keluarga, Taeyong pun tanpa ragu lagi menjawab secara singkat. "Boleh, yah."

Mobil dengan merk-nya Suzuki Ertiga benda yang pertama kali berhasil dilihat oleh sepasang mata Taeyong dan Jaehyun.

"Ayah sengaja pinjam mobil Kai buat ke sini," kata Donghae menatap bergantian anak bungsunya dan sang menantu.

Enkelhed [Jaeyong] Where stories live. Discover now