Syura membuka pintu dan duduk di samping Alex. Mobil melaju dengan hati-hati. Suasana hening, Alex yang fokus dengan jalan, dan Syura yang fokus dengan ponselnya.

"Sudah di susun?" Tanya Alex memecah keheningan.

Syura terdian beberapa detik dan menjawab. "Ya, sudah."

Alex menggenggam tangan Syura lembut. "ayo kita buat kejutan."

Syura menatap Alex dan tersenyum lembut. "Ya. Mari kita selesaikan."

"I love you."

"Too."

***

Sudah seminggu berlalu semenjak Syura selesai di skors. Setiap saat Liona dengan antek-anteknya itu selalu mencari masalah dengan nya. Tapi Syura tidak begitu ambil pusing.

Saat ini Syura sedang di ruang VIP bersama teman-temannya. Sembari memakan seblak yang kelihatan nya itu sangat pedas. Mereka semua memandang Syura ngeri.

"Kelihatan nya pedas ya ra? Jangan dimakan lagi deh ra!" Kata Rembulan.

Syura menggeleng dengan muka memerah. "Ssss, kalian gak tau nikmat sama sekali," katanya dan menyodorkan seblak itu kearah mereka. "Mau?," Tawanya.

Mereka kompak menggeleng. "Kita lihat aja ra," kata Amanda.

Syura mengangkat bahunya acuh tak acuh. Saat ingin menyuapi mulutnya lagi tiba-tiba ada yang mengambilnya. membuat Syura kesal. Dia melihat sang pelaku dan ternyata itu adalah Alex.

"Sss, kembaliin!"

Alex menatap ngeri mangkok itu, dari baunya saja sudah tercium bau cabai yang menyengat. "Udah, gak lihat tuh bibir bengkak?"

Syura manyun, dan itu membuat Alex gemas pengen culik. "Coklat mau?" Ia menyodorkan batang coklat yang tadi sempat ia beli untuk Syura.

Syura yang melihat itu mengambil nya langsung. "Kurang ni, tapi gak apa apa, siapa yang nolak rezeki?"

Alex duduk di samping Syura sambil menopang dagu nya dan melihat betapa cantiknya bidadari nya itu. "Cantik," gumamnya. Syura mendengar tapi ia lebih memilih makanan coklat yang manis ini.

"Berasa dunia milik berdua," sindir Rembulan.

Ananda mengangguk setuju. "Kita mah ngontrak!"

Ucapan mereka mendapatkan tatapan tajam dari Syura dan Alex. Mereka seketika diam.

"Gimana? Semua sudah siap kan? Kalau gue mah sudah!" Kata Rembulan. Semua nya menoleh dan mengangguk.

"Gue tinggal retas layar nya, dan selesai!" Seru Ananda.

Amanda mengangguk, lalu menatap Syura yang masih memakan coklat. "Acara ulang tahun sekolah tiga hari lagi, dan selama itu kita harus hati-hati."

Semua mengangguk setuju.

"Kita tunggu tanggal nya."

***

Syura bersenandung kecil di dapur, ia ingin makan tapi tidak ada lauk nya. Sangat ramah. Ia melihat ada beberapa telur dan mie jadilah ia memasak itu saja. Seperti nya bibik belum belanja.

"Ra?"

Syura menoleh dan mendapati Gavin yang sedang memandanginya. Syura mengangkat sebelah alisnya pertanda bertanya.

Gavin berjalan menyeret kursi dan duduk disana. "lapar," katanya.

"Makan dong."

Gavin hanya memutar bola matanya. Dan memandangi Syura. Tak lama itu mie nya jadi, Syura menyodorkan mie nya dengan mangkuk yang berbeda. "Nih, makan."

Gavin tersenyum tipis. "Thanks."

Mereka makan dengan keadaan hening, hanya bunyi alat makan saja yang terdengar.

"Syura," panggil Gavin.

Syura mendongak dan menatap Gavin bertanya. Dapat Syura lihat wajah Gavin yang terlihat serius.

Dengan menopang kedua tangannya dan mata tajam itu menatap Syura. Mau tak mau Syura menyudahi dulu makanannya.

"Kau ... Syura?"

Gadis di depannya ini mematung, seperti ada sebuah petir yang menyambar Syura saat ini. Apa yang di maksud Gavin? Apakah dia sudah tau?

"Maksudnya?" Syura mencoba tenang.

"Kamu tau sendiri maksud saya"

Syura memandangi Gavin dengan tatapan heran. "Gue sama sekali gak tau."

Gavin terdiam, dan ia langsung berdiri sehingga suara kursi terdengar di sana. "Terimakasih untuk makanannya." Setelah mengatakan itu ia pergi.

Syura diam, apakah Gavin tau siapa dia sebenarnya?

Syura memandangi makanannya, sekarang nafsu makan nya hilang seketika.

Ada yang Safara takutkan sekarang. Bagaimana jika dia ketahuan kalau bukan Syura yang asli. Dan mereka semua menjauhinya, terutama ... Alex?

Lamunannya percah Karna bunyi notifikasi ponsel. Dengan cepat ia membuka nya.

Kutub ess💙

Gw krumh.

Ok.

Syura terdiam disana beberapa menit. Bagaimana jika ketakutan nya menjadi nyata?

Tbc

Hallo!

Tinggal kan jejak nya...

Jejak petualang! Haha

⭐💌

Dia SAFARA (END)Where stories live. Discover now