pertemanan

6.4K 505 45
                                    

Hari ini aku bangun lebih pagi karena banyak tugas yang menghantamku kemarin, waktu menunjukan pukul 05:00 dan aku pun segera berpakaian untuk pergi ke sekolah.

Ketika aku hendak sarapan, lagi-lagi ada berita yang menarik dan membuat heboh.

*Rumah sakit besar di California yang pernah menyimpan pasien aneh beberapa hari kemarin disegel. Dan pihak kepolisian California berjaga jaga sepanjang hari di setiap bagian rumah sakit.

"Untuk apa mereka berjaga jaga?" tanyaku dalam hati.

Sebelum berita selesai... Aku langsung mematikan tv dan mencari kunci motorku. Tepat di depan kulkas, aku melihat secarik kertas yang bertuliskan.

*Nak ayah akan bekerja lembur hari ini, semua makanan sudah disediakan di kulkas.

Tumben ayah berangkat sepagi ini fikirku. Apa kalian bertanya tanya pekerjaan ayahku? Ya, dia adalah peneliti terkenal hampir di setiap negara. Tapi apa boleh buat, aku langsung menuju ke sekolahku dan aku punya banyak pertanyaan untuk Reno.

Sesampainya di sekolah aku terkejut, ternyata Reno tidak masuk.

"Ada apa dengan dia" fikirku dalam hati

***

Sepulang sekolah aku langsung menuju rumah Reno. Legaa sekali melihat dia ada dirumah.

"Lo kenapa ga masuk Ren?"

"Berita tadi pagi" jawab Reno dengan ekspresi sedih.

"Rumah sakit itu disegel?" jawabku.

"Ya dan media pers berdatangan kemari untuk nyari ayah gue, gue jadi resah"

"Emangnya, ayah lo kemana?"

"Dia pergi meneliti kemarin dan pulang besok, terpaksa gue harus jawab pertanyaan mereka semua"

"Haha selaw sih. Daripada pikiran kusut mending kita main.. Tadi Ade ngajak gue pas disekolah, ikut yok"

diapun mengangguk setuju.

Kami pergi ke mall dan bermain game seharian, dan tanpa sengaja aku bertemu Sindy dengan cara yang tidak diduga-duga... Kalian benar! bertabrakan.

Hebat, tinggal berlagak seperti drama korea dan dia mencintaiku. Haha mimpi jomblo ketinggian, aku segera membantunya bangun dan meminta maaf.

Oke kali ini pipiku merah seperti di make up. Karena melihatnya tersenyum imut dengan bibir kecil yang lucu, aku serasa ingin terbang melihatnya. Dia terlalu manis, sampai aku ingin mencubit ob yang sedang membersihkan lantai*ngaco.

Aku mengobrol lama denganya, ya karna ini belum tentu datang 2 kali.

Aku tidak sadar saat asyik mengobrol denganya ternyata sahabatku mencariku, dan saat mereka menemukanku kejailanya pun muncul dengan cara mangagetkan ku dari belakang.

*doorrrrr

Aku pun berbalik dan yes mereka semua tertawa.

Tak lama kemudian Sindy pun pamit untuk pulang, aku bodoh berfikir kalau dia sendirian, karena kenyataanya dia bersama kedua orang tuanya.

Tidak lupa dia mengucapkan sampai jumpa dengan muka manisnya yang membuatku makin cinta, tapi berdua denganya saja sudah bisa membuat hatiku joget.

Selang beberapa menit kamipun memutuskan untuk pulang... Dalam perjalanan pulang, 3 orang preman menghalau kami. Dengan wajah sok berani aku maju dan hendak melantunkan gombalan maut.

"Hei kalian preman amis, mau apa?" ucapku dengan lagak orang hebat.

"Eh bocah, serahin duit lo. Buru" sambil memamerkan benda tajam dari kantongnya.

Seketika nyaliku ciut, aku meminta maaf dan berniat memberikan uangku. Saat aku hendak mengeluarkan uang, Reno berlari dari belakang dan mengeluarkan jurus beladirinya kepada preman-preman itu sampai terkapar.

"Lari!" ucap Reno.

Kami berlari secepat mungkin terkecuali Abang yang badanya agak gemuk dan membuat larinya terhambat.

Kami sedikit bingung dengan apa yg dilakukan Reno tadi. Dan sepertinya kami sudah jauh dari preman-preman itu.

"Hebat!" puji ku.

"Hehe biasa aja, itu premanya aja lemot" jawab Reno merendah.

"Ajarin bisa kali" goda Abang.

Sebenarnya aku bingung, butuh berapa hari berapa malam untuk mengajarkan abang beladiri dengan tubuh se ideal itu haha.

"Kapan-kapan gue ajarin bang" sahut Reno.

"Okedeh klo gitu cabut yuk!" tukasku karena hari mulai sore.

Sebelum berpisah kami saling berpamitan.

"Makasih jalan-jalanya ya kawan. Kalian emang yang terbaik" Reno mengucap dengan wajah ceria.

"sama-sama Ren, sebagai sahabat emang harus saling menghibur" sahutku.

"Samasama bro. Thankyu buat tadiya" ucap Ade.

"Gataudahtuh kalo gaada lo, jadi sambel kita" lanjut abang.

Kamipun tertawa bersamaan, dan pulang dengan selamat. Ahhh legaaa, aku langsung membaringkan tubuhku di sofa. Aku melihat ayahku sudah ada di kamar dan memegang sebuah boks. Aku pun menghampirinya dan bertanya.

"Apa itu yah?"

"Berkas-berkas penting"

"Lalu, kenapa wajah ayah sedih?" tanyaku bingung.

"Tidak apa apa nak" jawabnya sambil memunculkan senyum.

"Feb, apapun yang terjadi. Kamu harus selalu ingat yang pernah ayah ajarkan" ketus ayah.

"Memangnya ada apa yah?"

"Tidak ada feb, tapi kamu jangan melupakanya karna semua itu penting oke!"

"Baiklah yahh"

Aku mengerti apa yang ayah maksud, dia mengingatkan tentang semua yang dia sudah ajarkan dari kecil. Yaitu beladiri, aku merasa ngantuk dan beranjak pergi kekamar tidur kemudian melompat ke kasur.

Aku melihatnya berjalan ke arahku! Kerumunan zombie itu....

****************************** Makasih banyak udah luangin waktunya buat bacaa. Jangan lupa coment yahh ;)

Survive In Indonesia (END)Where stories live. Discover now