Bab 15

9 2 0
                                    

"Gyeom-ah, kau sudah menghubungi Yuju dan yang lainnya? Di mana mereka sekarang?" Tanya Aera saat mendapati Yugyeom hendak masuk ke kamarnya.

"Sudah, katanya mereka baru saja selesai dan akan segera pulang" jawab pria itu sebelum memasuki kamarnya.

Aera pun melanjutkan langkah untuk turun ke lantai satu dan menuju halaman belakang. Sejak tiba di vila ini, halaman belakang menjadi tempat favoritnya. Suasana damai bertemankan pemandangan indah di sana membuat dirinya tidak bisa menolak pesona vila ini.

Berbeda dari sore tadi, Aera kali ini memilih untuk duduk di kolam dengan air yang rendah. Tak lupa ia memotret aktivitasnya untuk menyombongkan diri pada anggota Itzy.

Ya, sejak tadi jika Aera sibuk dengan ponsel, itu artinya dia sedang bergosip dengan anggota Itzy. Ayolah, dirinya juga wanita. Ia bukanlah seseorang yang hanya terus-menerus memikirkan misi dan tujuan, bergosip hal menyenangkan juga harus dilakukan sebagai penghibur.

"Hey, Ryu"

Dari suara dan panggilannya bisa ditebak kalau orang itu adalah Bangchan. Dan karena orang itu adalah Bangchan, Aera tak ingin repot menoleh bahkan menyahut. "Kau sudah pesan makan malam?" Tanyanya dan mendudukkan diri di samping Aera.

"Eung" jawab Aera acuh, terkekeh pada kalimat Yuna di grup chat Itzy.

"I want your attention, aku ingin bertanya sesuatu" Bangchan sadar kehadirannya di sini akan dianggap tidak ada, dilihat dari sikap wanita Shin ini yang tidak menoleh sedikitpun.

"Aku tidak berniat menjawab apa-apa sekarang" balas Aera acuh.

"Ryu, you've been ignoring me for days. Ada apa denganmu?"

"Kau merasa begitu? Padahal aku bersikap normal. Aku tidak mengabaikanmu untuk membahas misi"

"Bukan itu maksudku"

"Memangnya apa lagi kalau bukan misi?"

"Malam itu. Aku ingin bertanya apa yang telah terjadi malam itu" kata Bangchan, tidak ingin berbasa-basi lagi.

"Malam itu? Kapan?"

Sang Alpha menghela napas panjang, mencoba bersabar menghadapi sifat Aera yang memang selalu tarik ulur. "Saat aku mabuk di malam acara JYP, kenapa aku bisa berakhir di kamarmu? Kenapa aku terbangun di kamarmu bukan di kamarku?"

Ternyata pertanyaan itu berhasil menarik perhatian Aera. Buktinya dia akhirnya menyimpan ponsel dan menatap Bangchan, mempertemukan netra mereka.

"Because you drunk as hell that night. Kau sangat mabuk dan datang untuk mengusirku dari kamarku sendiri" ia mendesah kesal "aku tidak punya pilihan kecuali tidur di kamar Yuju"

"Aku? Melakukannya? Kau yakin? Kau tidak sedang berbohong, kan?" Tanya Bangchan, meragukan jawaban wanita itu. Tidak mungkin dirinya melakukan hal itu pada Aera. Lantas kenapa dirinya bisa berakhir di sana? Kenapa dia tidak ingat apapun? Dirinya tidak mempermalukan diri sendiri saat itu, kan?

"Memangnya apa lagi? Kau berharap kita tidur bersama?" Aera tertawa "sorry not sorry. Kau harus menjernihkan otakmu dari berpikiran yang tidak-tidak." Bersamaan dengan itu, terdengar suara bel yang berbunyi. "Sepertinya itu makanan yang kupesan. Pergilah ambil makanan itu" usirnya.

Sang Alpha dengan pasrah, bangkit dan pergi membuka pintu untuk menerima makanan yang dipesan.

Setelah pria itu pergi, Aera mendengus lirih mengingat kejadian malam itu. Ia sungguh menyesali malam itu. Harusnya ia tidak menanggapi Chris. Harusnya ia tidak bersikap lembut. Harusnya ia tidak memanfaatkan drunken Chris.

Karena kejadian malam itu, pertahanannya hampir runtuh. Pertahanan yang susah payah dibangunnya selama bertahun-tahun hampir saja hancur. Arus lautan itu membuatnya hampir lupa di mana dirinya harus berada.

"Maafkan aku, sungguh. I'm a man with words"

"Apa yang harus kumaafkan darimu? You've out of your mind" Bangchan justru tumbang membuat Aera dengan repot menyeret pria itu berbaring di kasur. Tepat saat pria itu berbaring, dia bergumam.

"Aku minta maaf. aku minta maaf bukan hanya karena aku merasa bersalah. Kau salah. Kau salah mengiraku. Aku minta maaf karena aku tidak pernah bisa menunjukkannya dengan benar."

Merasa penasaran, Aera mendudukkan diri di sisi kasur untuk mendengar lebih lanjut apa yang ingin dikatakan drunken Chris.

"Kau tau hari-hari yang kulewati tanpamu terasa sangat hampa. Di saat aku ingin memperbaiki semuanya, sikapmu yang sangat dingin dan tidak pernah memberi kesempatan membuatku terluka"

Kedua alisnya terangkat begitu Bangchan meraih tangannya untuk digenggam.

"Aku seperti gagal berkali-kali. Aku gagal menepati janjiku. Padahal sudah kukatakan. I'm a man with words. Berikan aku kesempatan, kumohon. Aku tidak tau perasaan macam apa ini. Tapi satu hal yang aku tau, I want you"

Aera menghela napas kasar dan menengadah menatap langit-langit, mencegah air yang terkumpul di pelupuknya pecah. Setelah berusaha menetralkan perasaan, ia kembali menghela napas dan menatap pria itu.

"I'm sorry, Chris. But not today, not tomorrow, and not again" ia menarik tangannya dari genggaman pria itu, kemudian bangkit meninggalkan Bangchan yang masih menggumam lirih.

"Not today, not tomorrow, and not again" gumam Aera sembari menunduk.

"Yang tersisa padamu hanyalah kekecewaan"

Lisa yang sejak tadi tidak sengaja menyaksikan semuanya menjadi bingung, apa yang harus dilakukannya? Lagipula apakah dirinya tidak terlihat? Padahal dia sudah berada di tempat itu sejak tadi bahkan sebelum dua orang itu datang.

Tangannya dengan lincah mengetikkan sesuatu di chat room anggota Ymmune tanpa dua orang itu. Mereka memang sudah lama membuat grup ini, karena setelah cerita dari Felix mereka memutuskan untuk memberi pembaharuan tentang dua orang itu.

Scan QR ini untuk membaca bab 15 dengan lengkap

***

Awakening Oasis: Falling AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang