"Pa...pa... harus... pergi... uhuk uhuk..."mulut David kembali mengeluarkan darah segar

"Jangan Pa, jangan tinggalkan kami"Rafael sangat takut kehilangan keluarga barunya

"Ra...fa... ber...janji...lah pada... Pa...pa, kalau... kau a...kan men...jaga... adik...mu"kata David dengan nafas tersengal-sengal, Rafael mengangguk

"Rafa janji Pa..."Rafael memeluk tubuh David

"Laki...laki... ti...dak... boleh... me...nangis... uhuk uhuk...cepat pergi..."darah kembali keluar dari mulut David, tak lama David menghembuskan nafasnya yang terakhir

"Pa... Papa... Bangun Pa...hiks"tangis Rafael kembali pecah, api sudah melahap beberapa bagian rumah lainnya

"Rafael janji Pa, suatu hari nanti Rafael akan merebut kembali semua yang telah mereka rampas"janji Rafael pada David yang sudah terbujur kaku, Rafael segera mencari jalan agar bisa keluar dari rumah tsb, namun langkahnya terhenti karena api sudah menyebar kemana-mana, Rafael berlari kearah dapur berusaha keluar dari pintu belakang... upayanya berhasil, dengan sekuat tenaga Rafael berlari menuju tempat Alexa bersembunyi, apes nya Rafael jatuh dan kepalanya terbentur kayu lalu tak sadarkan diri

Sementara itu Alexa bermaksud menyusul Rafael, langkahnya terhenti karena melihat orang-orang yang sudah melukai keluarganya

"Itu dia, tangkap gadis kecil itu jangan sampai kabur"teriak salah satu dari mereka

Alexa terus berlari walau kakinya sangat lelah dan terasa kebas namun Alexa terus saja berlari, dia harus segera menyelamatkan diri dari orang-orang yang sedang mengejarnya, Alexa tahu orang-orang itu menginginkan kematiannya sama seperti yang dilihatnya saat orang-orang itu membunuh kedua orangtua nya. Alexa benar-benar sendirian, dia tahu kakaknya Rafael akan marah mengetahui Alexa tidak menuruti kata-katanya, namun jika dia tetap disana orang-orang itu akan menangkapnya. Alexa mengkhawatirkan Rafael, karena kakaknya tidak terlihat dan tadi dia sempat melihat kobaran api dari arah rumahnya

Nasib baik memang sedang tidak berpihak pada Alexa bahkan langit pun menurunkan hujan dengan sangat deras diselingi petir-petir yang bersahutan, tubuh Alexa basah kuyub namun karena derap langkah kaki dibelakangnya semakin mendekat rasa menggigil tidak dirasakannya lagi, dia harus segera mencari tempat untuk berlindung. Alexa berhenti pada satu rumah yang tertutup rapat, dia bersembunyi disamping rumah itu, derap langkah kaki dan suara orang yang mengejarnya terasa sangat dekat, Alexa memejamkan matanya pasrah, menunggu orang itu menemukan dan membunuhnya.

Alexa merasakan tangan hangat yang membekap mulutnya, dan merengkuh tubuhnya dengan kencang... menyeretnya pada sebuah rumah, tangis Alexa merebak dalam bekapan, airmatanya bercucuran... inikah akhir hidupnya, Alexa menutup mata

*****

Gelegaaaaarrr... gelegaaaaarrr...

"Aaaakkkkhhh..."teriak gadis kecil sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut

"Sayaaang... jangan takut, itu hanya suara petir"terdengar suara lembut wanita, tubuh gadis kecil itu gemetar dibawah selimut. Wanita itu mendekati gadis kecil itu lalu membuka selimutnya dengan perlahan dan memeluknya

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu gadis kecil, jangan takut bunda ada disini"gadis kecil itu mendongak memandangi wanita yang memeluknya dengan hangat, air matanya mengalir begitu saja

"Siapa namamu nak?"tanya wanita itu

"A... Alexa"sahut gadis kecil itu terbata-bata

"Jangan takut sayang, kamu disini aman"wanita itu kembali memeluk tubuh Alexa dan mengelus-elusnya dengan penuh kasih sayang

PROMISE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang