CHAPTER 6 ; Out for a while

Beginne am Anfang
                                    

Semua pelayan disana bahkan sudah tidak bisa menahan gemetar tubuhnya.

Mereka benar-benar ketakutan.

BRAK!!!

Mereka semua hanya bisa menahan nafas saat Duke Emeric melampiaskan kemarahannya pada meja.

"Cari.Putri.Catherine."

Dengan langkah penuh amarah, Duke Emeric langsung meninggalkan ruang santai Putri Catherine.

Lelaki itu tidak bisa menahan amarahnya saat mengetahui sang tunangan tidak berada dalam jangkauan.

***

Kini di ruang khusus petinggi kuil, hanya berisi Saint Paulus dan Putri Catherine.

Di salah satu sisi tembok, terdapat papan besar yang menunjukan banyak tulisan dan foto, tidak lupa benang yang saling menunjuk yang berarti saling berkaitan.

"Apa ini..."

Dari arah belakang Saint Paulus menjawab,

"Kasus pembunuhan"

"Pembunuhan berantai?"

Catherine tahu keterdiaman Saint Paulus berarti mengiyakan pertanyaan yang baru saja ia ajukan.

Gadis itu meraih salah satu foto seorang gadis.

"Apa mereka semua rakyat biasa?"

Saint Paulus berjalan mendekat.

"Tidak, 7 orang rakyat biasa dan 3 orang bangsawan" jawab Paulus sembari menunjuk beberapa foto yang juga berada disana.

"10 orang? Apa ada pola?"

"Mereka semua tidak memiliki kekayaan"

"Bahkan para bangsawan?"

Paulus menarik papan lain yang menjelaskan latar belakang dari para korban.

"3 bangswan yang ditemukan merupakan para bangsawan yang terlilit hutang dan tidak memiliki harta apapun"

Tidak semua bangsawan kaya dan tidak semua rakyat biasa miskin.

"Kasus ini berawal dari ibukota, hingga kini seakan menjadi wabah, para korban dengan ciri-ciri kematian yang sama sudah meluas hingga utara dan Barat"

"Jadi 10 korban itu hanyalah korban yang berasal dari Utara?"

Paulus mengangguk.

"56 total korban dan hampir 100 orang dalam daftar orang hilang"

Catherine menutup mulutnya. Apa-apaan ini...

Paulus menuntun Catherine untuk duduk dimana sudah disiapkan teh hangat dihadapannya.

"Putri, apa mimpimu memberi pertanda sesuatu?"

Sontak saja Catherine terdiam. Mimpi? Tidak pernah ada mimpi mengenai kasus-kasus seperti ini.

Catherine menggeleng pelan.

"Apa yang akhir-akhir ini putri impikan?"

"Tidak banyak, hanya masa laluku di Berdinth" jawab Catherine.

Paulus mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mungkin dewa ingin kami menyelesaikannya sendiri, atau bahkan mungkin ini adalah bentuk teguran darinya"

Catherine hanya bisa terdiam. Bagaimana seseorang bisa setega itu?

*

Tap Tap Tap...

Terdengar suara langkah kaki yang begitu tergesa sebelum akhirnya pintu ruangan terbuka dengan cepat.

Catherine dan Paulus menoleh heran.

"Salam, Tuan Putri Berdinth dan Saint Paulus"

"Ada apa Jovan?" tanya Paulus. Raut wajahnya terlihat tak suka sekaligus heran.

Ruangan ini merupakan privasi seorang petinggi kuil, tidak boleh ada yang masuk tanpa seizin-nya. Alasan apa yang dimiliki bocah lelaki bernama Jovan itu?

Disisi lain, Jovan bahkan harus mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya mengatakan apa yang terjadi.

"Duke huh huh,,, Duke Emeric ada disini"

**

Melihat apa yang terjadi di aula kuil, Catherine dan Paulus memelankan jalan mereka.

Disana, Duke Emeric berdiri gagah dengan 5 prajurit di belakangnya, dan dari arah tangga Catherine dapat melihat beberapa prajurit lainnya diluar gedung.

"Kali ini, anda ketahuan ya..."

Paulus yang mengetahui kebiasaan menyamar Putri Berdinth pun berasumsi bahwa ini adalah kali pertama nya Duke Emeric menangkap basah sang pasangan.

"Calon suamimu terlihat marah.... Terutama padaku"

Catherine mengikuti arah pandang Edward yang memang seakan ingin melubangi kepala Paulus.

Oke, sepertinya kali ini dia dalam masalah.

***
TBC

Published, 10-06-2023

In the past 2 days tiba-tiba cerita ini ramai sekali...
Gimana sama ceritanya? Kalian suka?

DREAM [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt