Buah dada manis?!

63.9K 167 1
                                    

Kepala Dirga semakin berat hingga akhirnya ia jatuh ambruk menindihi tubuh mungil Zera dari belakang beberapa saat lalu ketika masih ingin terus bermain. "Kak? Kakak kenapa?" Zera kini membalikkan tubuhnya hingga telentang. Menatap ke arah samping lelaki itu.

"Gue pusing Zer! Mau tidur dulu,," kata Dirga pelan sesaat. Hingga tangannya tak sengaja memegangi sebelah dada Zera dengan mata terpejam. Cowok itu tak menyadarinya. Ia pikir dirinya mulai sedang bermimpi sekarang. "Empuk gue suka!!" gumam Dirga seakan mulai meremasnya.

Zera terdiam sesaat. Lama-kelamaan dia mulai merasa aneh dengan sentuhan tak biasa Dirga pada bagian dadanya yang tidak menggunakan bra. Bahkan Zera sempat terkejut saat mendengar Dirga juga menyukainya. "Ahh kak..." desahnya tertahan dengan wajah bersemu merah sedikit bingung.

Dirga hanya tersenyum tipis. Ia merasa senang jika sesuatu ditangannya itu terasa begitu kenyal dan menggemaskan. Dirga tak bisa untuk melihatnya sekarang terlalu berat baginya untuk bangun meski ia membayangkan itu adalah sebuah bola yang menarik kesukaannya sejak dia masih kecil sampai sekarang pikirnya saat ini adalah bola basket.
Ia semakin terus meraba hingga tangannya lebih mudah benar-benar masuk ke dalam tanktop pink menyentuh dada telanjang Zera diam-diam. "Gue mimpi indah kayaknya, selamat malam...." racau lelaki itu sedikit ambigu sembari terkekeh.

Zera menatap wajah Dirga yang terlihat sungguh kelelahan. Meski bau alcohol menyeruak disekitar tubuh lelaki itu yang masih memakai seragamnya. Ia tak mau sampai membangunkan Dirga kembali, jadi Zera hanya bisa bergeming ditempatnya sambil mengigit bibirnya sendiri menahan sensasi saat tangan Dirga memilin putingnya yang mulai mengeras dingin dibalik sentuhan telapak hangat Dirga.

Ketika dirasanya jauh Dirga menarik tubuh Zera lebih mendekat sebagai guling yang ingi dia peluk. Tangannya juga masih tak bisa berhenti terus memainkannya kedua buah dada gadis itu begitu tertampang nyata andai saja Dirga membuka matanya dia pasti akan melotot terkejut sendiri dengan tingkah manjanya. Zera sedikit merem sesaat. Ia menyukai telapak tangan besar Dirga yang masih meremasnya dengan kuat begitu semakin menghangatkan dirinya.

Mata Dirga terbuka sedikit. Ia menatap wajah cantik Zera dari dekat sesaat. Meski wajahnya terlihat cukup bingung.  Lalu cowok itu kemudian mencium bibirnya dengan penuh lembut. Sampai Zera ikut terlena akan ciuman dalam dari lelaki itu. Ia pun membalasnya sebentar. Zera kini mulai memeluk leher Dirga dengan eratnya.

Baru kali ini Zera merasakan kehangatan dari sang kakak yang menyentuh dirinya. Biasanya Dirga tak pernah mau Zera mendekatinya. Apa karena lelaki itu mabuk dan mulai hilang kesadaran? Zera tak mau memikirkannya. Ia akan tetap membiarkan Dirga sesuka hati bermain dengan sesuatu dibalik pakaian tipis milik Zera.

"Akhirnya malam ini kakak mau tidur sama Zera. Makasih kak udah nemenin aku lagi kayak waktu kecil dulu,," ujar Zera tersenyum senang. Ia mengelus wajah tampan Dirga sebentar sambil mengusap anak rambut laki-laki itu.

****

"Shit jadi benaran gue ketiduran di kamar Zera?" gumam Dirga seakan baru menyadarinya ketika ia sudah melihat sekeliling kamar gadis itu lebih berbeda dari kamarnya. Kemudian Dirga bangkit segera keluar sebelum Vanca akan menemukannya di sini sambil berdecak kasar.

"Kenapa gak bangunin gue?" tanya Dirga seolah marah padanya ia sudah mengganti seragamnya yang lain.

"Aku udah coba. Tapi Kakak kayak lagi mati suri deh jadi aku biarin aja entar juga hidup lagi,," kekeh Zera berbalik sebentar saat Dirga menghampirinya di dapur.

"Mana ayah sama ibu?" Dirga mengalihkan pandangannya sebentar menyadari cuma mereka berdua yang ada dirumah besar ini.

"Enggak tau tuh! Kan aku gak pernah dekat sama ayah! Kalau ibu mungkin juga selalu sibuk sama ayah." pikir Zera. Hanya gadis itu yang hampir tiap hari menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Meski kadang Dirga jarang memakannya.

Gairah CanduUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum