~♥~Bonus Chapter 3

3.8K 199 50
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Pemuda yang tengah sibuk dengan komputernya terlihat begitu serius. Matanya yang tajam menatap lurus ke arah layar, jarinya yang lincah bergerak ke sana kemari di atas keyboard.

"Agil," panggil seseorang.

"Hm?" Agil masih fokus dengan komputernya.

"Apa aku berhenti kerja aja," katanya yang berhasil membuat Agil mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Woi woi tunggu bro, ada apa?!"

Agil mengerutkan keningnya seraya melihat ke arah temannya itu. Wajahnya terlihat gelisah membuat Agil bertambah bingung.

"Woi Gi! kenapa bro?!" tanya Agil kepada Eggi yang tak kunjung menjawab.

Eggi melonggarkan dasinya. "Kia, dia tidak mau punya anak dulu. Karena takut tidak bisa merawatnya, apalagi dia harus kuliah," jawab Eggi. "kalau misalnya aku berhenti bekerja, aku bisa jaga mereka."

Agil membuang nafasnya sedikit kasar. "Yaelah bro baru juga lu kemaren-kemaren nikah udah mikir ke arah sana, pantes lah si Kia mikir kek gitu." Agil melanjutkan kembali kesibukannya dengan komputer.

"Jadi kamu setuju kalau kita gak punya anak?"

"Bukan gitu, sekarang itu waktu yang tepat buat lu sama si Kia menikmati waktu berduaan. Urusan anak ntar juga bakal nyusul kalau emang waktunya."

Eggi mengangguk kecil kala mendengar jawaban Agil. "Kamu tau banyak, jadi curiga."

"Eh ya, meskipun gue belum kawin gue ini tau banyak. Ada yang bilang 'pelatih tidak ikut bermain' bos." Agil menaikkan sudut bibirnya dengan wajah sombongnya.

"Gue gak tau lu sechill ini bro." Eggi tersenyum culas lalu menyodorkan kepalan tangannya ke arah Agil. Tentu saja, hal itu di sambut baik oleh tangan Agil.

♡♡♡♡

Sepulang jam kantor Agil tidak langsung pulang ia masih berada di perusahaan. Ia berjalan ke arah koridor setelah selesai memastikan pekerjaannya sudah selesai.

Agil masih teringat dengan perkataan Eggi mengenai pernikahannya, Agil merasa Eggi benar-benar konyol. Agil mengakui Eggi sudah berubah 99%. Namun, kadang Eggi selalu bertingkah polos seperti dulu. Jika Agil mengingat kepolosan Eggi rasanya ia ingin tertawa.

Agil juga bersyukur misinya membuat Eggi sukses telah berhasil. Sekarang saatnya ia membuat dirinya sukses seperti Eggi dalam hal percintaan. Memang, Agil tidak terlalu menuntut ia harus cepat-cepat memilih pasangan tapi tidak ada salahnya ia mencoba.

Agil mengendarai mobilnya menuju sebuah restoran, sebetulnya malam ini ia mempunyai janji kencang buta dengan seseorang yang disiapkan oleh ibunya.

Agil keluar dari mobilnya setelah terparkir di depan restoran. Ia sedikit merapikan pakaiannya lalu mulai berjalan masuk ke dalam.

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Where stories live. Discover now