12

354 69 3
                                    

×The Future×

**

Plakk

Pipi putih Chan ditampar keras oleh Jesicca di hadapan semua pegawai yang ada di rumah, hatinya kecewa dengan sikap Chan. Padahal dia begitu mempercayakan Hyunjin pada nya.

"Pergi kamu,jangan datang lagi. Berani-beraninya marahin anak saya,kamu ini siapa? Saya kecewa sama kamu Chan,dasar miskin. Pergi!"

"M-maaf nyonya Chan minta maaf,Chan mohon jangan di pecat. Chan tidak bermaksud memarahi Hyunjin--"

"Saya bilang pergi,ya pergi!" Sentak Jesicca penuh amarah.

Chan menarik nafasnya pasrah, menahan hati nya yang sakit. Sungguh Chan tidak bermaksud memarahi Hyunjin, dia hanya  ingin membela dirinya sendiri. Chan bukanlah orang yang ingin dikasihani sekalipun orang tidak punya.

Tapi sekarang, seperti nya Chan memang harus pergi. Keluarga hyunjin sudah berbaik hati padanya. Chan akui dia bersalah

"Baik saya akan pergi,saya minta maaf,tolong sampaikan maaf Chan ke Hyunjin nyonya"

"Hahah mampus di pecat juga akhirnya"  bisik salah seorang maid pada teman-teman nya.

Chan melangkah keluar meninggalkan rumah besar itu dengan motor nya,selama perjalanan pulang Chan hanya bisa melamun. Menatap lurus jalanan.
"Maafin papa sayang,papa bodoh banget jadi orang tua kamu. Maaf ya,papa belum bisa jadi orang tua yang baik" gumam nya sembari menangis

Selain itu Chan juga menangisi perasaan sang nenek dan kakek nya jika mendengar dia dipecat dari pekerjaannya. Mereka pasti akan sedih, sekarang Chan merasa menjadi manusia paling bodoh.

Seharusnya tidak apa di hina, memang faktanya Chan tidak punya apa-apa. Cukup diam dan terima,marah tidak akan mengubah apapun. Sekarang Chan kehilangan pekerjaan nya.


"Tidak apa-apa sayang,jangan sedih. Nenek sama kakek gak kecewa kok. Tetap rendah hati walaupun sering dihina,ayo makan dulu nenek udah rebus jagung manis" nenek Bang berusaha menghibur cucunya supaya tidak terus luput dalam kesedihan.

"Nenek duluan aja Chan mau liat Haru"

"Yasudah, nanti sore nenek mau ke ladang disuruh nanem sayur sama pak lurah di kebun desa"

"Iya nek, hati-hati. Mau Chan jemput nggak pulang nya?"

"Ga usah nanti anak kamu kedinginan,nenek masih kuat"

Hah Chan menyesal,tapi sekarang bisa apa. Semuanya sudah selesai. Mungkin Chan akan mencari pekerjaan lain ke kota, semoga saja ada yang mau menerimanya. Mumpung motornya masih ada.

Dalam rumah kayu sederhana itu,Chan tertidur memeluk sang anak. Ber selimut kan kain bekas pakaian, keduanya terlelap dalam gelapnya malam. Lampu di matikan supaya lebih hemat. Jarang rumah kayu itu menyala terang seperti rumah-rumah yang lain.

O'oooo...

Anggap lah suara ayam dipagi hari,ayam jantan milik tetangga itu sudah berkokok pertanda hari sudah pagi. Chan bangun, menyiapkan makanan untuk sarapan bersama.

Haru pula ikut bangun dan membantu Chan di dapur, mengacak-acak tepung di mangkuk atas karpet yang sengaja Chan taruh di belakang nya supaya anteng.

THE FUTURE||BANGCHAN•HYUNJIN[8]✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant