"Adek benar, jadi ayah, abang dan adek sama-sama keren" ucap Arash membuat Kenzo terkekeh pelan.

"Nah sekarang kita kebawah ya, yang lain udah nungguin" ucap Kenzo menautkan jarinya dengan jari mungil Arash dan satu tangannya menahan Ariz digendongannya.

"Siap kapten" ujar Arash dan Ariz kompak.

.

.

.

.

.

Keluarga kecil Kenzo Alexander, sampai di tempat acara bersama Brian family, sedangkan Doni dan Dira sudah dari pagi di gedung tempat acara bersama Dimas dan keluarga besarnya, begitu juga Bobi.

"Opa buyut" ujar Satya, Arash dan Ariz berhamburan kepelukan bobi yang sekarang duduk di kursi roda.

Yah usia Bobi semakin tua dan membuatnya kesulitan bergerak dengan leluasa, karena dirinya akan mudah lelah dan berakhir sakit.

Makanya Kenzo menyarankan Bobi untuk memakai kursi roda selama acara, walaupun Opanya itu masih terlihat sehat dan segar diusia senjanya, tapi tetap saja Kenzo tidak mau terjadi sesuatu sama opanya itu.

"Cicit opa, opa kangen kalian" Ujar Bobi menciumi mereka satu persatu.

"Balu kemalen kita ketemu opa, masa opa buyut udah kangen aja" heran Ariz, padahal baru kemarin dia bersama Doni kerumah Dimas, kakeknya itu untuk menjenguk Bobi, tapi Bobi sudah rindu aja sama mereka.

"Kalian ngangenin soalnya" ucap Bobi dan Ariz manggut-manggut saja dengan senyuman di wajahnya.

"Opa udah minum obatnya kan, awas kalau belum, Ken hukum Opa" ujar Kenzo menatap tajam Opanya itu.

"Udah Ken, kamu cerewet sekali sama seperti Axel" ucap Bobi berdengus pelan, sedangkan para bocah Alexander sudah berkumpul bersama di tempat bermain yang sudah di siapkan di sana, yang dikelilingi oleh kursi Alexander lainnya tentu saja.

"Itu untuk kebaikan Opa juga kan" ucap Kenzo dan diagguki saja oleh Bobi dan menatap ke depan di mana acaranya sudah mau di mulai.

"Kalian diam dulu ya, lihat om Arga sama Om Arka sana" ujar Dimas menunjuk Arga dan Arka yang sudah siap mengikat janji pernikahan.

"Stss, jangan berisik" intruksi Nathan, putra tunggal Nevan, sekaligus sulung Alexander generasi sekarang.

"Wahh om Arga sama Om arka keren" ucap Angga bungsu Axel yang usianya satu diatas Arash, Ariz dan Satya.

Mereka akhirnya diam, karena memang suasana juga hening, hanya ada suara dari seseorang dan dilanjutkan oleh Arga, begitu juga dengan Arka.

"Sah" ujar Orang-orang kompak membuat bocil Alexander bingung dan saling tatap.

"SAH" teriak mereka dan berteriak heboh, walaupun sebenarnya tidak mengerti, kecuali Aslan(7 thn), Nathan(8thn) dan juga Arsya (6thn), putra sulungnya Axel, yang hanya bertepuk tangan mengikuti yang lainnya.

"Tapi Om Arka sama Om Arga ngapain ya itu?" Tanya Arash tiba-tiba.

"Kamu masih kecil, nanti juga bakalan paham" ucap Nathan mengelus rambut Arash, Arash mengangguk saja dan memperhatikan ke depan lagi, dimana dia melihat Opa dan Omanya sedang menangis memeluk Arga dan Arka, begitu juga dua perempuan yang tidak dia ketahui siapa itu.

"Yuk dek, bang, kita samperin om Arka dan om Arga" ucap Kenzo menggendong Arash, sedangkan Annisa menggendong Ariz.

"Wih adek abang udah nggak sendirian lagi, selamat ya kalian" ucap Kenzo tersenyum lebar.

"Selamat dek, selamat menempuh hidup baru" ujar Annisa.

"Terima kasih kak, bang" ucap Arga memeluk istrinya.

"Keponakan om nggak mau ucapin selamat juga nih" ucap Arka mengelus rambut si kembar.

"Selamat buat apa, om kan nggak lagi ulang tahun" heran Ariz

"Gapapa, ucapin selamat aja dek, bang" ucap Kenzo dan diangguki si kembar.

"Selamat om" ucap Arash dan Ariz kompak, dengan tatapan polosnya.

"Aa gemes banget sih mereka yang" gemes istrinya Arka.

"Tenang beb, nanti kita buat dedek yang lebih gemes dari pada mereka" ucap Arka menaik turunkan alisnya membuat Alice tersipu malu.

"Emangnya cara buat dedek gimana om?" ujar Arash dengan jiwa keingintahuannya, membuat semua yang ada disana diam dan menatap tajam Arka.

"He em, ini kado dari abang" ucap Kenzo memberikan 2 tiket pada Arka dan 2 lagi pada Arga, untuk mengalihkan perhatian.

"Paket komplit honeymoon dari abang" ucap Kenzo

"Makasih bang" jawab si kembar kompak, Kenzo mengangguk dan menyingkir dari sana, membiarkan yang lainnya mengucapkan selamat pada Arka dan Arga.

"Yah, bun, kok pertanyaan abang nggak dijawab, buat dedek gimana?"

"Arash mau punya dedek lagi" ujar Arash.

"Aliz juga mau dedek" ucap Ariz dengan tatapan berbinar.

Kenzo menatap Annisa dengan senyuman jahilnya, sedangkan wajah Annisa sudah memerah karena tersipu malu.

"Kamu dengar kan yang, mereka mau dedek loh" ujar Kenzo menaik turunkan alisnya menggoda Nisa.

"Tau ah" ujar Annisa dan melangkah menjauhi Kenzo, Kenzo tertawa pelan dan menyusul istrinya itu.

Dia mencium pipi Arash, yang masih saja terlihat bingung melihat bundanya itu malah menjauh dari Kenzo, padahal kan dia cuma mau dedek.














Untuk extrapart gapapa pendek ya hahaha....

Kenzo Emiliano(End)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें