"Ibu siapa? Apa malaikat? Dan dimana Alexa sekarang?"ujar Alexa polos, wanita itu tersenyum

"Kamu berada ditempat yang aman sayang, nama ibu... Grace, anak-anak sini biasanya memanggil ibu dengan sebutan bunda"lalu memeluk Alexa lembut

'Apa yang terjadi padamu nak, kenapa orang-orang itu mengejarmu'batin Grace

"Apa Alexa mau tinggal disini?"mungkin karena terlalu syok, Alexa tidak begitu ingat dengan kejadian yang menimpa keluarganya, yang diingatnya hanya dia sedang menunggu kakaknya, Rafael

"Alexa harus mencari kak Rafa bunda, kak Rafa pasti bingung mencari Alexa"sahutnya, Grace menatap Alexa pilu, sudah dua hari gadis kecil ini pingsan

"Ini sudah malam sayang dan diluar hujan deras, besok saja ya kita cari kakak Alexa sama-sama ya?"Alexa mengangguk lalu kembali tidur

Keesokan harinya Alexa ditemani Grace mencari keberadaan Rafael, namun tidak menemukannya sama sekali. Alexa mengajak Grace menuju rumahnya.

Alexa menatap kaget bangunan dihadapannya, rumahnya telah rata menjadi abu. Seketika itu juga bayangan kedua orangtuanya berkelabat dipikirannya, Alexa menjerit histeris... Grace merengkuh tubuh Alexa yang terguncang. Bagaimana bisa gadis yang berusia 8 tahun memikul beban yang seberat ini

Author POV

14 tahun kemudian...

Gadis berperawakan mungil berseragam hitam dengan list merah dibagian leher dan pinggangnya serta memakai celana panjang hitam berjalan menyusuri pantai dan berhenti pada salah satu batu besar untuk beristirahat sejenak, dilihatnya jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, masih tersisa waktu dua jam lagi untuk memulai aktifitasnya.

Gadis berambut coklat itu membiarkan angin menerpa wajah dan rambutnya. Melihat pantai membuatnya teringat akan masa kecilnya, teringat akan kedua orangtuanya dan juga... Rafael, kakaknya yang sekarang entah berada dimana.

Alexa beranjak dari batu besar itu lalu berjongkok mengumpulkan pasir bermaksud membuat istana seperti yang dilakukannya dulu bersama keluarganya. Alexa tersenyum melihat hasil kerjanya, walau tak sebagus buatan papanya, namun Alexa cukup puas.

Alexa kembali melihat jam yang bertengger dipergelangan tangannya, matanya melotot kaget menyadari jarum pendek mengarah keangka delapan, dan jarum panjangnya mengarah keangka tiga. Alexa buru-buru berdiri dan membersihkan tangannya serta baju seragamnya, sebagian rambut coklatnya berkibar tertiup angin. Butuh waktu satu jam lebih untuk sampai ketempat kerjanya dan Alexa yakin saat ini dia pasti mendapat teguran dari atasannya karena terlambat lagi

Alexa berlari dengan terburu-buru agar cepat sampai dijalan raya, beruntung salah satu taksi lewat tepat didepannya. Alexa lebih memilih taksi untuk perjalanannya kali ini, karena kalau Alexa naik bus akan membutuhkan waktu yang lebih lama

Disaat yang bersamaan, seorang laki-laki turun dari mobil chevrolet putihnya, matanya sekilas menatap gadis yang buru-buru masuk kedalam sebuah taksi, tak lama taksi itu membawanya pergi

Laki-laki itu turun menyusuri pantai, melepas kacamata hitamnya dan menggantungnya dikemeja putih yang ia pakai. Laki-laki itu menghirup udara dalam-dalam lalu berjalan sesekali menendang batu kerikil yang terdapat disana.

Matanya terpaku pada tumpukan pasir, lalu mendekatinya. Dia tertegun memandangi tumpukan pasir itu yang ternyata adalah sebuah istana kecil yang bentuknya sama persis dengan yang dibuat ayah angkatnya sewaktu dia masih kecil. Rafael mencari-cari seseorang yang mungkin adalah orang yang dia kenal namun tidak menemukan siapapun disana, ingatannya kembali pada gadis berambut coklat yang buru-buru naik taksi tadi, Rafael berlari sekuat tenaga menuju tempat dia memarkirkan mobilnya, jantungnya berdebar kencang menyadari siapa sosok gadis yang dilihatnya beberapa menit yang lalu

'Itu Alexa...' batinnya menjerit

"BODOH...  Kenapa aku tidak bisa mengenalinya"teriak Rafael kesal sambil memukul  kap mobil depannya

Alexa POV

Huuffftt... Untung saja Pak bos belum datang dan aku terhindar dari omelannya hari ini. Yaaah... walaupun aku bekerja ditempat ini sudah cukup lama, entah kenapa aku merasa tidak beruntung dalam hal pekerjaan dan percintaan. Sudah lima tahun aku bekerja ditempat ini sebagai receptionist namun jabatanku tidak naik-naik juga. Well... setidaknya aku masih beruntung hanya dengan mengandalkan ijazah SMU ku saja aku sudah bisa diterima di perusahaan ini

'Seharusnya kau banyak mengucapkan syukur Alexa, dengan postur tubuhmu yang mungil kau masih diterima diperusahaan ini, sebagai receptionist pula'rutuk hatiku yang lain

Berbicara soal percintaan, tidak ada yang spesial sepanjang dua puluh dua tahun hidupku. Sejak aku tinggal dipanti asuhan aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Aku memang kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuaku empat belas tahun yang lalu, namun aku mendapatkannya dari bunda, hanya saja semenjak bunda meninggal tujuh tahun yang lalu, aku hidup dalam kesulitan, pengganti bunda tidak begitu suka padaku, makanya setelah aku lulus SMA lima tahun yang lalu aku langsung hidup mandiri, bekerja untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari, dan sedikit menabung karena aku ingin mencari kakakku. Sampai detik ini aku masih berharap bisa bertemu dengan kakakku. Bagaimana wajahnya sekarang, masih tampan kah seperti dulu? Apa dia masih ingat padaku? Apa dia selama ini berusaha mencariku seperti aku mencarinya. Aku sangat merindukannya. Mungkin kalian berpikir aku mengidap 'brother complex'

"Hei... melamun saja!"Sarah mengejutkanku dari belakang

"Sialan, aku pikir pak bos"kami memang memanggil atasan kami dengan sebutan pak bos, pak bos disini bukan pemilik, CEO atau manager diperusahaan ini, dia hanya memeganga jabatan sebagai  kepala  receptionist namun tingkahnya mengalahkan pemilik perusahaan

"Pak bos belum datang? Wah syukur deh, aku kira bakal dapet omelan hari ini"Sarah adalah sahabatku dari SMU dulu dan kebetulan dia juga diterima diperusahaan ini setahun yang lalu dan sama sepertiku sebagai receptionist, hanya saja hidupnya lebih beruntung, Sarah masih mempunyai orangtua dan seorang adik perempuan

"Aku juga tadi telat, tapi ternyata ada yang lebih telat lagi"sindirku sambil melirik Sarah, Sarah nyengir. Kami berdua memang langganan omelan bos

"Ssssstt... Pak Alfredo  tuh, laki-laki idamanmu"bisik Sarah, aku mengikuti arah pandang Sarah. Ku lihat Alfredo berjalan menuju meja receptionist. Alfredo adalah manager kami, mempunyai postur tubuh yang cukup tinggi, tampan dengan potongan rambut yang sangat rapi. Alfredo melirik kearahku lalu beralih kearah Sarah, sebegitu jelekkah diriku hingga dia tidak mau bertanya padaku, rutukku dalam hati

"Sarah, jika nanti ada perempuan yang datang bernama Angelica, bilang saja aku sedang meeting atau sejenisnya, jangan sampai dia masuk ke ruanganku"suara Alfredo terdengar seperti alunan lagu ditelingaku. Aku pura-pura membolak-balikkan kertas agar bisa berlama-lama mendengar suaranya yang merdu itu

"Baik Pak. Ada yang lain Pak?"tanya Sarah, Sarah sempat melirikku mengetahui kepura-puraanku

"Tidak ada"sahut Alfredo, aku merasa dia sedang memperhatikan kegiatanku, secara refleks aku mengangkat wajahku dan langsung bertatapan dengan matanya, aku segera mengalihkan pandanganku begitu juga dengan dia

"Lirikan matamu menarik hati, oh senyumanmuuuu manis sekali..."Sialan Sarah menggodaku membuat pipiku merona merah. Ku lihat Alfredo sudah masuk dalam lift

=========== to be continue =========

Yup... akhirnya bisa update 'SECRET N LOVE' dan 'PROMISE' dihari yang sama, efek lagi ga ada kerjaan hehehehe...

Jangan lupa bagi VOTE nya dong hehehehe

PROMISE (SELESAI)Where stories live. Discover now