9

329 59 1
                                    

×The Future×

**

Hyunjin berlari cepat menuruni tangga, kekacauan dimana-mana. Entah sebesar apa pertarungan tadi. Namun Hyunjin yakin pertarungan tadi bukan hal yang mudah.

Di luar sana, Hyunjin dapat melihat mama papa nya yang menatap khawatir dirinya. Hyunjin berlari memeluk kedua orang tuanya,dia takut sekaligus malu. Harga dirinya sudah rusak.

Meskipun baru di masuki setengahnya tetap saja Hyunjin merasa jijik dengan dirinya.
"Mamah hiks, Hyunjin takut. Hyunjin minta maaf ga bisa jaga diri hiks, Hyunjin udah kotor hiks"

"Shh sayang tidak apa-apa,kamu tidak kotor nak,mama gak bisa percaya in kamu sama Chan lagi. Gara-gara dia kamu jadi begini. Mama akan memecatnya"

Hyunjin seharusnya senang mendengar ucapan itu,tapi kenapa hatinya malah berkata lain?

"Mah ini bukan kesalahan Chan,jangan gegabah" bela Baekhyun

"Udah jangan debat, Hyunjin mau pulang hiks"

"Iya sayang ayo kita pulang"

***

Tiga jam lampu ruang operasi itu menyala, setelah berjuang menyelamatkan nyawa ayah dari satu anak itu. Dokter mengucap syukur pasien dengan luka tusuk di perut kanan nya bisa selamat dari maut,hanya saja akan mengalami koma sampai waktu yang tidak di tentukan.

Jika saja tidak buru-buru dibawa ke rumah sakit. Mungkin nyawanya sudah melayang. Semoga saja koma nya tidak terlalu lama, hanya 50:50 persentase kesadaran Chan.

"Siapa keluarga pasien disini?"

"Nggak ada sih dok,kita berdua cuma menolong" jawab Minho sedikit tidak enak. Ya mereka bertemu karena insiden. Saat perjalanan menuju rumah kekasihnya masing-masing tiba-tiba Chan menabrak mobil keduanya dari belakang.

Jika kesabaran keduanya setipis tisu, mungkin Chan sudah habis babak belur. Minho sedikit mengalah usai mendengar penjelasan Chan tentang teman dari pacarnya, meskipun mobilnya penyok parah Minho dan Changbin memutuskan untuk ikut membantu.

Walaupun sedikit sulit mencari kemana Hyunjin dibawa pergi, beruntung Chan masih ingat plat nomor kendaraan itu. Jadi Changbin bisa mengetahui nya,mobil berplat nomor J4437 adalah mobil salah satu anak kelasnya.

Jurusan teknik sipil.

Dan perkelahian pun tidak bisa dihindari,Chan membabi-buta melawan anak buah Jaejoong, melempar nya ke setiap sudut rumah. Bahkan beberapa tembakan pun hampir mengenai kulit daging Chan.

Minho akui, pertarungan tadi benar-benar hebat.

"Gue mau otw ke rumah pacar, takutnya ngambek gak ada kabar"

"Gue juga,bareng aja lah tetanggaan ini"

"Oke lah"




Nenek Bang khawatir di rumah, menanti kedatangan cucu yang sudah di anggap putra nya itu yang kunjung tidak ada kabar sudah tujuh hari lama nya.

Telpon pun tidak kunjung di angkat, khawatir,tentu jelas. Tidak mungkin cucu sekaligus anaknya itu mengikuti jejak ibu nya. Nenek Bang tau bagaimana Chan,anak itu sangat menyayangi Hikaru.

Tidak mungkin ditinggalkan begitu saja. Haru juga sering menangis, mungkin merindukan papa nya,setiap malam biasanya Chan tidur dengan putra semata wayangnya namun tujuh hari ini tidak ada kabar sedikitpun.

Ingin menyusul, percuma. Nenek Bang tidak tau alamat tempat Chan bekerja di mana. Hanya dia saja yang bisa dikirimkan, berharap Chan selalu baik-baik saja disana.

Di sisi lain, putra bungsu keluarga Hwang meringkuk di kamar nya terhitung sejak kejadian hari itu. Menghabiskan waktunya untuk menangis, mengerjakan tugas kuliah yang semakin padat. Jessica memutuskan untuk meminta izin pada dosen agar Hyunjin kuliah di rumah sampai kondisinya membaik.

Namun justru salah, Hyunjin mengalami gangguan stres akibat sering melamun dan perasaan bersalah terus muncul dalam dirinya. Perasaan gelisah dan takut. Seakan-akan kejadian kemarin adalah trauma untuk nya.

Jesicca terkadang kewalahan menenangkan Hyunjin yang sering tiba-tiba menangis di tengah malam.

Sementara Chan, Baekhyun sering mengunjunginya setiap hari setelah pulang dari kantor. Bagaimana pun,Chan sudah menolong putra nya.

"Chan cepat sembuh,saya pulang dulu" pamit Baekhyun, meninggalkan ruangan sunyi itu.





"Mas,bawa hyunjin ke psikiater besok. Kasian dia nangis terus,mamah gak tega" titah Jesicca

"Iya mah,mas istirahat dulu. Besok ada rapat di kantor,oh iya keluarga Chan sudah dihubungi belum?"

"Hp Chan rusak mas,mamah gak tau nomer telpon keluarga nya" Jesicca masih ingat,ponsel kecil Chan di banting hingga tidak berbentuk di lantai oleh anak buah orang kemarin.

Ya Chan hanya memiliki ponsel kecil zaman dulu,bukan ponsel canggih seperti sekarang yang bisa di tekan layar.

"Hah yasudah" Baekhyun pergi ke kamar nya untuk istirahat.

Selang beberapa saat Hyunjin terbangun dari tidurnya, kembali menangis dari tidurnya seperti biasa. Padahal baru empat puluh menit tidur. Kantung mata menghitam, pertanda kurang tidur dan berat badannya menurun.

Hyunjin terbangun sebab mengingat Chan, mengingat saat Chan hujan-hujanan, mengatakan Chan jelek, miskin dan lain-lain. Sering memarahinya pula.
"Maah C-chan udah sembuh?"

"Mm.. belum sayang, dia sendirian di rumah sakit udah seminggu. Mau ketemu Chan?"

"Chan pasti jijik sama Hyunjin hiks"

"Shh sudah sayang,besok pergi ke psikiater hm sama mamah sama ayah. Biar nggak nangis terus,cape loh"

Si bungsu mengangguk, memeluk mama nya agar kembali bisa tidur. Ngomong-ngomong dimana kakak tertua Hyunjin? Hwang Kyujin atau kerap dipanggil Kyujin itu sudah lama tinggal di luar negeri dengan suaminya.

Jadi Jesicca tidak memberitahu kejadian ini pada anak pertama nya,atau dia akan sangat marah. Hyunjin itu adik kesayangannya,dulu juga pernah ada seorang guru yang memfitnah Hyunjin mencuri uang milik PMR karena dia sering tidur di uks.

Sebab tidak terima, Kyujin hampir membakar sekolah itu jika satpam tidak buru-buru memanggil pemadam,jadi hanya dua kelas yang terbakar.

Untung saja saat itu keluarga Hwang menjadi donatur utama di sana,jadi anaknya tidak dihukum. Setelah kejadian itu keluarga Hwang berhenti menjadi donatur, tidak lama sekolah itu bangkrut dan di tutup.

Guru yang memfitnah Hyunjin ketauan korupsi, dan jahatnya lagi dia yang mengambil uang kas PMR.

Alhasil kena hukuman penjara dan dikenai sanksi berupa denda.



Tbc

THE FUTURE||BANGCHAN•HYUNJIN[8]✓Where stories live. Discover now