"Gue kalau beli permen selalu di tempat yang sama. Kalau beli di tempat yang lain namanya gue selingkuh. Lo lihat kan? Sama permen aja gue setia apalagi sama lo."
"Nilai gombalan lo nol besar."
***
Hidup seorang Vanya memang sangat sial, itu sudah t...
• Ig : eliove153 Follow Ig author untuk dapat pemberitahuan update
• Don't be siders, vote and coment supaya author semangat buat lanjut cerita ini
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Braak!!
Suara gebrakan meja yang menggema di ruangan itu tidak berhasil mengagetkan Vanya dan Alvero yang saat ini duduk berdampingan di ruang guru tepat di meja wali kelas mereka.
Pertengkaran mereka tadi tentunya memicu kemarahan wali kelas mereka, terlebih Alvero sudah sering membuat masalah.
"Sekolah kita belum selesai dengan kasus siswa yang jatuh dari atap itu, siapa namanya?" tanya wali kelas itu pada dirinya sendiri.
"Elvan," jawab Alvero singkat
"Nah itu, kasus dia saja belum selesai dan sekarang kalian sudah mengacau dan bertengkar di kelas seperti anak kecil" Omel wali kelas mereka sambil menggaruk nggaruk kesal rambutnya yang hampir botak itu.
"Alvero!" Dia menunjuk Alvero yang langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, "Kalau ayah kamu tahu ini dia akan kecewa lagi dan lagi."
"Dan kamu-" Tangannya berganti menunjuk Vanya yang langsung menaikkan alisnya begitu namanya dipanggil.
"Jangan habisin emosi bapak untuk saya. Lihat tuh, rambutnya udah hampir habis." Vanya tersenyum mengejek dan berdiri dari tempatnya, "Jangan sampai umur bapak juga habis gara gara saya."
Vanya menepuk nepuk bahu gurunya dan dengan santainya berniat pergi dari tempat itu.
"Hei, kamu mau ke mana anak kurang ajar?"
Vanya tidak peduli, dia hanya melangkah dan bersiap membuka pintu ruangan itu. Namun begitu pintu itu terbuka sesosok pria tua yang terlihat cukup berwibawa sudah berdiri di depannya.
Vanya menatapnya dengan alis terangkat dari atas sampai bawah.
"Saya Reno, kepala sekolah di sini."
"Oh..." Respon Vanya pendek.
"Saya dengar kalian bertengkar karena kamu menuduh Alvero sebagai pembunuh Elvan, anak yang jatuh dari atap. Kenapa kamu menuduh Alvero begitu?"
