Day-44. Di Ujung Kematian

Mulai dari awal
                                    

Di ruang tengah, Lucifer masih menggantung Arcello dengan cekikannya. Sementara sang tuan semakin lemas tidak berdaya sambil terus menggenggam batu shappire miliknya.

Melihat apa yang dilakukan raja iblis, Gabriel benar-benar murka. Ia berlari sambil melompat dan menerjang. Menjejalkan kakinya tepat di kepala raja iblis.

Sementara Lucifer yang tengah fokus pada Arcello tidak menyadari ketibaan Gabriel di tempat itu. Sang raja iblis tidak sempat menghindari serangan Gabriel. Ia terhuyung hingga menyebabkan cekikannya pada leher Arcello pun terlepas.

Arcello jatuh ke lantai dengan tubuh yang terkulai. Melihat sang tuan nyaris tidak terselamatkan, Gabriel segera berlari menghampiri.

"Tuan!" pekik Gabriel. Ia langsung menangkap Arcello yang masih mempertahankan kesadarannya.

Dalam pandangannya yang semakin buram, Arcello mencoba menangkap bayang-bayang di hadapannya. Baginya itu seperti mimpi. Ia belum yakin jika sosok di hadapannya benar-benar orang yang diinginkan, hingga ia mendengar Gabriel berbicara.

"Tuan, bertahanlah. Saya akan menyelamatkanmu," ucap Gabriel sambil menggenggam tangan Arcello.

"Phi ... Gab ...?" Kata-kata Arcello tersekat. Sekarang ia yakin jika sosok di depannya adalah Gabriel. Dengan mengerahkan tenaga yang tersisa, Arcello berusaha menyentuh wajah sang malaikat.

Gabriel tersenyum. "Iya. Ini saya, Tuan. Gabriel," ucap Gabriel. "Terima kasih sudah mengingat dan memanggil saya," ucap Gabriel meyakinkan si anak bulan dalam dekapannya.

Mendengar hal itu Arcello menjadi lega. Di sisa-sisa kesadarannya, ia berusaha meminta maaf pada Gabriel. "Phi ... aku ... minta ... maaf!" bisik Arcello semakin melemah.

"Tuan, bertahanlah. Terus genggam batu shappire-nya. Itu akan menolongmu. Kumohon, bertahanlah sedikit lagi." Gabriel berbisik sambil memeluk Arcello. Sementara sang tuan sudah lemas tak sadarkan diri.

Setelah Arcello pingsan, Gabriel membawanya ke pojok ruangan. Merebahkannya di tempat aman. Ia yakin, selama sang tuan menggenggam pusaka pemberiannya, ia akan bertahan.

Setelah urusannya dengan Arcello usai, Gabriel bangkit menghadapi raja iblis. Ia berdiri menantang. Menatap makhluk jahanam di hadapannya dengan tajam penuh kebencian.

"Akh! Akhirnya kau datang juga, Gabriel. Apa kau kemari untuk menyerahkan nyawamu?" ucap Lucifer terdengar angkuh.

"Jangan sombong! Kedatanganku kemari adalah untuk menyelamatkan Tuanku serta melenyapkanmu, makhluk terkutuk." Gabriel menimpali kesombongan Lucifer.

Mendengar ucapan Gabriel, Lucifer tertawa terbahak-bahak. "Untuk apa kau menyelamatkan anak bulan seperti dia? Apa kau tidak sakit hati setelah dibuang layaknya sampah, lalu kini kembali dipungut dan dijadikan tamengnya?" ejek Lucifer. "Dari pada menolongnya, lebih baik kau beri tahu bagaimana cara untuk mengambil kekuatan itu."

Gabriel meludah. "Makhluk laknat seperti dirimu tidak akan pernah kubiarkan mengambil kekuatan Yang Agung. Jangan pernah berharap meski hanya mendekatinya." Gabriel mengancam Lucifer.

Bagi Lucifer, ucapan Gabriel terdengar seperti lawakkan yang berhasil membuatnya terpingkal-pingkal. "Maafkan aku!" Lucifer menahan tawa. "Untuk makhluk yang tidak jelas sepertimu, apa yang akan kau lakukan untuk melawanku? Apa kau akan menggunakan penggorengan dan pisau dapur sebagai alat tempurmu?" Lucifer terus mengejek Gabriel hingga membuat sang malaikat geram.

"Jangan banyak bicara, makhluk jahanam!" Gabriel berteriak sambil berlari menerjang raja iblis. Sementara sang musuh sudah siap dengan kuku-kuku setajam pisau yang muncul dari jari-jarinya.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang