Sebuah Undangan Biru di Atas Nakas

Depuis le début
                                    

"Apa?"

"Hehehe, gak apa-apa, Kak. Makan lagi, ayuk. Jangan sungkan." Jimin menunjukkan deretan giginya, jemarinya kemudian membentuk lambang 'V' sebagai tanda damai, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan makannya. Lho, yang bayarin saja Kak Jeongguk. Kamu bisa saja, Jim.

Taehyung mengerjapkan matanya bingung, kemudian ketika ia sadar, ia merasa malu karena bertingkah terlalu kekanak-kanakan.

"Ugh, maaf Kak Ggugi, Jimin. Aku memalukan sekali."

"Teruslah minta maaf, lalu aku akan memasukkanmu ke dalam etalase museum Korea sebagai salah satu bukti manusia langka yang selalu saja mengucap maaf tanpa sebab." Mulut Jimin mengoceh meskipun tatapannya dan gerak-gerik tangannya hanya fokus pada makanan di depannya.

"Makan, sayang. Tidak perlu meminta maaf karena bersikap lucu, oke?"

Lucu.

Taehyung lucu.

Baiklah. Kalau Jeongguk yang sudah bilang seperti itu, Taehyung hanya bisa diam membeku dengan pipi semerah tomat. Ia kembali melanjutkan makannya dengan tenang.

*

Waktu menunjukkan pukul 9 malam waktu Korea Selatan saat Jeongguk dan Taehyung tiba di kediaman keluarga Jeon. Tentu saja Yuna langsung menyambut keduanya dan memberikan pelukan hangat.

Seperti biasa, saat Jeongguk sibuk membersihkan diri, Taehyung sudah duduk bersama Ibunya untuk menceritakan segala hal yang ia alami seharian penuh. Jeongguk selalu bersyukur Ibunya adalah tipe yang senang bercerita dan mendengarkan cerita, Taehyung jadi begitu nyaman dan memiliki teman untuk berbagi ketika di rumah.

Ayah Jeon juga sudah pulang malam ini. Ketika Jeongguk selesai mandi, orang tuanya dan kekasih kecilnya sedang menonton acara musik sambil bernyanyi bersama.

Jeongguk menghampiri ketiganya, kemudian duduk di samping Yuna yang sedang asyik memperhatikan Ayah Jeon bernyanyi sambil menatap layar televisi.

Matanya melirik ke arah Taehyung yang sudah mulai mengantuk sambil meletakkan kepala di pundak Ibunya. Jeongguk kemudian beralih menatap sang Ibu, padangannya seolah berkata, 'Bu, aku mau bawa Taehyung ke kamar agar tidur dengan nyenyak.'

Yuna yang memahami tatapan putra sematawayangnya segera memindahkan tubuh Taehyung perlahan agar mudah digendong oleh Jeongguk. Setelahnya Jeongguk membawa Bintang Kecilnya menuju kamar.

Jeongguk selalu suka saat ia memasuki kamar masa kecilnya yang kini disulap menjadi kamar kekasihnya. Taehyung begitu menyukai benda-benda langit—terutama bintang, sehingga hampir seluruh isi kamar ini berubah menjadi berbau bintang.

Sprei astronomi favoritnya, lampu hias bintang, meja belajar dengan taplak bintang, lampu tidur bintang, dan masih banyak lagi. Sosok di dalam gendongan Jeongguk juga adalah bintang—bintang hatinya.

Perlahan Jeongguk meletakkan tubuh Taehyung di atas kasur agar tidurnya tak terusik, tetapi mata Taehyung malah terbuka dan menatap dalam pada iris coklat milik Jeongguk.

"Lho, kamu belum tidur pulas?" Jeongguk bertanya. Ia memilih merebahkan tubuhnya di sisi Taehyung. Kekasih manisnya menggelengkan kepala, kemudian menyamankan posisinya untuk memeluk tubuh kekar Jeongguk.

"Aku suka lagu yang tadi Ayah Jeon nyanyikan," Ucap Taehyung sambil memejamkan mata. Pemuda itu nampak nyaman dengan belaian tangan Jeongguk di atas surainya.

"Itu lagu Bryan Adams. Jadi sekarang Can't Help Fallin' In Love sudah tidak jadi lagi favoritmu lagi?"

"Masih, itu tidak akan pernah bisa digantikan. Aku suka lagu itu sejak aku kecil, Kak."

Jeongguk mengecup kening Taehyung, kemudian tangan yang sebelumnya mengelus surai caramel Taehyung kini menunjuk ke arah nakas putih di samping ranjang.

"Coba lihat, di situ ada sesuatu yang biru," Ujar Jeongguk. Taehyung menoleh sesuai dengan perintah. Matanya sedikit melebar karena melihat sebuah kertas seperti greeting card di atas nakas putihnya.

Dengan antusias, Taehyung meraih kertas tersebut dan membacanya perlahan.

"Petualangan 120 Minutes? Kak Ggugi ini seriuss??" Taehyung menatap wajah Jeongguk dengan mata yang berbinar cantik

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Petualangan 120 Minutes? Kak Ggugi ini seriuss??" Taehyung menatap wajah Jeongguk dengan mata yang berbinar cantik. Jeongguk tak tahan untuk tidak tersenyum lebar, kemudian mengangguk tak kalah antusias.

Taehyung memeluknya erat, menggoyang-goyangkan tubuhnya senang. Jeongguk jelas melihat senyuman kotak yang begitu khas milik Taehyung terlukis indah meski di balik pencahayaan lampu tidur bintang milik anak itu.

"Makasih banyak, Kak Ggugi!"

"Everything I do, I do it for you, Bintang Kecil."

Tbc.

[Aku update lagi mungkin setelah UAS, awal Juli. Terima kasih teman-teman yang sudah membaca dan meninggalkan vomentnya di book ini! Itu jadi salah satu alasan kenapa aku semangat nyelesain book ini 💗 btw, jangan lupa juga dukung taekook terus ya! Streaming lagu-lagu mereka di spotify 🥰 siapa yang gak sabar nungguin jjk1 dan kth1???? Aku salah satunyaa :D

Semangat dan sehat selalu, teman-teman!]


120 Minutes (Kookv)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant