001 "Kehidupan Bahagia"

1.1K 152 35
                                    

Definisi bahagia menurut kalian gimana sih?

♾♾♾


Single parent, single mom. Apa yang kalian pikirkan saat mendengar istilah itu? Wanita hebat atau wanita murahan dan nakal?

Di salah satu kota di provinsi jawa timur, tinggal sepasang ibu dan anak sejak tujuh tahun lalu, dateng dengan berbadan dua saat itu memimbulkan spekulasi buruk pada masyarakat sana, menganggap anak yang dirinya kandung adalah anak diluar nikah dan tidak jelas siapa ayahnya.

"Pasti dia cewek nggak bener, hamil diluar nikah!"

Opini seperti itu jelas tidak bisa di elahkan dan hentikan, sekalipun sudah mengatakan bahkan dia pernah memiliki suami yang sekarang sudah bercerai. Malah semakin membuat mereka mengatakan hal buruk.

"Pasti suami cerain dia karena nggak becus jadi istri atau jangan jangan yang di kandung bukan anak dari suaminya?"

Selama tujuh tahun membesarkan putranya seorang diri dengan gunjingan yang di tujukan padanya sudah dia alami, berusaha menutup telinganya rapat rapat agar sang anak tidak mendengar gunjingan itu.

Raisa pergi dari tanah kelahirannya meninggalkan semua yang ada disana, memulai hidup barunya dengan sang putra, Daehan.

Memutuskan kontak dengan semua orang yang dia kenal setelah bercerai dari Jehan, juga tidak membawa seperserpun harta dari sana. Raisa benar benar memulainya dari nol, tinggal di kontrakan saat hamil dan baru pindah saat Daehan lahir.

Demi kesehatan mental anaknya dimasa depan, Raisa memilih pindah, membeli rumah yang dekat dengan rumah sakit tempat dia berkerja. Hidup seorang diri dengan harus merawat putranya tidaklah mudah, terkadang Raisa mengeluh karena masalah pekerjaan dan anak.

Namun, Raisa bersyukur karena Tuhan mengirimkan sepasang suami istri muda yang membantunya merawat Daehan selama dia bekerja, Rey dan Hana. Pasangan yang memilih nenikah muda itu adalah tetangga samping rumah Raisa.

Mulut masyarakat memang tidak bisa di bungkam, pasangan yang menikah seperti Rey dan Hana sana mendapatkan perkataan buruk dari mulut mulut sampah itu, mengatakan MBA hingga terkena pergaulan bebas, karena itulah Rey dan Hana yang dulu juga masih tinggal di rumah kecil saat baru menikah, memilih pindah rumah ke komplek kawasan elit, kado pernikahan dari kedua orangtua mereka.

Alasannya juga sama seperti Raisa, Mental. Mental mereka jauh lebih penting, tinggal dilingkungan yang toxic seperti itu akan mengubah cara berpikir mereka nantinya dan mempengaruhi mental pasangan muda tersebut.

"Kak, Daehan boleh ikut aku jalan sama Rey, nggak?" tanya Hana yang baru mendudukkan di samping Raisa yang menonton televisi, "Malming nih, Kakak nggak mau gitu jalan sama dokter Canu, kencan?"

Raisa terkekeh kecil, "Lah harusnya kamu sama Rey yang malmingan, ngapain ngajakin Daehan ikut kalian? Anak aku mau kamu jadiin nyamuk gitu?" sahut Raisa tidak terima.

"Nggak gitu! Aku sama Rey sebenernya ada cekcok dikit makanya ngajak Daehan biar nggak canggung canggung banget! Nah karena itu kenapa nggak Kakak gunain aja buat kencan sama dokter Canu? Cariin Daehan Papa baru!" giliran Hana yang mengoda wanita berbuntut satu itu.

"Nggak ada begitu!" sangkal Raisa, tetangga yang sudah Raisa anggap adik ini sok tahu sekali dengan perasaan orang, lagipula Raisa sudah tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa siapa, dunianya seekarang hanya Daehan, semua perhatian dan fokusnya sudah untuk Daehan, tidak ada yang lain.

"Kak, apa nggak mau coba buka hati lagi?" tanya Hana yang menatapnya berbeda dari biasanya, tatapan sedih, kasihan dan prihatin. "Kakak butuh sosok pendamping, Daehan juga butuh peran Ayah kan?"

BROKEN FAMILYWhere stories live. Discover now