1

2.2K 115 6
                                    

Mark menghela nafasnya panjang, dua puluh menit lagi sesi kelasnya berakhir dan kelompok terakhir sudah maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil project mereka.

" Mark Lee, kau sudah siap? Hanya tersisa kelompok mu" Ucap sang dosen sambil melirik jam tangannya. Mark tidak enak hari mengatakan Belum karena seharusnya ia dan teman kelompoknya itu sudah harus maju di urutan ke tiga, namun karena salah satu anggota kelompok yang belum datang ditambah hasil yang harus mereka jelaskan di depan kelas dibawa oleh anak itu, mereka meminta untuk memundurkan urutan mereka.

Mark menatap ponselnya, 15 panggilanya tidak terjawab dan entah sudah berapa banyak pesan yang ia kirimkan tapi pria itu tidak kunjung juga menunjukkan hawa keberadaannya.

" Kalian satu kelompok 4 orang masa tidak punya satu backup-an pun? Saya tidak terima alasan apapun, siap tidak siap maju!" Ucap sang dosen dan Mark mau tidak mau terpaksa maju.

Mark bukannya tidak ada backup-an. Hanya saja materi terakhir adalah bagian si pembuat masalah yang tidak hadir itu. Mark sudah meminta pria itu untuk menyelesaikannya setelatnya H-1 sebelum kelas mereka, dan pria itu hanya mengatakan Iya tapi nyatanya, kemarin saat Mark meminta ppt yang sudah lengkap, pria itu belum mengerjakannya dan berjanji akan selesai saat mereka kelas, yang mana hari ini. Dan bodohnya Mark percaya dan tidak menyiapkan plan B [Mengerjakan bagian pria itu] sehingga yang terjadi sekarang, Mark tidak siap dengan materi terakhir.

" Tak apa, kita lakukan saja seperti rencana di awal, pakai ppt yang terakhir saja, kalian bantu aku jika ada pertanyaan dan sebagainya nanti" Ucap Mark menyemangati dua teman satu kelompoknya yang sudah pucat dan keringat dingin pasalnya nilai presentasi ini mengambil bobot nilai 60% untuk ujian akhir semester.

.

.

.

BRAK

Mark melepas earphone nya ketika seseorang dengan tidak sopan menggebrak mejanya.

" Apa Maksud mu!" Ucapnya sambil memajukan selembar kertas ke depan wajah Mark.

Mark mengerutkan keningnya, sedikit menjauhkan tangan pria itu dari wajahnya agar ia bisa membaca dengan jelas, apa yang tertulis di kertas itu.

" Oh, aku sudah mendapatkan hasilnya juga" Ucap Mark santai kembali fokus dengan buku novelnya.

" Oh kau bilang? Oh?! Kau tidak lihat nilai ku nol ?!!" Bentak pria itu lagi.

" Ya, lalu?"

" Lalu?! Kau tau aku harus mengulang mata kuliah itu?! Kau sengaja?! Bukankah aku sudah meminta maaf? Dan lagi kenapa teman teman yang lain mendapatkan nilai?! Padahal mereka tidak menjelaskan apapun! Hanya berdiri di depan kelas?! Aku juga menjelaskan kepada dosen itu bahwa ada hal mendesak dan aku tidak bisa hadir! Aku bahkan juga mengirimkan file yang sudah rapi pada dosen itu?!"

" Hal mendesak seperti menyerahkan kesucian mu dengan pacarmu? Begitu ?" Ucap Mark tanpa menatap pria itu.

Pria itu terdiam, ia masih ingat hari itu, ia benar benar lupa atau memang sengaja lupa bahwa ia ada kelas dan harus melakukan presentasi. Mark melirik pria itu, nampak wajah pria itu yang merah, Mark masih ingat saat pria itu mendatanginya dengan rambut yang lepek, nafas yang masih ngos-ngosan mengatakan bahwa ia lupa ada presentasi, kemudian Mark masih ingat dengan jelas, betapa malunya pria itu saat Mark mengatakan padanya untuk memakai pakaian yang lebih tertutup atau sesuatu yang bisa menutupi lehernya, pasalnya banyaknya bekas merah di leher pria itu.

" Jangan membahas itu! Kau ketua kelompok, bantu aku untuk mengatakan pada dosen ya? Ayahku bisa membunuhku jika tau aku mengulang mata kuliiah" Ucapnya memohon tapi masih dengan suaranya yang angkuh.

My Precious || MarkhyuckWhere stories live. Discover now