1. roti

3.1K 155 0
                                    

"AKU TELATT!!" Seorang gadis berlari menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, rambutnya tidak tertata serta wajah polosan yang tidak memakai make up apapun. Orang tuanya yang berada di meja makan hanya menggelengkan kepala karena sudah sering melihat hal itu.

Gadis itu adalah Qaila, dirinya telat karena semalam begadang untuk menamatkan cerita yang sering di bacanya beberapa hari ini. setelah sampai di dapur, Qaila pun pergi kearah Ayahnya.

"pa ayoo!! ila uda telatt, ayo papaa" Katanya sambil menggoyangkan bahu ayahnya.

"Kamu gak mau sarapan dulu nak?" Ibunya pun bertanya kepada anak semata wayangnya itu

"Gak sempat ma, ila makannya nanti aja pas istirahat di kantin" Katanya menanggapi sambil tersenyum kearah ibunya.

Ayahnya bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah pintu keluar
"Ya udah ayo papa anter ke sekolah"

Mendengat itu, Qaila pun buru-buru menyalami tangan ibunya sambil mengucap salam dan berlari mengikuti Ayahnya yang sudah naik dan memanaskan mobil. Qaila pun ikut masuk ke dalam mobil dan tidak lupa memasang sabuk pengaman.

perjalanan ke sekolah di isi oleh perbincangan antara ayah dan anak ini hingga tak terasa mobil yang di kendarainya sudah sampai di depan gerbang sekolah. Qaila turun dan menyalami ayahnya "belajar yang bener ya nak ini uang jajan kamu, jangan bolos! Kalau bolos, papa potong uang jajan kamu jadi 500 perak"
Qaila pun mengambil uang jajan yang di berikan oleh ayahnya dan menyimpannya pada saku bajunya "iya pa, ila kan bukan anak bolos-bolos" Setelah berpisah dengan ayahnya, Qaila pun berbalik dan berjalan memasuki gerbang yang untungnya masih belum di tutup.

_________________________
_________________________

Di dalam kelas, terlihat suasana kelas yang riuh karena pelajaran belum di mulai. Ada yang joget sambil setel lagu dangdut, ada yang bergibah ria, ada yang tidur, ada juga yang kekantin, dan ada juga hanya diam duduk sambil membaca buku, Salah satunya adalah ozar.

Pemuda itu sedang membaca buku dengan tenang sambil mendengarkan musik klasik melalui headset yang terpasang di telinganya. Dia sama sekali tidak terganggu dengan suasana di sekitarnya, tenggelam kedalam cerita yang di bacanya.

Beberapa kali temannya mengajak untuk kekantin tetapi hanya di balas senyum dan di jawab seadanya saja, setelah itu lanjut membaca ceritanya lagi.

Qaila pun masuk ke dalam kelas sambil menyapa teman-temannya, ada beberapa menjawab dan ada juga yang tidak karena tidak mendengar sapaan Qaila.

Qaila berjalan kearah tempat duduknya yang tepat berada di depan Ozar, Ozar yang melihat tempat duduk yang berada di depannya di tarik, sontak mendongakkan kepalanya dan melepas salah satu headsetnya.

"Pagi ozarr" Sapaan Qaila di sertai senyuman yang di balas juga dengan senyuman oleh Ozar.

"pagi juga ila, kamu udah sarapan?" Buku yang tadi di bacanya suka di simpan dalam laci mejanya dan memilih untuk berbicara dengan sahabatnya.

"Belumm, tadi aku telat bangun hehehe" Menggaruk kepalanya dengan cengiran yang tercetak di bibirnya.

ozar sudah menebak, pasti Qaila begadang lagi. Karena semalam saat ozar keluar ke balkon kamarnya untuk merilekskan otak dan juga ototnya setelah mengerjakan tugas, dia melihat lampu kamar Qaila masih dalam keadaan menyala yang memandakan gadis itu belum tidur, padahal saat itu jam sudah menunjukkan tengah malam.

"Semalam kamu begadang lagi kan makanya telat bangun?" Katanya sambil merogoh isi dalam tasnya.

Qaila terlihat gelagapan dan berusaha mencari alasan "eng-enggak kok, semalam aku gak begadang, emang cuman telat bangun aja"

Ozar memberikan Qaila roti stroberi dan juga susu coklat untuk Qaila, Qaila menunjukkan cengiran andalannya lalu menerima dengan senang hati karena itu memang makanan dan minuman favoritnya.

"Alasan aja kamu ila, lampu kamar kamu aja masih nyala sampai jam 12. Itu di makan dulu, mumpung guru belum masuk"

"Makasihh ozar, kamu emang penyelamat perutku" Katanya sambil tersenyum hingga matanya membentuk lengkungan dan lesung pipinya terlihat di kedua pipinya.

Qaila pun membalikkan badannya agar duduk menghadap kedepan lalu mulai menyantap rotinya. Tetapi sebelum itu, Qaila membagi 2 roti itu dan berbalik untuk memberikannya kepada Ozar.

"Ini kita bagi dua, kamu juga pasti belum sarapan soalnya bawa roti" Hal tersebut di sambut baik oleh ozar, diapun menerima roti itu dan mengucapkan terimakasih.

Teman-teman kelas mereka tidak lagi rusuh seperti tadi, mereka malah menonton interaksi antara Qaila dan Ozar yang menurut mereka lucu seperti anak SD yang berbagi makanan.

"Aduh mau juga dong berbagi roti" Celetuk Ryan di samping ozar yang sedang menumpuhkan dagunya pada sapu yang sedang dia pegang.

"Berisik lu" Perkataan itu sontak membuat Rayn terkekeh. Reaksi ozar sangat seru jika di goda dengan hal yang berkaitan dengan Qaila.

Rayn mengambil kursi entah darimana dan duduk di samping Ozar.

"lu beneran cuman sahabatan sama Qaila?" pertanyaan Rayn membuat Ozar menengok lalu kembali memakan Rotinya.

"Iya, cuman sahabatan"

"emang lu gak ada rasa gitu sama Qaila?"

Mendengar pertanyaan itu, Ozar berhenti mengunyah rotinya, melihat kearah depan di mana Qaila sedang duduk sambil memakan roti dengan riang sambil menggoyangkan kakinya.

Melihat itu Ozar tersenyum lalu menjawab dengan suara pelan "mungkin ada"

"Hah? Lu ngomong apa?" Karena suara ozar yang seperti berbisik dan suasana kelas yang riuh lagi membuat rayn tidak dapat mendengar suara ozar.

Seseorang dari arah pintu berlari memasuki kelas "WOII GURU UDAH KE SINI!!" Belum sempat pertanyaan Rayn di jawab oleh Ozar, dia sudah harus kembali ke tempat duduknya karena guru sudah memasuki kelas tersebut.

Para murid kembali duduk ke tempat masing-masing dan mulai mengikuti pelajaran yang sedang di ajarakan oleh guru yang berada di depan.

Jadi kamu gay!? [END]Where stories live. Discover now