Day-48. Bidadari Laki-Laki

Start from the beginning
                                    

"... Begitulah proses lahirnya buku terbaru saya yang berjudul Bidadari Laki-Laki," pungkas Arcello. Dengan begitu, berakhirlah acara inti.

Setelah acara inti selesai, sang MC membuka sesi tanya jawab. Salah satunya menanyakan kemungkinan cerita tersebut adalah pengalaman hidup pribadi Arcello. Menanggapi hal itu Arcello tersenyum dan hanya memberikan jawaban singkat yang terkesan penuh teka-teki. Hal itu membuat para penggemar semakin penasaran.

Selanjutnya ada juga awak media yang bertanya mengapa buku terbaru Arcello diberi judul Bidadari Laki-Laki. Arcello pun menjawab jika ia hanya ingin menggunakan nama lain, karena malaikat yang sudah sangat familier menggambarkan seorang makhluk langit yang bersayap.

Padahal di dalam benaknya, Arcello benar-benar ingin menggambarkan Gabriel sebagai sang bidadari yang mampu melindungi dan menyayangi sepenuh hati meski ia adalah seorang lelaki.

Setelah beberapa lama, acara tanya jawab sudah usai. Acara pun ditutup dengan sesi book signing. Agar tidak terjadi antrean yang mengular, tim berkeliling mengumpulkan buku yang sudah diberi nama pemiliknya, kemudian menumpuknya di meja samping Arcello. Para pemilik buku itu menunggu dengan tenang sampai namanya dipanggil.

Tumpukan buku itu sudah selesai ditandatangani dan diberikan kepada pemiliknya. Membuat Arcello menghela napas lega. Ia merasa senang karena acara spesialnya berjalan dengan lancar.

Hingga di urutan paling akhir, ia menemukan buku tanpa nama sang pemilik. Arcello pun celingukan mencari pemilik buku tersebut. bertanya sana-sini tapi tidak ada yang menimpali. Sementara sebagian besar tamunya sudah beranjak pergi dari lokasi.

"Ini buku punya siapa?" tanya Arcello sambil mengacungkan buku ke arah penggemar yang tinggal beberapa orang.

Tidak ada yang menjawab, hingga seorang pria bersuara berat berdiri di belakang Arcello mengakui jika buku tersebut miliknya. "Itu punya saya," akunya.

Mendengar suara pria yang berdiri tepat di belakangnya, membuat Arcello tersekat sesaat. Ia terkejut dan mencoba menebak-nebak. Ia merasa familier dengan suara pria itu. Pria yang selama ini ia rindukan.

Berniat segera menemukan jawaban, dengan keteguhan hati Arcello pun bangkit sambil memalingkan badannya menghadap pria yang masih setia berdiri.

Mata Arcello membulat begitu melihat pria di hadapannya. Sementara sang pria hanya tersenyum tipis. Tanpa menunggu lama, Arcello pun sontak memeluk erat pria tersebut. Arcello tidak mampu menahan air matanya. Bahkan ia tidak sanggup berkata-kata.

Sementara Auryn yang berdiri tidak jauh dari sang sahabat, tercengang melihat tingkah polah Arcello yang sedang memeluk pria tampan. Belingsatan ia menghampiri lalu menarik paksa sang sahabat untuk pergi.

Mendapat interupsi dari sang sahabat membuat Arcello kebingungan. Ia pun melepaskan pelukannya. Auryn yang sedang menarik Arcello langsung meminta maaf pada pria yang telah Arcello peluk.

"Pak, maafin teman saya, ya. Mungkin dia lelah. Maklum udah kelamaan jomlo, pas liat cowok ganteng dikit main nyosor aja. Maaf, ya, Pak." Auryn berkali-kali membungkuk berharap kelakuan Arcello bisa dimaklumi.

Sementara Arcello tampak linglung. Pikirannya mengawang. Ia masih tidak mengeluarkan satu kata pun, bahkan ia hanya bisa pasrah ketika Auryn menyeretnya ke back stage demi menjauhkan dari sosok pria yang tiba-tiba ia peluk.

Menyaksikan kekonyolan Arcello dan Auryn, sang pria yang Arcello peluk malah tertawa melihat tingkah polah dua orang yang tidak pernah berubah, hingga ia melupakan bukunya yang kini masih berada di tangan sang penulis.

oOo

Setelah Arcello diseret Auryn, dalam kondisi linglungnya, ia malah harus mendengarkan omelan yang hanya ia abaikan. Arcello teringat, bahwa ia harus segera mencari pria yang tadi ia peluk. Bahkan ia juga menyadari jika bukunya masih ia pegangi. Ia pun pergi meninggalkan Auryn yang masih mengoceh. Teriakan protes Auryn tidak ia indahkan.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now