✿︎ 𝕠𝕟𝕖;

223 31 30
                                    

Hinata menyeka sisa-sisa tangisannya. Duduk di depan laptop dan menyelesaikan menonton anime yang kemarin baru saja booming. Di mana pintu-pintu misterius secara acak terbuka yang merupakan sebuah portal dengan bencana besar di dalamnya...

Suzume no Tojimari.

Sekilas animenya seperti genre fantasi dan petualangan biasa, namun karya Makoto Shinkai memang pantas di ancungi jempol. Hinata bahkan terbawa emosi sampai menangis tersedu-sedu untuk yang ketiga kalinya. Yah, perempuan 19 tahun tersebut sedang gabut-gabutnya karena cuti kuliah semester 3 berlangsung sudah tiga hari. Karena bingung ingin melakukan apa, jadilah Hinata menonton ulang anime yang menumpuk di laptop yang ia punya.

Mata sembabnya melirik jam dinding.

"Astaga!" Hinata memekik. Gadis itu tidak menyadari seharian ini hanya asyik menonton hingga lupa waktu.

"Astaga! Astaga! Aku lupa mandi!"

Dengan buru-buru perempuan itu mengambil handuk lalu melesat menuju kamar mandi. Dia sama sekali tidak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kecerobohannya benar-benar tak tertolong... Hinata sampai melewatkan makan siang dan sekarang makan malam juga hampir lewat olehnya lagi...

Hinata menghidupkan shower kemudian membasuh seluruh tubuhnya. Sampai fokusnya teralihkan oleh pembicaraan kepada tetangga sebelahnya tadi pagi....

"Neng, kalau mandi jangan malam-malam. Pamalik. Hantu-hantu teh senang sama perawan, neng."

Begitu lah kata tetangganya yang merupakan warga indonesia.

Hinata hanya pernah mendengar kalau mandi malam-malam bisa menjangkit penyakit rematik dan masuk angin. Di wilayah tempatnya tinggal tidak ada hal begituan dan ini pertama kalinya dia mendapat ceramah dari tetangga yang sekilas mirip dukun...,

Hinata bergidik, bayang-bayang seram mulai bermunculan di otaknya. Perempuan manis itu cepat-cepat memakai sampo dan sabun di tubuhnya. Sampai tiba-tiba saja lampu kamar mandi miliknya padam.

"Kyhaaa!!"

Hinata berjengit saat punggung telanjangnya menyentuh sesuatu yang keras dan dingin. Belum lima detik mati lampu, Hinata rasanya ingin menangis. Inilah salah satu alasan kenapa dirinya selalu menolak ajakan Ino menonton horror.

Hinata itu penakut! Dia sangat anti hal-hal berbau mistis.

Demi dewa sesatnya Hidan! Hinata menyesal telah mendengar ucapan tetangganya itu...

Hinata menggigit jarinya, dia panik tapi tubuhnya sama sekali tidak bisa di gerakkan. Semakin lama rasa dingin di bagian punggungnya menjalar sampai perutnya yang rata. Bisa kalian rasakan?

'Sial! Kenapa mati lampu segala?!' perempuan itu hanya mampu merutuk dalam hati. Rasa-rasanya Hinata ingin menjerit minta tolong, tapi nanti kalau tetangganya tidak dengar bagaimana? Yang ada hantu di kamar mandi malah senang mengganggunya....

Hinata menarik napas dalam-dalam, kedua tangannya terkepal erat. Perempuan itu menghitung mundur waktu dalam batin, kedua kakinya sudah berancang-ancang siap mengeluarkan jurus maut.

Apalagi kalau bukan lari...

Persetan dirinya masih telanjang, toh Hinata hanya tinggal sendirian...

'Tiga...'

'Dua....'

'Satuu....'

'Saatnya kabuuurrrrr!!!'

Hinata benar-benar mengeluarkan skill berlarinya yang selama ini terpendam. Ayolah, Hinata itu paling malas berolahraga....tak jarang semasa sekolahnya dulu dia mencari beribu alasan agar tidak mengikuti pelajaran yang di namakan olahraga. Walau ujung-ujungnya terpaksa ikut karena nilainya yang minus dan berakhir tepar tiga hari.

Tapi kenapa sekarang dia terlihat punya energi sebesar atlet lari estafet?! Hei, bahkan Hinata sama sekali tidak tergelincir meski lantai kamar mandi basah karena air shower miliknya. Lupakan lampu yang padam, Hinata merasa indra ke sembilannya mendadak bangkit karena berhasil meraih gagang pintu dan memutarnya dengan kecepatan 0,001 detik.

Yes! Berhasil——

"—ehh?"

Mata Hinata mengerjap tiga kali.

"A-a-are?" sudut bibirnya berkedut dengan mata melotot aneh.

Yakinlah, antara kewarasan dan paranoid yang baru saja Hinata alami telah menimbulkan gejala-gejala halusinasi berlebihan yang berkembang dalam otak hingga Hinata rasanya benar-benar mengutuk tetangga yang berani mengacaukan realistis kehidupannya yang damai serta monoton miliknya.

Apa dia melihat hantu?

Tidak. Ini lebih seram sepertinya...

Sampai sebuah jeritan histeris menggelegar sekuat gledek petir, mengingatkan Hinata pada ajaran norma-norma masyarakat yang patut di pertanyakan tentang...,

Mengapa banyak orang di rumahnya (?)... Atau apa yang di lakukan mereka di rumahnya (?) Lalu kenapa mereka terlihat melotot ke arahnya (?)

Dan tolong kepada siapapun yang bersedia membenturkan kepala Hinata untuk menyadarkannya jika kini dia tengah telanjang bulat dengan busa-busa sabun dari kepala hingga ujung kaki—

"HA-HA-HANTUU TELANJAANG!!!!"

—mungkin moral Hinata lah yang patut di perjelas di sini....












.....are you ready?


















⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙



























█▒▒▒▒▒▒▒▒▒10%





























████▒▒▒▒▒▒30%



























█████▒▒▒▒▒50%



























████████▒▒80%































██████████100%

























⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙


























↷✦; 𝐰 𝐞 𝐥 𝐜 𝐨 𝐦 𝐞  𝐭 𝐨  𝐭 𝐡 𝐢 𝐬  𝐬 𝐭 𝐨 𝐫 𝐲❞

↷✦; 𝐰 𝐞 𝐥 𝐜 𝐨 𝐦 𝐞  𝐭 𝐨  𝐭 𝐡 𝐢 𝐬  𝐬 𝐭 𝐨 𝐫 𝐲❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I'm going crazy..."

Hyuuga Hinata
X
Blue Lock

𝐆 𝐎 𝐈 𝐍 𝐆  𝐂𝐑𝐀𝐙𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang