BAB 37 TENGGELAM

1.5K 182 5
                                    








Satu hari telah berlalu, namun berita pertunanganku dengan sang putri kerajaan semakin ramai. Sepertinya ini menjadi trending saat ini. Mereka mulai berspekulasi jika Duke Floyd sekarang berpihak ke pada keluarga kerajaan. Padahal selama ini mereka selalu bersikap netral. Lalu ada juga yang berspekulasi dengan pertunangan ini Floyd memilih kandidat Raja masa depan yaitu pangeran ke 3 Edward. Karena Anastasia adalah adik kandung dari Edward. Bahkan ada yang berfikir jika Anastasia sengaja dijodohkan dengan Cyril untuk membuat keluarga Duke Floyd tunduk pada kerajaan karena takut ekspansi dimasa depan yang mana banyak yang berkomentar jika keluarga Duke Floyd bisa mengambil alih roda pemerintahan kerajaan.

Tapi yang paling hangat di dunia sosialita adalah tentang Aria Herlans. Bagaimana mungkin Cyril yang selama ini mengejar Aria memilih tuan putri yang buta? Apakah Aria memiliki suatu kesalahan (?) .

Orang orang yang benci terhadap Aria semakin menyebarkan rumor jika Aria Herlans memiliki penyakit mandul ataupun penyakit kelamin mematikan sehingga Cyril meninggalkannya.

Aria benar benar marah karena rumor yang beredar. Namun, banyak juga yang membela Aria. Jika mereka bersyukur jika Aria tidak bersama dengan Cyril si sampah kerajaan ini.

Walau begitu, tak banyak para keluarga bangsawan yang tadinya menginginkan Aria untuk menjadi menantu nya mulai memikirkan ulang tentang hal ini karena ulah Cyril yang meninggalkan Aria. Bahkan seorang sampah pun meninggalkan Lili putih kerajaan yang terkenal paling cantik dan anggun dan memilih seorang putri yang buta(?).

Sedangkan bagi ku sendiri ini tidak bermasalah karena aku sudah bertekad untuk menjauhi Aria. Hari ini aku masih berada di istana. Sedangkan Duke Floyd dan kedua kakak ku sudah pulang ke mansion kami di daratan Noran.

Sesosok wanita berwibawa datang dengan para pelayannya. Ada banyak begitu Dayang dan pengawal yang mengirinya. Kipas bulu berhias bulu merak menghiasi kipas yang selalu dibawa oleh wanita tersebut. Dengan sanggul simpel dan mahkota kecil diatas kepalanya membuatnya terlihat sangat elegan namun tegas karena mata nya yang berwarna amber. Ya sosok yang tengah menuju ke arahku saat ini adalah Ratu dari kerajaan ini.

"Ngapain lagi ini ibu ibu datengin aku lagi". Batinku dalam hati. Aku sebenarnya ingin pulang bersama keluargaku kemarin namun ditahan oleh ratu dengan alasan berkenalan dengan Anastasia yang akan menjadi tunangan ku. Aku tak dapat mengelak kali ini.

"Tap tap tap" bunyi sepatu hak tinggi dengan renda ukir seperti porselen mengkilap menghias kaki nya. Tak lama kipas yang terlipat itu menunjuk ke arahku dan mengkode untuk segera mendekatinya.

"Gila, manggil aku udah kek gak ada beban, ini kalo sampe ketahuan publik apa kata mereka jika ratu gak punya etika?"
Aku masih bingung dengan sikap ratu yang terlalu santai saat bersama ku. Bahkan anaknya sendiri sampai menata mataiku.

"Selamat siang yang mulia ratu" ucapku memberi salam sambil membungkuk dengan tangan kanan di dada sebelah kiri.

Ku pikir ia akan menjawab salamku selayaknya bangsawan pada umumnya namun yang terjadi adalah...

"Aduuuhh !" Ucapku refleks memegang kepalaku yang dipukul menggunakan kipas bulu miliknya. Ini membuat aku yang tadinya ingin berbicara formal ala bangsawan malah misuh pada akhirnya.

"Astaga kenapa sih itu bulu merak suka banget di kepalaku" ucapku kesal.

Para dayang, pelayan, bahkan para pengawal melirik ke arahku yang berbicara tidak sopan pada ratu.

"Apa ?" Tanyaku sambil menatap mata mereka kembali.

Lagi lagi kipas bulu itu mendarat ke tubuhku, namun kali ini lengan atas sebelah kanan ku yang menjadi sasarannya.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Onde as histórias ganham vida. Descobre agora