Bab 1 -- Pasta gigi anak anjing

105 7 0
                                    

   Kini sudah pukul 9 lewat 15 menit, dan tak pernah terlintas di benakku bahwa menata rambutku akan sesulit ini. Ia terus saja kembali ke posisi awalnya! Rambutku, yang disebut-sebut Carlos mirip naga (betapa anehnya karena rambutku memang seperti ini sejak kecil!) benar-benar tidak bisa ditata dengan rapi!

   Aku menyerah, yang penting rambutku tidak kusut. Aku mengenakan rompi khas PAW Patrol-ku dan menyemprotkan sedikit parfum. Aku melangkah ke luar dan memanggil para anak anjing. Dan aku sontak tertawa melihat Marshall dengan penutup kepalanya yang bermotif bebek karet berwarna kuning cerah. (Padahal kan Marshall tak punya rambut, hanya bulu tipis khas dalmatian.)

   Sepanjang jalan ke toko Katie, aku terus saja memikirkannya. Dan semakin aku melamun memikirkan Katie, semakin Chase dan para anak anjing terus menggodaku. Mereka terus membicarakan tentang aku dan Katie sejak tadi pagi! Tentu saja Chase yang memulainya.

   Ternyata para anak anjing bisa hobi menggosip juga ya.

   Tak lama lagi, kami akan sampai. Jantungku berdebar, langkah kakiku terhenti. Aku terdiam mematung.

   "Ryder? Ayo jalan, kami tidak akan masuk tanpa kau," Rocky menarik-narik celanaku, para anak anjing berhenti melangkah juga.

   Aku menelan ludah. You got this, Ryder. Akhirnya aku bisa sedikit percaya diri, para anak anjing menyemangatiku. Thanks, pups!

   Pintu kaca terbuka otomatis, dan kami masuk untuk melihat Katie yang sedang menyiapkan bak-bak kecil. Dan juga... Harold? Harold Humdinger, keponakan dari walikota Foggy Bottom, walikota Humdinger? Apa yang sedang dia lakukan disini?

   Dan mengapa dia tertawa bersama Katie? 

   "Dude, apa yang dia lakukan disini?" Zuma berbisik ke Marshall, yang dijawab dengan tatapan cemas oleh si dalmatian.

   "Halo, Katie! Dan hai... Harold." Tatapan ceria Rubble beralih ke tatapan curiga saat dia melihat ke arah Harold. Namun ia segera menuju bak mandinya, diikuti oleh anak anjing yang lain -- kecuali Rocky.

   "Hi, PAW Patrol. Lama tak jumpa." Jawab Harold sembari menyeringai ke arahku. Aku berusaha menjaga wajahku tetap tenang dan berjalan menghiraukan Harold. Aku mencoba meyakinkan Rocky untuk mandi sebentar saja, sementara Chase mulai bersin-bersin.

   "A-achoo! achoo!" Chase mengelus hidungnya yang gatal. "Pasti anak kucing."

   "Ah, itu pasti karena anak-anak kucing walikota Humdinger. Mereka juga sedang mandi, akan ku jauhkan bak mereka dari mu, Chase." Katie memberitahu, dan ia mulai mendorong bak-bak milik para anak kucing menjauh dari Chase. Well, itu menjelaskan mengapa Harold disini.

   "Paman walikota memintaku mengurus kucing-kucingnya selama ia dipenjara," ucap Harold, lalu beranjak dari tempat duduknya. "Biar aku bantu, Katie."

   "Tidak usah, Harold." Katie bersikap ramah, salah satu hal yang ku suka darinya. Aku bangkit dari kursi dan ikut membantu.

   "Aku jadi merepotkan kalian, terima kasih ya, Ryder dan Harold." Katie tersenyum kepada kami. Sementara para anak anjing dan anak kucing menikmati mandi mereka, kami mengobrol. Ternyata Harold bisa diajak bicara santai juga, ya, terlepas dari kekacauan-kekacauan yang ia dan pamannya lakukan di masa lalu. Meskipun aku belum mendengar satu kata 'maaf' keluar dari mulutnya. Namun sepertinya ia berubah, bisa dibilang ia sedikit terpukul karena paman satu-satunya itu masuk penjara. Yang membuat ia menjadi lebih pendiam dan tenang dari sebelumnya.

   "Jadi..," Katie mulai mengeringkan salah satu anak kucing dengan blowdryer. "Apakah kalian ada rencana untuk akhir pekan ini? aku sangat ingin berlibur, dan aku pikir akan menyenangkan bila kita berpergian bersama. Bagaimana? ada ide?"

   Aku melirik Harold, yang sedang berpikir. Ia mengangkat pundaknya, lalu menengok ke arahku. "Ryder?"

   "Entahlah," aku menunduk, mencoba berpikir. Aku tidak mau mau mengecewakan Katie. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, itu dia!

   "Sebenarnya, aku dan para anak anjing di undang oleh Sang Putri untuk menghadiri Festival Musim Semi kerajaan di Barkingburg akhir pekan ini," aku mengecek jadwal di kalender puppad. "Jika kalian mau, aku akan mengabari Earl untuk menyediakan kamar. Acaranya dua hari, kita akan berangkat hari Jumat siang karena kami akan membantu menyiapkan festival nya." Jelasku sambil mencari kontak Earl istana Barkingburg, kalau saja Katie tidak menghentikanku.

   "Tak perlu, Ryder. Kami akan mencari hotel. Aku akan mengajak Ace dan Danny juga, jika kau tak keberatan," ucap Katie. Namun aku menggeleng. Tak mungkin aku membiarkan Katie bersama Danny, bisa-bisa Danny mengajak mereka loncat dari atas gedung hotel. Hanya demi channel-nya itu.

   "Lebih banyak, tentu lebih baik. Kita akan menginap di istana dan itu sudah pasti, aku juga akan mengajak Carlos. Sang Putri tentu tak akan keberatan," dan meskipun Katie terus menolak, aku tetap menekan nomor Earl. Setelah beberapa dering, wajahnya muncul di layar.

   "Selamat pagi di Adventure Bay, Ryder," sapa Earl.

   "Dan selamat sore di Barkingburg, Earl dan Yang Mulia," jawabku. Perbedaan waktu, tentu saja.

   "Ada perlu apa, Ryder?"

   "Aku akan membawa beberapa teman untuk ikut akhir pekan ini, dan jika Yang Mulia tak keberatan, aku ingin agar mereka tinggal di istana seperti kami," aku meminta dengan sopan. Earl mengangguk tanda mengerti.

   "Berapa orang, Ryder?"

   "Lima, Earl. Enam denganku," 

   "Kami akan menyiapkan enam kamar untuk kalian. Ada lagi yang diperlukan, Ryder?"

  "Tidak, Earl, dan terima kasih atas kemurahan hatimu," jawabku, aku bisa melihat Sang Putri di ujung layar. "Dan juga kepada Yang Mulia."

   Sang Putri langsung menghilang setelah mendengar gelarnya disebut, Earl menghela napas.

   "Entah ada apa dengan Sang Putri akhir-akhir ini, Ryder. Dia selalu bertanya-tanya kapan kau datang, dan mendengus saat ku beritahu 'masih lama'," ucap Earl dengan wajah bingung, aku bisa mendengar dengusan.

   "Wah, itu aneh." gumam Harold, dia melirikku, lalu kembali ke ponselnya.

   "Kami akan datang saat sudah waktunya, Earl. Aku permisi, terimakasih Earl." ucapku, melambaikan tangan sebelum mengakhiri panggilan. Katie masih belum selesai mengeringkan para anak kucing. Jadi, aku iseng melihat-lihat kalender di puppad-ku. Saat aku melihat, bahwa aku akan berulang tahun 2 bulan lagi! Ulang tahunku yang kedua puluh!

   "Ada apa, Ryder?" Harold melirikku saat aku tersenyum ke arah puppad-ku. "Tersanjung karena Sang Putri menunggumu datang, hm?" tatapannya mengejekku, Katie melirikku.

   "Apa maksudmu, Harold?" aku balik bertanya. Harold terus menatapku, sembari menyeringai.

   "Bukan apa-apa." Dia kembali menghadap ponselnya sementara aku kebingungan. Apa-apaan dia? tersanjung? apa yang dia pikirkan?

   "Kami sudah selesai, waktunya menggosok gigi!" ucap Marshall yang masih berada dalam bak mandi busanya. Aku beranjak untuk mengambil pasta gigi anak anjing yang tergeletak di atas meja, saat Katie meraihnya juga dan...

   Tanganku berada tepat di atas tangannya. Oh Tuhan! Tangannya mungil dan halus, aku bisa menggenggamnya sepanjang hari. Aku mengangkat wajahku. Sial! mata kami bertemu, dan mata biru berlian itu cantik sekali. Siapa yang akan memberitahunya?

   "Biar.. aku saja," aku perlahan-lahan mengangkat tanganku dan Katie mengambil pasta giginya. Aku masih mematung, mata indah Katie dan betapa halus tangannya masih terasa. Aku memandang telapak tanganku. Dan bayangan Katie di kepalaku menghilang karena sebuah suara.

   "Aku melihat apa yang sedang terjadi," Harold menatapku, suaranya setenang lautan. "Ayo, anak kucing." Dia melenggang keluar bersama anak-anak kucingnya. Katie meneriakkan "selamat tinggal!"

   Sedangkan aku? Aku masih membisu. Wajahku panas dan pasti memerah. Para anak anjing heboh, dan Katie mencoba untuk menenangkan mereka. Kasihan Cali, pasti tidurnya terganggu.

















Open Arms [Ryder x Katie]Kde žijí příběhy. Začni objevovat