Day-36. Dua Sisi Perasaan

Start from the beginning
                                    

Arcello yang sedang kalut pikiran, merasa terintimidasi oleh perkataan Beezel. Hal tersebut lagi-lagi membuat ia canggung dan bingung. Arcello tampak memikirkan ucapannya mungkin sudah menyakiti perasaan sang atasan.

“Apa saya menyakiti Bapak?” tanya Arcello ragu.

“Apa ada alasan sakit hati untuk seseorang yang habis dicium pria yang ia sayangi?” Beezel membalikkan pertanyaan yang membuat Arcello mati kutu.

Tidak ingin menambah beban perasaan pada pria mungil di hadapannya yang tampak melamun dan berpikir keras, Beezel pun mengalihkan pembicaraan.

“Kita pesan makan sekarang, Ya?” tanya Beezel. Arcello hanya mengangguk setelah pertanyaan sang atasan memecah lamunannya.

Beezel melambaikan tangan pada pelayan. Sesaat mejanya dilayani, Beezel dan Arcello pun segera memesan makanan yang mereka inginkan. Setelah selesai, pelayan pun meninggalkan mereka berdua untuk menyiapkan pesanan.

“Apa tawaran bapak masih berlaku?” Tiba-tiba Arcello bertanya pada Beezel di sela-sela menunggu makanan.

“Hah? Maksud kamu?” tanya Beezel kebingungan.

“Terlambat tidak kalau saya menerima perasaan Bapak?" Ucapan Arcello membuat Beezel seketika tercengang. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Ia tidak menyangka mendengar perkataan itu dari orang yang tersayang.

“Apa seperti ini ekspresi seseorang yang menerima proposal?” goda Beezel. “Tidak perlu terburu Arcello, saya masih bisa menunggu,” tambahnya.

“Iya atau enggak?” tukas Arcello tegas. Sedangkan Beezel masih bingung mencerna perubahan Arcello yang tiba-tiba.

“Dengan ekspresi saya yang ala kadarnya ini, saya menerima proposal Bapak,” ungkap Arcello. “Sekarang kita bisa dibilang pacaran. Itu pun kalau saya belum terlambat.” Ucapan Arcello yang terakhir terdengar memelan.

Beezel tersenyum gemas. Jika saja mereka tidak sedang di ruang publik, Beezel sudah pasti memeluk pria manis di hadapannya. Di matanya selain lucu, Arcello juga pria yang unik. Bagaimana tidak berpikir demikian, setelah pingsan, menangis, dan menciumnya, kali ini Beezel dibuat kaget karena Arcello tiba-tiba menembak.

Obrolan Arcello dan Beezel terjeda, saat makanan yang mereka pesan tiba di meja. Tanpa dipersilakan, Arcello sudah menyantap makanannya. Hal itu membuat Beezel tersenyum melihat sikap Arcello yang spontan. Akhirnya, Beezel pun segera makan.

“Tunggu! Kamu besok nggak akan berubah pikiran kan, Cell?” Beezel mencoba meyakinkan atas ucapan Arcello beberapa saat lalu. “Oke, Ulang. Ucapkan yang tadi kamu bilang,” pinta Beezel setelah menekan tombol perekam suara pada ponselnya.

“Ih ... nggak ada pengulangan! Males!” sahut Arcello sambil mengunyah makanannya.

“Ayolah, siapa yang tanggung jawab jika besok kamu melupakan momen ini?” rengek Beezel membujuk Arcello mengulang perkataan saat menerima pernyataan cintanya.

Meski Arcello merasa jengah dengan permintaan Beezel, tapi ia juga tidak ingin mengulang. Akhirnya, ia mengambil sticky note dari dalam tas kemudian menuliskan “Beezel & Arcello resmi jadian” yang dibubuhi tanda tangannya. kemudian ia berikan pada Beezel.  Sang pacar pun tersenyum senang.

Saat ingin mengembalikan sticky note ke dalam tasnya, Arcello menemukan gantungan shappire pemberian Gabriel sudah kembali.

“Kok di sini sih? Bukannya tadi ditarik Phi Gab?” gumam Arcello lirih.

Setelah melihat benda itu ekspresi Arcello kembali mendung. Dia mengingat kenangan manis yang dilewati bersama Gabriel. Tanpa sadar Arcello pun memegang benda tersebut. Namun secara mengejutkan batu permata pada gantungan tas miliknya berpendar. Hal itu memicu aktifnya kekuatan Raja Arash yang bersemayam pada diri Arcello. Matanya berkilau kemerahan.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now