9. Jemput Pulang

1K 168 11
                                    

Taeyong merasakan kondisi tubuhnya sangat tidak nyaman. Terbukti semenjak ia tiba di kediaman sang majikan, rasa mual yang sedari tadi berusaha ia tahan semakin menjadi.

Tak hanya satu kali tapi berkali-kali, Taeyong nampak berjongkok atau segera melarikan diri ke dalam kamar mandi ketika merasakan mual tak tertahan tapi sialnya tidak mengeluarkan apapun saat Taeyong memuntahkannya.

"Bersihin air kolamnya yang udah bekas kaki anak kecil ini."

Dengan Mark yang menyembunyikan tubuh kecilnya di belakang kaki Taeyong, si kecil melihat dengan jelas amarah seorang wanita muda yang kini sedang memarahi sang Bubu diakibatkan karena ulahnya.

"Kalau masih mau kerja di sini lain kali, nggak usah bawa anak. Bersihin cepat!" tegas wanita pemilik panggilan Gracia yang semua pekerja di rumah itu tahu bahwa ia adalah anak semata wayang dari sang pemilik rumah.

Bunyi sepatu berhak tinggi yang wanita itu kenakan berbunyi cukup keras ketika bersentuhan dengan lantai hendak meninggalkan Taeyong dan Mark yang masih terdiam di tempatnya.

"Bubu," lirih Mark memanggil.

Tatapan penuh rasa bersalahnya Mark layangkan pada Taeyong yang hingga kini masih belum menyelesaikan pekerjaannya membersihkan air kolam.

"Adek tunggu dibelakang, ya? Main sama Mbak Yun. Jangan di sini." Sudah banyak kali Taeyong berujar kalimat demikian tetapi tidak kunjung mendapat anggukan patuh dari Mark seperti biasanya.

"Sowwy." Mark merasa bersalah sekali. Jika saja ia tidak rewel dan meminta kepada Taeyong untuk memberikannya ijin bermain air di kolam pasti kejadiannya tidak seperti ini. Mark sangat sedih, ia sangat merasa bersalah sekarang.

"Nggak apa-apa," ujar Taeyong nadanya terdengar lembut sekali sembari sebelah tangan tergerak mengelus rambut hitam sang anak. "Kalau adek mau berenang nanti Bubu bilang sama Ayah."

Dalam diamnya sambil terus memeluk kaki jenjang Taeyong, Mark mengangguk patuh.

ㅤ⸙ㅤ

"Saya berterima kasih karena Tuan dan Nyonya Tan sudah memperbolehkan istri saya untuk bekerja di sini dan maaf sekali untuk kesalahan yang diperbuat oleh anak saya. Kami ijin pamit, Tuan," tutur Jaehyun yang datang menjemput istri juga anaknya setelah mendapat kabar dari Nyonya Tan bahwa Taeyong kerap ia dapati mual selama bekerja.

"Jika memang keputusan itu yang terbaik untuk Taeyong, saya dan istri sangat memaklumi." Sang tuan rumah berujar.

Seharusnya sejak awal atau sejak pagi tadi sebelum keduanya berangkat menuju tempat kerja masing-masing, Taeyong menuruti perintah Jaehyun yang sudah melarang untuk berangkat bekerja kalau tahu akhirnya akan seperti ini.

Dengan Mark yang berada digendongan sang kepala keluarga, mereka pergi meninggalkan rumah Tuan dan Nyonya Tan yang mulai detik ini telah resmi menjadi mantan majikan seorang Lee Taeyong.

"Masih mual?" tanya Jaehyun yang dibalas oleh Taeyong dengan anggukan kepala.

"Mark duduk di depan sini biar Bubu aja yang dibelakang. Mau?" tawar Jaehyun kemudian pada Mark.

"Mau," jawab Mark dengan senang. Sudah lama sekali ia tidak duduk di jok depan tepatnya dibelakang tubuh sang ayah. Tentu tawaran dari Jaehyun tidak mendapat penolakan dari Mark.

Udara yang cukup dingin ditambah awan yang sudah tidak berwarna cerah menandakan hujan akan turun sebentar lagi. Selama dalam perjalanan menuju rumah pun tidak pernah sepi karena Mark terus mengoceh.

Enkelhed [Jaeyong] Where stories live. Discover now