13

733 109 8
                                    


" Mark ayo cepaat!" Teriak Haechan girang sedangkan Mark dengan siaga mengikuti langkah Haechan takut jika pria itu akan jatuh atau semacamnya.

" Haechan-ah... pelan pelan, ini jalannya menanjak, nanti kau jatuh" Ucap Mark pasalnya mereka kini tengah ke sebuah bukit dan diatas sana dapat melihatkan pemandangan kota seoul di sore hari untuk melihat sunset.

" Nanti mataharinya terbenam Mark! Ayo!" Kesal Haechan mempercepat langkahnya dan Mark hanya bisa mengikuti langkah Haechan

" Uaaaaah bagusnya....." Ucap Haechan setelah mereka sampai diatas, menampakkan langit senja yang begitu indah di mata Haechan.

Seperti janjinya, Mark menanyakan kepada Haechan apa yang diinginkan oleh anak itu. Haechan hanya mengatakan bahwa ia ingin menghabiskan waktu bersama Mark. Kemudian, mengingat Haechan yang hampir tidak pernah keluar rumah selain pergi ke dokter, Mark pun membawa Haechan untuk melihat sunset sekaligus piknik kecil, terlebih lagi tempat ini cukup sepi dan terpencil, sehingga banyak yang tidak tau bisa melihat pemandangan seindah ini dari tempat itu.

Mark hanya tersenyum tipis melihat Haechan yang tampak seperti anak kecil yang dibawa main keluar.

" Kau tidak capek? Duduklah, lagi pula kita disini sampai kau puas" Ucap Mark sambill menggelar tikar, kemudian mendudukkan diri sambil menyandarkan tubuhnya pada pohon.

" Hehe... tapi aku senang.... Terimakasih...." Ucap Haechan girang ikut duduk disamping Mark.

" Jadi kita makan malam apa?" Tanya Haechan penasaran kala Mark mengeluarkan makanan mereka.

" Ini, kau tau Kimchi Jjigae yang ada di depan kampus? Tadi mereka promo besa-"

Mark menghentikan ucapannya kala Haechan tiba tiba memeluknnya dengan girang.

" Huaaa Mark... aku benar benar rindu dengan makanan itu.... Itu makanan favorite ku, setiap hari aku memakannya di kampus... " Ucap Haechan berteriak girang memeluk Mark dengan kuat, sedangkan Mark hanya terkekeh pelan dan mengelus pelan kepala Haechan.

" Hahaha... baguslah... beruntung aku beli cukup banyak...."Senyum Mark lagi.

Setelah itu mereka pun makan malam bersama sambil menikmati pemandangan matahari yang mulai tenggelam. Tidak ada hal yang spesial terjadi, mereka hanya saling bercerita, saling terbuka dengan satu sama lain. Setelah makan malam,mereka pun hanya duduk bersantai disana, Mark yang duduk bersandar pada pohon, sedangkan Haechan yang tiduran di kaki Mark, menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang.

" Akh...." Haechan tiba tiba mengerang sakit sambil memegang perutnya.

" Kau tak apa apa?" Tanya Mark panik dan Haechan malah terkekeh pelan sambil menganggukkan kepalanya.

" Sepertinya anak ini juga ingin melihat pemandangan yang indah ini...." Ucap Haechan sambil mengelus pelan perutnya. Mark yang bingung dengan pernyataan Haechan hanya mengangkat alisnya pelan dengan tatapan yang masih khawatir

" Tadi dia menendang perutku hehe.... Kau tau bayi ini sudah mulai merespon tau, saat aku terkadang mengelus pelan perutku, atau meletakkan tanganku di perutku, dia pasti akan memberikan respon" Ucap Haechan girang dan Mark bernafas lega, ia pikir ada sesuatu masalah dengan kandungan Haechan.

" Mau coba?" Tanya Haechan

" Boleh?"

" Tentu... kau kan suamiku" Senyum Haechan girang, ia pun sedikit menggeser duduknya, mengambil tangan Mark dan meletakkan telapak tangan Mark di atas perutnya

" Ha... dia merespon nya kau merasakannya?" Tanya Haechan semangat sedangkan Mark masih dengan ekspresi bingungnya, ia tidak merasakan apa apa tadi.

" Ish... pergerakannya terasa sangat pelan, jadi kau harus merasakannya baik baik!" Kesal Haechan dan kembali meletakkan pergelangan tangan pada perutnya, tapi kali ini sedikit menekannya.

" Oh..." Ucap Mark kaget dan Haechan tersenyum girang.

" Kau merasakannya?" Tanya Haechan lagi dan Mark menganggukkan kepalanya.

" Hehe kau tau itu ayahmu hmm? kau iri pasti kan? Aku menghabiskan waktu dengan ayahmu? Hehe kau harus bersabar 5 bulan lagi ya nak..." ucap Haechan sambil mengelus pelan perutnya menatap perutnya itu penuh cinta.

Mark hanya terkekeh pelan dan mengelus pelan kepala Haechan. Kemudian Mark menepuk pelan pundaknya, memintah Haechan kembali merebahkan badannya, tapi kali ini bersandar di pundaknya. Haechan pun dengan senang hati merebahkan kepalanya nyaman pada pundak Mark, mengenggam tangan pria itu, dan mereka kembali menatap langit malam.

" Mark...."

" Hmm?"

" Dokter bilang anak ini laki laki kan?"

"Mhm"

" Hwan Byeol.... Boleh aku menamainya dengan itu?" Ucap Haechan sambil mengadahkan kepalanya menatap Mark.

" Hwan Byeol?"

" Eung.... Hwan untuk bersinar dan Byeol untuk bintang, aku ingin ia terus bersinar dan menemani kita seperti bintang dilangit malam ini"

Mark tersenyum tipis, ikut menatap langit malam, entah kenapa malam ini bintang bintang tampak begitu jelas dan indah di langit sana menemani rembulan.

" Eung... nama yang bagus" Ucap Mark

" Hehe....Lee Hwan Byeol.... Cocok sekali" Ucap Haechan kembali merebahkan kepalanya di pundak Mark

" Lee?"

" Ya, Lee... kenapa?" Tanya Haechan bingung

" Kau tidak akan menamainya dengan Seo?"

Haechan terkekeh pelan mendengar pertanyaan Mark, ia pun semakin memeluk gemas pria itu.

" Sejak kapan nama mu berubah jadi Seo Mark hm? Kau tetap Lee Mark, aku yang menjadi Lee Haechan...."

Mark terkekeh pelan sambil mendengus pelan.

" Sejak kapan aku mengizinkan mu menggunakan namaku hm?" Ucap Mark jahil sambil mengangkat alisnya.

Haechan memanyunkan mulutnya dan membuat wajahnya, sedangkan Mark tertawa terbahak bahak, melihat Haechan yang merajuk padanya benar benar lucu dimatanya.

" Hahah iya iya... Lee Hwan Byeol... aku suka nama itu" Ucap Mark membujuk sambil mengelus pelan kepala Haechan, membawa paksa tubuh anak itu untuk kembali bersandar dengan nyaman di pundaknya sedangkan Haechan tersenyum malu , menyembunyikan wajahnya pada tubuh Mark dan memeluk pria itu dengan erat.

Lagi, mereka hanya diam menatap langit malam, saling berpelukan guna menghangatkan diri dan menyamankan diri masing masing. Mark juga tidak mengerti kenapa dipeluk dan memeluk Haechan seperti itu membuatnya nyaman bahkan Mark perlahan mengantuk karenanya.

" Mark... lihat itu bintang jatuh!" Ucap Haechan semangat ketika melihat sebuah kilatan halus cahaya yang melintas dengan indah di langit

" Ayo cepat buat permohonan" Ucap Haechan lagi menegakkan tubuhnya, mengaitkan kedua tangannya, merapalkan doa dan keinginannya dalam hati.

" Uwaah kita beruntung bisa melihat bintang jatuh, tadi itu sangat cantik kan?" Tanya Haechan sambil menolehkan pandangannya menatap Mark dengan senyuman lebarnya.

" Uh? Uhm... ya... cantik... sangat cantik...." Ucap Mark terbata sedangkan Haechan sudah kembali merebahkan tubuhnya pada pundak Mark.

Mark masih diam pada posisinya, jantungnya tiba tiba berdebar dengan cepat, tadi saat Haechan yang menatap bintang jatuh itu begitu kagum, Mark malah memperhatikan mata pria itu yang begitu tampak indah di mata Mark, mata berbinar itu benar benar cantik layaknya sebuah berlian yang memancarkan sinarnya, Mark bahkan bisa melihat pantulan bintang jatuh itu dari mata Haechan dan itu bagi Mark sangat cantik, mengalahi bintang yang ada di langit. Bahkan entah kenapa, bintang bintang yang terpantul di mata Haechan itu, tampak lebih indah daripada Mark menatap langit.

Dan tanpa sadar, saat bintang itu jatuh, Mark bersumpah pada hatinya, untuk terus menjaga tatapan itu agar ia bisa melihat mata cantik berbinar itu selamanya. 

My Precious || MarkhyuckDove le storie prendono vita. Scoprilo ora