Catatan Ggugi, Lagi

242 32 2
                                    

Setelah undangan petualangan resmi diterima oleh Taehyung, Jeongguk mulai memikirkan kapan waktu yang pas untuk pelaksanaannya. Mungkin sambil mencari sela dari tanggung jawabnya pada perusahaan Jeon Corp, juga dengan waktu belajar Taehyung.

Anak itu akan mengikuti suneung di awal ajaran baru setelah musim dingin berakhir, ngomong-ngomong. Jadi Jeongguk harus mengutamakan kepentingan Taehyung terlebih dahulu.

Siang ini kepala Jeongguk sedikit sakit, perusahaan yang ia pegang saat ini sedang sedikit mengalami permasalahan. Sepertinya ia harus lembur sampai beberapa hari ke depan, jadi sore ini ia akan meminta sekretarisnya untuk mengatur ulang segala jadwalnya.

"Jeongguk, aku sudah bilang kalau ini bukan masalah yang besar. Kenapa wajahmu masih saja tegang?" Namjoon bertanya pada saat jam makan siang. Keduanya memilih restoran makanan China untuk makan siang kali ini.

"Kau tahu aku tidak suka kecacatan barang sedikit, Kak," Jawab Jeongguk tanpa mengalihkan padangannya dari semangkuk nasi dan mapo doufu di depannya.

Namjoon hanya bisa menggelengkan kepala. Terkadang ia yang lelah sendiri melihat sifat terlalu sempurna yang Jeongguk miliki. "Serahkan kepadaku, kau hanya perlu bekerja seperlunya. Hei, kau anak pemilik Jeon Corp, Jeongguk."

"Tidak bisa, tetap saja."

"Terlalu keras kepala," Ucap Namjoon. Pada akhirnya Jeon Jeongguk memang tidak bisa dibantah. Jadi ya sudah, orang-orang di sekitarnya hanya bisa mengikuti apa yang ia inginkan.

*

"Kak Jeongguk sudah pulangg!!"

Wajah kusut Jeongguk perlahan berubah segar ketika ia melihat Bintang Kecilnya menyambut kepulangannya. Sudah mandi, nampak tampan dan menggemaskan dengan piyama kotak abu-abu hitam membalut tubuhnya, serta wangi. Bintang kecilnya wangi vanilla, strawberry manis, dan lavender secara bersamaan. Itu sering sekali membuat Jeongguk mabuk—ingin terus memeluk dan menciumi kekasihnya.

"Hari ini aku belajar lebih lama dari biasanya. Aku sudah tidak sabar sampai suneung tiba. Kak Jeongguk kapan bisa libur? Natal sudah semakin dekat, kita harus merayakannya 'kan?"

Taehyung mulai bercerita dan bertanya banyak hal Jeongguk. Anak itu mengikut Jeongguk hingga ke kamar yang lebih tua dan duduk di pinggiran ranjangnya.

Jeongguk meletakkan tas kerjanya di atas meja, kemudian melonggarkan dasi yang terasa menyesakkan. Melemparkan senyumannya dan bertanya, "Bintang kecil mau merayakannya di mana?"

Taehyung terlihat berpikir, "Di rumah saja. Kita membuat pesta ayam bakar! Dan menonton serial Home Alone!! Ah, atau Kak Jeongguk bermain piano dan aku bernyanyi Can't Help Fallin' in Love." Taehyung dengan antusias menyuarakan ide-idenya untuk merayakan malam natal.

Jeongguk tertawa kecil, kemudian ia menganggukkan kepalanya. "I'll do it. For you, of course. Nah, sekarang bisa Bintang Kecil keluar dulu? Kak Ggugi ingin mandi dan kita akan makan malam bersama."

Taehyung menganggukkan kepalanya, kemudian mematuhi perkataan Jeongguk dengan segera bergegas keluar kamar Jeongguk.

Sosok yang ditinggal di dalam kamarnya sendiri kemudian menghela napas seraya memejamkan mata. Taehyung benar-benar obatnya. Rasa lelahnya bahkan seketika hilang hanya karena mendengar ocehannya.

Ugh, Jeongguk tak tahu harus bagaimana jika Taehyung tak hadir di dalam hidupnya.

*

Taehyung terbangun pukul 3 pagi karena tenggorokannya terasa kering. Ia meraih gelas air di atas nakas dan meneguknya hingga tandas. Kemudian iris hazelnya terpaku pada buku harian Jeongguk yang entah sejak kapan berada di atas meja belajarnya.

120 Minutes (Kookv)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu