part 22

2.1K 239 8
                                    

"kau ingat? Kau harus adil."

Jake bingung dengan ucapan Jay saat ini, belum sempat mencerna ucapan Jay, Jay tiba-tiba mendorong tubuh Jake pada dinding dan membuat punggung Jake menyentuh dinding tersebut cukup kencang.

Jay mengukung makhluk manis di depannya itu dengan tatapan yg sulit di artikan, Jake menatap Jay takut sambil berusaha menciptakan jarak, Jay sengaja mengikis jarak antara mereka berdua.

"Jay- mmphh" belum sempat berbicara Jay lebih dulu membekap mulut Jake menggunakan bibir Nya. Jay memeluk pinggang Jake dengan tangannya dan menggunakan satu tangan nya lagi untuk menarik tekuk jake agar bisa memperdalam ciuman nya.

Jake menyimpan kedua tangannya pada dada Jay dan berusaha menjauhkan makhluk tersebut yg mencium nya dengan brutal, tapi nihil tenaga nya tidak sebanding dengan Jay.

Alhasil jake memilih pasrah dan membiarkan Jay melumat bibir nya, terbawa suasana dengan ciuman tersebut. Jake akhirnya mengalungkan tangannya pada leher Jay dan sesekali membalas ciuman yg Jay berikan pada nya dan itu membuat Jay mengulas senyum di sela-sela ciumannya.

Jay melepaskan ciuman nya saat si cantik memberi kode jika dia kekurangan oksigen karena ciuman Jay yg terkesan brutal dan penuh nafsu itu.

"Aku harus menuntaskan sesuatu, terimakasih pretty." Ujar Jay sambil mengecup pipi Jake sebelum pergi dengan terburu-buru menuju, toilet?

Kenapa? Kenapa mereka langsung pergi ke toilet setelah melakukan itu padanya? Apa yang membuat mereka pergi ke toilet tepat setelah melecehkan Jake dengan izin.

Mereka salah, karena sudah melecehkan bocah polos yg kelewat polos.

Disisi lain, keenam vampir tampan itu berhasil mengubah Jake seperti Jake yg mereka inginkan. Bahkan jake sebagai ketua kelas yg tegas dan mandiri, sudah asing sekarang kan?

Dan sekarang hanya ada Shim Jaeyun yg bersikap manis, manja,  menggemaskan, dan sedikit feminim, dan juga bergantung kepada mereka (Enam vampir tampan)

"Aku merindukan mu sebagai ketua kelas yg tegas dan juga baik hati, Jake." Ujar Minjeong bersama Yeji di samping nya, Jake yg tengah berjalan sendirian di lorong merasa tertampar dengan ucapan teman sekelasnya yg benar-benar dekat dengan nya pada saat itu, pada saat keenam vampir itu belum ada.

Jake sadar, jika dia memang sudah banyak berubah dari sebelumnya. Jake sudah jarang berbaur dengan teman sekelasnya yg dulu, Jake sudah jarang menebar senyuman, dan Jake sudah jarang mengomeli mereka bahkan tidak pernah lagi, seakan murid kelas 12-b adalah orang asing bagi nya, padahal mereka sedekat itu dulu.

Jujur, murid kelas 12-B merindukan Jake, mereka sangat-sangat merindukan ketua kelas nya yg tiba-tiba saja pindah kelas dan berubah.

"Kenapa kau pindah kelas begitu saja? Apa karena muak pada kami?" Tanya Yeji menatap Jake memelas, tangan mereka berdua terulur untuk meraih tangan Jake.

"Jake kumohon, kembali pada kami dan menjadi ketua kelas kami lagi. Kami benar-benar merindukan mu, tanpa mu di kelas terasa benar-benar kosong." Minjeong mengangguk menyetujui ucapan Yeji.

"Aku tidak bisa, maaf." Ujar Jake sambil menarik tangan nya, Minjeong dan Yeji menatap Jake bingung.

"Kenapa? Apa karena kita?.
Jake, kami berjanji akan mendengarkan nasehat mu dan larangan mu, tapi kumohon jangan menjaga jarak dengan kami seperti ini." Ujar Minjeong.

"Aku tidak sengaja menjaga jarak dengan kalian, aku hanya sibuk untuk persiapan ujian saja." Balas jake sambil tersenyum hangat pada kedua teman nya.

"Kau terlihat jelas menjaga jarak dengan kami, dan terlihat lebih sering dengan enam siswa baru itu." Ujar Minjeong yg di angguki Yeji.

"Kami benar-benar merindukan mu sebagai ketua kelas, kembali ya?" Pinta Yeji, Jake menggeleng sambil tersenyum lembut.

"Aku pergi." Pamit Jake, Minjeong dan Yeji menatap kepergian Jake dengan raut wajah sedih, mereka tidak tahu Jake memilih pergi pindah kelas karena tingkah nakal teman sekelasnya.

"Apa kita benar-benar membuat nya semuak itu? Hingga dia tidak ada niatan kembali ke kelas kita setelah beberapa minggu pindah?"

"Aku tidak tahu, kupikir dia hanya bermain-main saat pindah kelas. tapi ternyata, sudah beberapa minggu terlewat aku menunggu nya kembali sebagai ketua kelas, ternyata dia betah dengan kelas baru nya."

"Sial, jika seperti ini.
Aku seharusnya menurut pada nya, sulit mendapatkan ketua kelas seperti dia tahu." Ucap Minjeong frustasi dan Yeji hanya mengangguk setuju.

Jake memandang wajahnya di pantulan cermin toilet sekolah, dia tidak berekspektasi jika teman sekelasnya ingin dia kembali ke kelas itu. Bahkan bukan hanya Yeji dan Minjeong saja, tapi Hyunsuk, Jimin, Jisu dan juga Yuna serta yg lainnya pun mengharapkan dia kembali sebagai ketua kelas.

Tapi dia tidak bisa, di kelas itu terdapat makhluk yg sangat dia benci. Makhluk yg sudah merebut harta nya secara paksa,yaitu nenek dan kedua orangtuanya.

Mereka mungkin bukan yg melakukan nya, tapi mereka sebangsa dengan makhluk yg membunuh kesayangan Jake, dan itu yg membuat Jake tidak pernah berpikir untuk kembali ke kelas itu, entah serindu apapun dia dengan suasana Kelas 12-B.

"Kau benar-benar membenci kami?" Jake melirik ke samping dan melihat Ryujin di sampingnya, dia sedikit menjauh lantaran mengingat betapa menyeramkan nya Ryujin pada saat itu, saat berubah menjadi serigala besar.

"Melihat tingkah mu sekarang membuatku semakin yakin jika kau memang takut dan membenci kami." Jake memandang Ryujin takut dan sorot kebencian tertera di mata indah itu, Ryujin tidak pernah melihat tatapan itu sebelum nya. Sebelum Jake tahu siapa dia sebenarnya.

"Aku mungkin werewolf, tapi aku bukan werewolf yg membunuh harta berharga mu, Jake." Jujur, Ryujin sedih dengan perubahan Jake sekarang. Dia benar-benar merindukan Jake yg dulu.

"Aku tahu." Dingin Jake.

"Jika tahu kenapa menjauhi ku dan juga ningning yg jelas-jelas sudah sangat dekat dengan mu?"

"Karena kalian sama-sama werewolf."

"Berarti kau sama dengan kriminal di penjara, karena sama-sama manusia biasa." Ujar Ryujin, Jake terdiam tapi tidak menutup fakta jika yg dikatakan Ryujin memang benar.

"Kau tidak pantas membenci ku hanya karena aku werewolf, dan sudah jelas werewolf lain yg sudah membunuh nenek dan orang tuamu bukan aku."

"Lalu kenapa kau ikut datang ke pendiaman vampir untuk membawaku secara paksa?"

"Karena aku tidak ingin kau menjadi milik orang lain, kau harus menjadi milik kami."

"Kenapa harus?"

"Karena kami yg menemani mu saat merasa kesepian, Jaeyun." Jake tersenyum miris dan menatap Ryujin sinis.

"Sial nya, kau yg membuatku kesepian Ryujin. Dengan merenggut nyawa kakak ku satu-satunya."

"Nee?"

"Tanda sialan di leher mu, mengingatkan ku pada kejadian itu. Kejadian dimana kakak ku di bunuh di tempat gelap, dan kau salah satu orang nya."
Ryujin terdiam, bagaimana jake tahu jika dia terlibat dalam pembunuhan waktu itu. Dimana dia dan ningning sama-sama ikut terlibat dalam pembunuhan jeno saat itu, Jake menatap Ryujin miris.

"Dan ningning pun ada disana, kalian benar-benar wanita gila." Jake sudah curiga dengan tanda itu, tapi dengan bantuan Jay untuk bisa melihat siapa yg membunuh kakaknya. Dugaan Jake ternyata tidak salah, saat melihat Ryujin dan ningning berada di kejadian itu dan memang sebagai pelaku.

"Kalian membunuh Jeno Hyung agar bisa menjadi seseorang yg pertama kali ada untuk ku saat aku terpuruk, kan? Makhluk licik sebagai julukan untuk vampir, ternyata lebih cocok untuk kalian." Tatapan kekecewaan, kemarahan, dan kesedihan terlihat di mata Jake pada Ryujin.

Ryujin masih diam di tempat nya, jika seperti ini tidak ada kesempatan untuk membawa jake untuk menjadi milik nya, satu-satunya cara adalah dengan menculik nya.

One In a Billion (Jake Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang