CHAPTER 11 ; A promise to keep

Start from the beginning
                                    

Akhir-akhir ini, mereka memang jarang sekali berinteraksi. Catherine tentu paham, disaat masalah seperti ini menghadang kerajaan, Duke paling berkuasan di Eudonia tak mungkin hanya duduk diam.

"Berhati-hatilah dalam penyerangan besok Duke"

Edward menganggukan kepalanya dan terus memperhatikan Catherine yang mengeluarkan sesuatu dari saku gaun-nya.

"Saya membuat ini untuk anda,"

Edward menatap benda di tangan Catherine dengan seksama.

"Maaf karena tidak pandai menyulam, saya hanya bisa memberikan sapu tangan polos" ujar Catherine sembari memberikan sapu tangan broken white dengan pinggiran berwarna emas.

Sapu tangan itu adalah sapu tangan pribadi milik Catherine yang ia bawa 2 tahun lalu dari kerajaan Berdinth.

Biasanya saat seorang prajurit akaj berangkat ke pertempuran atau medan perang, seseorang terkasih akan memberikan sapu tangan dengan sulaman tangan sendiri kepada prajurit tersebut dengan makna agar sang prajurit tahu jalan pulang dan segera kembali ke mereka.

Namun karena Catherine terlalu sibuk akhir-akhir ini, dirinya tak memiliki waktu untuk menyulam. Lagipula kemampuannya dalam menyulam lumayan buruk, butuh waktu lama baginya bahkan hanya untuk menyulam nama Edward.

Melihat Edward yang hanya diam saja, Catherine berprasangka, apa lelaki itu tak ingin menerima pemberiannya? Ataukan Edward sudah menerima sapu tangan dari orang lain?

Tapi siapa? Abigail? Rasanya tak mungkin. Prajurit Tangguh itu ikut ke dalam pertempuran, tak mungkin Abigail memberikan sapu tangan.

"Tidak apa jika anda tidak ingin menerimanya" ujar Catherine. Toh gadis itu memberikan sapu tangan kepada Edward karena selain Siana, Edward adalah orang terdekatnya di Eudonia, tentu saja Catherine tak ingin Edward terluka.

"Berikan padaku"

Catherine yang baru saja ingin memasukan kembali sapu tangan ke dalam sakunya pun menghentikan pergerakannya.

"Jika anda tidak ingin-"

Belum sempat Catherine menyelesaikan perkataannya, Edward telah lebih dulu menarik lembut sapu tangan-nya.

"Terimakasih"

"Kembalilah dengan selamat dan tanpa luka Duke"

Dibawah sinar rembulan, Edward menatap manik Catherine.

"Baiklah"

"Benar ya? Jika anda terluka saya akan marah" ujar Catherine sembari memeragakan pose marah.

Tak Catherine duga, Edward tersenyum tipis.

"Aku berjanji"

***

Langit yang semula gelap kini perlahan menunjukan cahayanya dengan keberadaan matahari.

Biasanya pemandangan ini menjadi suatu hal yang menyenangkan dan menenangkan bagi Catherine.

Namun hari ini berbeda. Keadaan di halaman istana begitu menegangkan.

Meskipun ini bukanlah medan perang dimana para prajurit melawan kerajaan lain, namun ketegangannya tak jauh berbeda.

Dari balkon, Catherine dapat melihat Duke Emeric yang tengah memberikan laporan kepada Raja sebelum memulai perjalanan.

Karena perjalanan akan memakan waktu berjam-jam ditambah dengan istirahat dan lainnya, kemungkinan pasukan sampai tujuan merupakan sore menuju malam hari.

Penyergapan akan di mulai tengah malam dan jika semua berjalan dengan lancar maka seharusnya setengah pasukan akan kembali membawa para tawanan sedangkan setengahnya lagi akan mengamankan seluruh tkp.

Catherine memejamkan matanya sejenak dan mulai berdoa, berharap segalanya berjalan dengan lancar dan tidak ada korban jiwa.

Catherine kembali membuka matanya dan mendapati bahwa Edward telah menyelesaikan laporannya dan telah kembali memimpin barisan ratusan prajurit.

Sejenak, pria dengan netra malam itu menatap keatas, persis ke arah balkon tempat dimana Catherine berada.

Mereka hanya saling menatap untuk beberapa saat sebelum akhirnya Catherine tersenyum tipis.

"Ingat janjimu" ujar Catherine dengan hanya gerakan mulut tanpa suara.

Masih dengan tatapannya, Edward membalas dengan senyuman tipis lalu mengangguk.

Untuk sesaat, perasaan gundah Catherine seakan ditenangkan oleh balasan Edward.

Ya, seharusnya Catherine tak perlu khawatir.

Julukan Monster Utara tak begitu saja didapatkan Edward.

Catherine tahu Edward dan pasukannya akan kembali membawa kemenangan.

***
TBC

Published, 18-06-2023

Gimana sama chapter ini? Suka ga??

DREAM [END]Where stories live. Discover now