8

733 97 11
                                    

Haechan menghela nafasnya panjang, duduk di samping ranjang tempat tidur sambil mengompres kening Mark. Mendengar apa yang terjadi pada Mark, membuat hatinya ngilu. Ia tidak menyangka akan ada orang sejahat dan setega itu pada anak yang tidak bersalah.

" Ibu.......kau dimana....."

Cicit Mark dalam tidurnya, nafasnya memburu dan ia terlihat panik dalam tidurnya. Haechan menggenggam tangan Mark, mengelusnya pelan, menenangkan Mark hingga kembali terlelap.

Haechan menitikkan air matanya, mengingat Jaehyun yang mengatakan bahwa sewaktu kecil ibu Mark tidak akan segan memukul dan menendang Mark hanya untuk melampiaskan emosinya. Kemudian hari itu, ibunya meninggalkannya sendiri di taman bermain dan tidak pernah kembali.

" Aku mengerti apa yang terjadi pada kalian, tidak mengherankan Mark begitu marah padamu, dan memaksamu untuk membesarkan anak itu, karena itu mengingatkannya akan masa lalunya. Bisa ku bilang mungkin saat ini emosi Mark sedang tidak stabil, apa lagi setelah ayahnya yang marah besar padanya, mungkin saja ia menyuruh mu untuk mengaborsi anak itu, karena ia tidak ingin anak itu berakhir sama dengannya."

" Haechan-ah... aku tau ini keputusan mu, tapi jika kau menanyakan padaku, lebih baik kau menggugurkan anak itu, seperti yang kau bilang, kau membenci ayah dari anak itu, tidak akan ada yang tau, jika anak itu lahir dan besar nanti, mengingatkanmu pada ayahnya sama seperti Ibu Mark. Kau hanya akan menyiksa anak itu nanti, dan kalaupun kau bilang Mark akan membesarkan dan merawat anak itu, apa bedanya dengan bibi Mark? Ia yang membesarkan Mark, tapi hanya bibinya yang menerimanya, lalu bagaimana jika Mark nanti hidup bersama orang lain? Bagaimana jika anak itu tidak ada yang menerimanya? Terlebih lagi, emosi Mark tidak stabil saat ini, aku tidak yakin ia bisa membesarkan anak itu dengan baik"

" Tapi semuanya ku kembalikan padamu, jika kau bisa meyakinkan dirimu, apapun yang terjadi pada anakmu nanti, apapun yang terjadi kedepannya, kau tidak akan menyalahkan anak itu, maka tidak ada salahnya untuk mempertahankannya karena sejujurnya anak itu tidak bersalah, tapi jika kau hanya menyiksanya nanti, lebih baik ia tidak usah dibiarkan hidup di dunia ini, karena aku tidak ingin lagi melihat anak yang berakhir seperti Mark."

Begitulah jelas Jaehyun panjang lebar saat Haechan menanyakan apakah ia harus menggugurkan anak itu atau tidak.

.

.

.

.

.

Mark berlari ditengah padang rumput. Kaki kecilnya melangkah cepat mengejar sosok wanita di depannya yang semakin lama semakin menjauh darinya.

" Ibu tunggu aku....hiks... Ibu...." Tangis Mark sambil berlari, tapi semakin keras ia berteriak, semakin ia mempercepat langkahnya, semakin jauh pula sosok wanita yang ia panggil ibu itu.

Bruk

Mark terjatuh, kakinya berdarah dan telapak kakinya melepuh dan luka luka. Entah sejak kapan tanah rerumputan itu berubah menjadi hamparan bebatuan membuat kakinya luka.

" Hiks... ibu... tunggu Mark ibu.... Hiks... jangan tinggalin Mark ibu.... Hiks... Ibu dimana.... Ibu..." Tangis Mark sambil tetap berlari, mengabaikan kakinya yang sakit karena mengijak bebatuan itu.

" Hiks... Ibu tungg-" Mark menghentikan langkahnya ketika merasakan seseorang yang menahan tangannya.

Mark memberontak, ingin melepaskan tangannya, mengejar ibunya, tapi pria itu hanya diam sambil menggelengkan kepalanya

" Kemana kau akan pergi?" Tanya pria itu pelan , Mark tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, tapi entah kenapa ia merasa mengenal suara lembut ini.

My Precious || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang