sedikit gangguan saat ujian

42 4 6
                                    

Menjelang bulan Juni, langit bersih tak berawan dan hawa menjadi panas serta pengap. Yang ingin dilakukan anak-anak hanyalah berjalanjalan di halaman dan duduk-duduk di atas rumput sambil membawa beberapa liter jus labu kuning, mungkin bermain Gobstone dengan santai atau menonton cumi-cumi raksasa mengambang mencari hawa di tengah danau. Tetapi mereka tak bisa melakukannya.

Ujian hampir tiba, dan alih-alih bermalas-malasan di luar, anak-anak terpaksa tinggal di dalam kastil, berusaha memaksa otak mereka untuk berkonsentrasi, sementara aroma musim panas yang menggiurkan masuk melalui jendela.  sebentar lagi akan ujian OWL—Ordinary Wizarding Levels atau Level Sihir Umum untuk anak kelas lima. Sementara untuk kelas tujuh, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi NEWT. Newt me-mang semacam kadal air. Tetapi dalam hal ini NEWT adalah Nastily Exhausting Wizarding Tests atau Ujian Sihir yang Luar Biasa Melelahkan, kualifikasi tertinggi yang ditawarkan Hogwarts



•••

Minggu ujian mulai dan keheningan tak wajar menyelimuti kastil. Murid-murid kelas tiga keluar dari Transfigurasi pada jam makan siang hari Senin dengan lemas dan wajah pucat, membandingkan hasil dan mengeluhkan sulitnya tugas yang diberikan kepada mereka, yang mencakup mengubah piring emas menjadi seekor burung.

"Aku tidak yakin akan  mendapat nilai berapa—ini buruk." Barty berkata lemas, bahkan belum menyentuh apapun dari sekian banyak makanan di meja. "untung aku lumayan, hampir sempurna. Sudahlah teman, kau terlihat seperti orang lain." Balas Evan. "Kau tidak tau ayahku Evan—" "masih banyak pelajaran lain, jangan terlalu dipikirkan. Transfigurasi adalah pelajaran paling sulit kan?" Regulus tahu Mr Crouch seperti ayahnya, terobsesi dengan kesempurnaan anaknya. Barty tidak menjawab, mereka melanjutkan makan tanpa berbicara, begitu juga dengan anak-anak lainya.

Kemudian, setelah makan siang yang terburu-buru, mereka kembali ke atas lagi untuk ujian Jimat dan Guna-guna.  Profesor Flitwick menguji mereka dengan Jampi Jenaka. Barty melakukannya secara berlebihan, karena dia tegang. Akibatnya Flint yang menjadi partnernya, tertawa histeris tak henti-hentinya dan harus dibawa ke kelas kosong untuk menenangkan diri dan baru sejam kemudian dia sendiri bisa melakukan Jampi Jenaka-nya.

Seusai makan malam, anak-anak bergegas kembali ke ruang rekreasi masing-masing, bukan untuk bersantai, melainkan untuk mulai belajar Pemeliharaan Satwa Gaib, Ramuan, dan Astronomi.

Kemudian tibalah saat ujian Astronomi di tengah malam, di atas menara yang paling tinggi. Dalam ujian Sejarah Sihir pada hari Rabu pagi, Regulus menuliskan segala sesuatu yang pernah diceritakan Florean Fortescue kepadanya tentang perburuan para penyihir di abad pertengahan.

Rabu sore berarti Herbologi, dalam rumah-rumah kaca di bawah siraman cahaya matahari yang panas membara, kemudian kembali ke ruang rekreasi sekali lagi, dengan tengkuk mereka panas terbakar sinar matahari, membayangkan betapa asyiknya besok malam, ketika semua ini sudah berlalu.

Ujian kedua sebelum yang terakhir, pada hari Kamis pagi, adalah Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Profesor Moody telah menyiapkan ujian dengan baik. Mereka praktek di luar lapangan, melewati kubangan yang penuh dengan  Grindylow, melewati lubang-lubang berisi Red Cap, berjalan dengan susah payah menyeberangi rawa, dan mengabaikan petunjuk menyesatkan dari Hinkypunk.

Ramuan adalah penutup untuk hari ini, profesor slughorn meminta anak-anak untuk membuat ramuan yang paling mereka kuasai, semakin sulit prosesnya dan tentu seberapa akurat, adalah penentu nilai mereka.

Regulus membuat ramuan tidur tanpa Mimpi yang sempurna, barty berhasil dengan ramuan batuknya, sedangkan Evan membuat ramuan linglung yang mengental, seharusnya adalah berbentuk cairan. "Aku juga akan linglung karena kegagalan ini." Evan menggerutu, banyak yang lebih buruk darinya, ackerly Stewart membuat ramuan bisul yang malah membuat wajahnya tumbuh bisul saat terkena asap yang berlebihan.

Barty sepertinya puas dengan hasil ramuannya, saat makan malam tiba ia kembali dengan nafsu makan yang ekstra. "Kau benar Reg! Pelajaran transfigurasi bukan hal perlu dicemaskan. Lagipula aku gak pernah suka pelajarannya." Katanya Santai, Evan yang mendapat ramuannya buruk terlihat biasa-biasa saja, "besok tinggal ramalan—kirakira apa yang akan kita lakukan?" Evan memenuhi piringnya, "meramalkan kejadian tragis pastinya, memangnya apalagi." Regulus menjawab, nafsu makannya sedikit bertambah setelah mendapat pujian ekstra dari profesor slughorn.

"Kita bakal punya waktu kosong besok—aku akan tidur seharian mungkin." Evan berseri-seri. "Aku masih punya tiga ujian besok." Regulus menjawab, barty menatapnya seolah melihat anak  yang akan menghadapi siksaan, "kasihan sekali kau—jangan iri pada  kami ya besok." Evan terkekeh geli. Regulus tidak menanggapi.

Narcissa mengajak Regulus ke perpustakaan setelah makan malam. "Sudah dapat! Ayo kembali'." Mereka kembali dengan terburu-buru, anak kelas tiga hanya di perbolehkan berkeliaran sampai jam setengah delapan. Langkah mereka bergema saat melewati koridor.
"Sepertinya kita sering berjumpa Disni." Sirius datang dari arah berlawanan, bersama James, mereka tampak senang' setelah melakukan sesuatu terhadap anak kelas dua.

"Jangan pedulikan mereka Cissy." Regulus Manarik pelan tangan narcissa, "halo Cissy, aku yakin kau belum melupakan aku." Kata Sirius, maju mendekat untuk menghadang jalan. "Tentu saja, Si. Tapi kami harus pergi, kita bisa bertemu lain kali." Jawab gadis itu lembut. "Kami tidak menghalangimu nona, hanya saja kami mempunyai hal yang perlu dibicarakan dengan sepupumu." James mendekat, tersenyum seperti biasanya, tebar pesona. "Aku tidak ingin bicara dengan kalian! Ayo Cissy!" Regulus mendorong bahu James dengan kasar, tetapi Sirius menariknya, "jangan terburu-buru kawan, Cissy kau boleh pergi." Sirius mengedipkan matanya nakal. Narcissa bisa melihat tatapan permusuhan dari Regulus, genggaman pada tangannya semakin keras.

"Sirius biarkan kami lewat—kalian bisa bertemu lain kali. Ini sudah malam, kita akan terkena detensi." Ucapnya cemas. James menyeringai, "aku sudah bilang Miss black, aku tidak menghalangimu—kau bisa melanjutkan langkahmu dengan damai jika kau melepaskan sepupumu." Katanya lembut. "Jangan bicara padanya! Potter." Regulus berusaha untuk pergi, "dia juga sepupuku—dengan senang hati aku akan mengijinkan temanku untuk berbicara padanya." Sirius menjawab,

"Sirius ini bukan waktunya bercanda! Biarkan kami lewat. Kau juga James Potter." Narcissa semakin cemas, "kenapa kalian selalu menggangguku! Aku terkena masalah karena kau!—" Regulus melepaskan tangannya pada narcissa, mengeluarkan tongkatnya.

"Regulus jangan!" Narcissa berusaha mengambil tongkat itu, "Cissy diam!" Regulus mendorong kuat sepupunya, Sirius mendekat mengarahkan tongkat Regulus pada jantungnya. "Kau mau membunuhku?" Katanya pelan. "Kau yang membuat masalahmu sendiri, kenapa menyalahkan kami." Lanjutnya. Regulus melihat James dibelakang Sirius, mengeluarkan smirik mengejek. Sirius mencengkram kerah baju adiknya, "kau terlalu angkuh untuk seorang anak—"
"Sirius lepaskan! Kau keterlaluan." Narcissa memisahkan keduanya, menarik Regulus lebih jauh, menabrak James Potter dengan kasar.

Sirius memutar bola matanya, "kita bisa lain kali, Padfoot." Ucap James, "kenapa kau tidak hentikan mereka!" Sirius melangkah lebih dulu, James mengikuti, "dia bersama seorang gadis, aku gak bisa bersikap  dengan kasar." James menggaruk tengkuknya, "lupakan sajalah! Kita bisa lanjut mencari snivellus—kita belum menguji mantranya langsung" Sirius hanya kesal karena gagal membuat Regulus mengikuti keinginannya, tetapi mengingat ia dan James sudah menemukan mantra yang fantastis (hal yang buruk) suasana hatinya kembali baik, tinggal mencari mangsanya saja.

Narcissa dan Regulus memasuki ruang rekreasi, "kau tidak seharusnya mengeluarkan tongkat tadi, apalagi sampai menyerang." Narcissa memulai, Regulus menghentikan langkahnya, "lalu aku harus apa?! Mencium kaki mereka!" Narcissa membawa Regulus menuju sofa pojok, mengingat masih banyak orang yang sedang berkumpul. "Kau baru selesai menyelesaikan detensi—aku tidak ingin kau-" "Cissy kita bicara besok! Aku ingin tidur." Narcissa menghela napas pelan. "Sebentar saja, dengar—mereka tahu kau gampang tersulut emosi, itu yang mereka inginkan, Reg. Kau sudah dapat peringatan dari kepala sekolah karena kejadian Mr flich—"  Regulus bangkit "Aku berusaha sebisa mungkin menghindari mereka! Mereka yang buat aku kena detensi! Ibu marah padaku! dan berhenti bersikap seolah kau tau semua tentang aku! Kau tidak berhak." Ucapnya berapi-api .

Mereka berpisah menyebrangi ruangan, melewati tangga menuju kamar masing-masing.

~∆~







The Black  [ 𝑅.𝒜.𝐵 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang