chapter 15 | japchae dan sup pangsit

118 6 0
                                    

Hannah menempelkan airpods di kedua telinganya selagi menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam di dalam kulkas. Ada telur, daging sapi, bawang, wortel, bayam, dan paprika. Setelah itu dia menyiapkan minyak wijen dan minyak goreng dari laci sebelah.

Kali ini dia memutuskan untuk memasak japchae. Kalau masih ada sisa bahan dapur, dia mungkin membuat kimchi sujebi atau biasa dikenal dengan sup pangsit karena masih ada sisa kentang.

Dia menyetel lagu-lagu dari band favoritnya yaitu The 1975. Dua lagu favoritnya, About You dan Robbers selalu dia putar berulang-ulang.

Hannah membuat japchae terlebih dahulu. Pertama-tama dia membuat bumbu rendaman daging. Dia mencampur kecap asin, gula pasir, minyak wijen, dan bawang putih cincang. Lalu merendam irisan daging di dalamnya selama 15 menit.

Suara pintu depan terdengar dibuka oleh seseorang di belakang. Brian baru sampai dari tempat kerjanya sekitar pukul tujuh malam. Belakangan ini dia memang nggak lembur karena tidak begitu sibuk dengan kerjaannya.

Pria itu mencium aroma masakan dari arah dapur. Terdengar suara spatula dan wajan yang beradu sehingga menimbulkan suara yang cukup berisik. Brian bisa mencium wangi tumisan daging. Siapa lagi yang memasak kalau bukan istrinya?

Di dapur, Hannah berdiri membelakanginya sambil asyik merebus bihun dan meniriskan air. Di samping meja dapur lainnya terlihat Hannah juga sudah memotong beberapa kentang yang dipotong dadu.

Hannah malam itu memakai baju tanktop hitam dan celana sweatpants di atas paha berwarna abu-abu. Rambutnya yang hitam nan lurus itu tergerai indah.

Saat itulah tangan Brian melingkarkan di sekitar pinggang Hannah yang membuat perempuan itu terkejut. "AAA! Astaga! Kamu bikin aku kaget!" kata Hannah menepuk-nepuk dadanya.

"Kamu lagi dengerin lagu, jadi pasti nggak denger suara langkah kaki masuk," sahut Brian melepas airpods dari telinga Hannah yang rupanya disetel full volume. Kening Brian berkerut. "Udah kesekian kalinya aku bilang, kalau dengerin lagu jangan terlalu kencang."

Hannah membalas ucapan Brian dengan cengiran iseng. "Iya, maaf, maaf."

"Dengerin lagu apa kamu?"

"The 1975," jawab Hannah sambil menyetel api sedikit besar. "Kamu masih berutang sama aku. Kamu belum nyanyiin aku lagu mereka yang About You. Pas kamu ulang tahun kita malah sama-sama lupa."

"Mm, nanti aja pas kamu ulang tahun," Brian masih dalam keadaan memeluk Hannah dari belakang. Dia menaruh kepalanya di pundak sang istri. Hannah sedikit kaget dengan perlakuan Brian yang begitu di luar dugaan. Hem, bisa dibilang kalau love language-nya selain word of affirmation (karena pintar menulis lirik), mungkin dia juga tipe physical touch.

Hannah pernah baca di artikel internet (lagi) kalau arti dari 'menaruh kepala di pundak' artinya adalah si suami ingin lebih dekat lagi dengan istrinya, minta disayang, dan menunjukkan rasa nyamannya di dekatnya seakan ia bisa mempercayakan apapun.

Oke Hannah, fokus! batinnya dalam hati.

Brian mencium punggung Hannah yang terekspos. Dia menarik tali tanktop Hannah ke bawah dan mencium pundak istrinya juga.

Jujur Hannah sudah tidak bisa konsentrasi memasak. Mana ciumannya lembut, pula! katanya.

Tapi untunglah Brian menaruh kembali tanktop Hannah ke tempat semula. Dia sekarang mencium rambut Hannah yang wangi dan membelainya dengan lembut.

"Um, jangan dicium. Rambut aku pasti bau," usik Hannah. Kemarin malam dia memang keramas, tapi tadi pagi dia ada kursus pilates dan pastinya mengeluarkan keringat.

Brian menggeleng, "Wangi stroberi."

Kemudian pria itu melepas pelukannya dan pergi entah ke mana sehingga Hannah bisa kembali fokus ke masakannya. Dia mengambil sendok makan dan menuangkan sedikit kuah ke telapak tangannya, lalu dia cicip kuah tersebut. "Hmm, enak!" katanya puas.

Tak lama Brian kembali lagi. Kali ini dia membawa jepitan rambut yang biasa Hannah pakai untuk menggulung rambutnya.

"Oh, tadi kamu ke kamar ya?" tanya Hannah.

"Mm," gumam Brian sambil menggulung rambut panjang istrinya dengan mahir. "Biar nggak ganggu kamu masak."

"Makasih." Oke, Hannah, jangan melting dulu. Jangan! "Kamu mandi sana, mumpung ada air hangat. Besok kan malam Natal, kamu pasti di rumah kan?"

"Iya. Aku cuti tiga hari. Besok sampai tanggal 26. Tanggal 27 aku masuk lagi," kata pria itu dan memeluk Hannah kembali.

"Kamu harus jaga kesehatan lho! Aku harap malam tahun baru kamu libur biar kita bisa BBQ-an di rooftop kayak tahun lalu," walaupun Hannah nggak mau berekspektasi apa-apa kalau Brian masih kerja di tanggal 31 Desember. "Kalau kamu masih kerja di tanggal segitu, bisa-bisa aku gorok leher Manajer Oppa, lho!" ujarnya bercanda.

Brian tersenyum tipis, "Ya, nanti aku coba nego ke dia."

"Nah, gitu dong!"

Pria itu masih memikirkan suatu hal yang sangat penting. Ini masih dirahasiakan oleh dirinya dan hanya sedikit orang yang tahu mengenai hal ini. Bahkan Hannah pun belum dia kasitahu. Hanya para member, manajernya, orang tuanya, dan pastinya... Ashley.

"Coba cicip japchae buatan aku. Enak nggak?" Hannah memberikan satu sendok untuk Brian dan menyuapinya.

Karena japchae itu masih panas, Hannah terlebih dahulu meniup japchae supaya lidah Brian nggak kepanasan.

Pria itu mengunyah japchae buatan Hannah dan mengangguk. "Enak."

Hannah tersenyum puas. "Udah sana kamu mandi dulu! Kita makan bareng kalau kamu udah mandi!"


grumpy - young k (day6)Where stories live. Discover now