[Chapter 5] Ke Tempat Kak Jo

174 126 83
                                    

Meskipun harus pulang sore setelah menunggu hasil dari pengumuman penerimaan pengurus OSIS, Berryl masih tidak bisa melupakan kejadian saat ia hampir menabrak Oka dan mengumpat didepan Oka

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Meskipun harus pulang sore setelah menunggu hasil dari pengumuman penerimaan pengurus OSIS, Berryl masih tidak bisa melupakan kejadian saat ia hampir menabrak Oka dan mengumpat didepan Oka. Rasanya image Berryl sudah rusak dihadapan Oka meskipun umpatan Berryl tidak ia ucapkan sekeras itu.

"Nggak apa-apa ... Pulang, mandi, putar musik, lupain hari ini," kata Berryl pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju gerbang belakang.

Namun saat tiba disana, gerbang itu terkunci ... Tentu saja, ini pukul 5 sore, pastilah gerbang selain gerbang utama sekolah akan dikunci oleh satpam.

"Oke, gue butuh berapa banyak kesialan lagi biar bala hari ini udah stop disini aja?" Berryl menendang gerbang berwarna biru itu dengan kesal.

Ia melihat kekanan dan kekiri dengan gelisah.

"Ah, Lo juga kekunci disini?"

Berryl bertanya dengan leganya saat ia tahu ia bukan satu-satunya yang terkunci disini.

"Eh iya ... Padahal rumah gue pas disitu," kata cewek itu sambil menunjuk kearah rumah yang berada tepat didepan gerbang belakang sekolah. "Dia malah motornya kejebak di parkiran belakang sekolah."

Berryl menatap kearah parkiran belakang yang memang dibatasi oleh pagar biru ini karena parkiran itu ialah parkiran yang disediakan sekolah di lahan perumahan para warga dan dijaga oleh satpam sekolah.

Mereka bertiga sama-sama bingung, tetapi Berryl lebih bingung dan panik saat cowok itu tiba-tiba melemparkan tasnya ke luar gerbang.

"Eh eh mau kemana Lo?" tanya Berryl sambil menatap cowok itu, lalu menatap tas yang cowok itu lemparkan ke luar gerbang.

"Ya ... Lompat?"

"Loh loh, Lo juga?!" Berryl langsung menjadi super panik saat mereka berdua bersiap-siap memanjat gerbang sedangkan Berryl terlalu takut melakukan itu.

Yang benar saja, ia masih kelas 10 dan kini ia harus memanjat pagar sekolah? Apa itu diperbolehkan? Apa Berryl takkan dihukum jika melakukan itu? Semua pertanyaan itu membuat Berryl mengurungkan niatnya untuk memanjat.

"Lo nggak ikut? Siniin tas Lo, biar gue bawain keluar dulu supaya Lo enak manjatnya," tawar cewek itu pada Berryl.

"E-eh ... Nggak deh, Lo duluan aja ..."

"Lo yakin?"

"Iya nggak apa-apa ..."

Satu menit berlalu dan Berryl masih berharap satpam sekolah akan datang dan membukakan gerbang belakang saat mengetahui masih ada murid yang terjebak didalam sekolah. Jika lewat gerbang depan terlalu jauh dan Berryl harus berjalan memutar komplek untuk sampai ke kosnya.

Satu menit lainnya berlalu ...

5 menit ...

10 menit ...

That's OkA!Where stories live. Discover now