Diagon Alley

66 11 0
                                    

• Sirius and Regulus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Sirius and Regulus




•••

Grimmauld place no 12 mendadak tidak setenang biasanya. Suara gaduh dari lemparan barang terdengar ditelinga Mr dan mrs. Black. mengganggu acara minum teh pagi-nya'.

Wanita dengan pakaian hitam yang menutupi mata kakinya menghentak gelas kacanya dengan kasar.
" Baru satu hari anak  itu datang!sudah mengganggu ketenangan ku. "  Ia memandang suaminya, pria dengan bulu halus sekitar dagunya masih saja tenang tanpa mengalihkan perhatian dari selembar perkamen ditangannya.

" Jangan abaikan aku, Orion!" Lanjutnya dengan menaikkan satu oktaf suara. Membuat sang suami menatapnya. Pernikahan keduanya terjadi karena sebuah perjodohan segaris keturunan, pertengkaran menjadi rutinitas bagi pasangan itu.
" Aku sedang ada masalah! , tidak ada waktu memikirkan anak itu, biarkan saja untuk sekarang. " Pria itu bergegas meninggalkan istrinya.
" Kau memang selalu bermasalah." Mrs black menjerit kearah suaminya.

Di sisi lain, sebuah kamar yang biasanya tenang berubah seketika menjadi lautan buku yang berserakan.
" Aku akan beritahu ibu! kau mengoleksi barang muggle' disini. " Seringgai puas muncul saat Regulus mengancam kakaknya. Namun bukan ketakutan yang tersirat di wajah yang lebih tinggi itu, tawa lepas yang terdengar.    " Kau pikir aku takut dengan mereka, bilang saja apapun tentang aku, dasar 'tukang ngadu' . " Regulus menatap sengit Sirius yang kini lebih tinggi sekitar lima senti dari sebelumnya.

" Bereskan semua buku ini!  kau mengacaukannya. Aku tidak bisa belajar !." Ia masih membawa aura permusuhan, melipat tangannya di dada. Duduk bersila di tempat tidurnya yang kini penuh dengan buku-buku berserakan.

" Tidak akan" Ejeknya.  "Jangan jadi seorang kutu buku kawan, kau terlihat 'cupu' jika seperti itu."  Sirius kabur di iringi tawa yang 'menyebalkan.

Lonceng makan malam berbunyi, Regulus datang saat kedua orangtuanya sudah duduk tenang di meja makan, kakaknya belum datang.

Ia melangkah perlahan, duduk di samping ibunya dengan teratur. Peri rumah tua datang membawa mangkok besar dengan asap yang masih mengepul, mengeluarkan beberapa lagi setelahnya.

Regulus ingin berterimakasih, namun ibunya lebih dulu menatapnya tajam.   " Jangan sok akrab dengan seekor budak." Kalimat yang kejam sekali.

Suara tangga dipijak dengan gaduh terdengar, Sirius datang dengan cengiran seakan ia samasekali tidak pernah membuat masalah. Mungkin ia berfikir keluarganya akan dengan senang hati menyambut putranya selepas mengkhianati kepercayaan mereka.

Pakaian yang dikenakan lebih membuat raut wajah Mrs black seakan melihat sesuatu yang menjijikkan, sweater berwarna merah bercorak keemasan membuatnya menyala diantara suramnya rumah yang agung ini.

" Aku masih bertoleransi padamu, jangan menghinaku seperti itu. Pergi dan ganti bajumu dengan yang lebih pantas." Suara sedingin es menunjukkan berapa marahnya Mrs black terhadap anak sulungnya.

The Black  [ 𝑅.𝒜.𝐵 ] Where stories live. Discover now