CHAPTER 4 ; Dream

Start from the beginning
                                    

"Apa kau yang mengangkatku ke sini?"

Edward menganggukan kepalanya sembari menyingkirkan beberapa helai rambut Catherine yang terlihat lumayan basah dari wajah gadis tersebut.

"Terimakasih, dan maaf merepotkan"

Untuk beberapa saat hening, Edward tak menjawab dan hanya memandangi Catherine yang tentu saja terlihat canggung.

"Kau ingin kutemani?"

Catherime mematung sesaat. Menggali alam bawah sadarnya untuk memastikan apakah pertanyaan itu sungguh nyata, atau ia masih mengigau?

"Catherine?"

"Tidak, terimakasih Duke"

Catherine memaksakan senyumnya dan menatap sang tunangan.

"Sebaiknya anda beristirahat, hari sudah larut, selamat malam Duke"

***

"Selamat pagi, Yang Mulia"

Catherine yang sedang merawat taman-nya menoleh.

"Pagi, Lady Abigail"

"Saya ditugaskan Duke untuk menggantikan Sir Derrick untuk sementara waktu, Putri"

Dengan bantuan sang pelayan, Catherine melepas sarung tangannya dan berfokus pada Abigail.

"Memangnya kemana Sir Derrick? Apa dia baik-baik saja?"

Abigail yang ditanyai seperti itupun tak tahu harus menjawab apa. Pasalnya sejak pagi tadi, perintah pertama yang dikeluarkan tuannya merupakan pergantian pengawal pribadi sang calon nyonya. Derrick ditugaskan ke divisi lain dan entah sampai kapan.

Tak dipungkiri, Abigail menyadari bahwa sedikit demi sedikit entah disadari atau tidak, Duke Emeric mulai menjauhkan para pekerja lelaki dari sekitar Putri Catherine.

Hanya kebetulan saja ataukah memang Duke Emeric seposesif itu pada tunangan-nya?

"Sir Derrick baik-baik saja, Putri. Duke Emeric menugaskannya ke perbatasan pagi ini"

Disisi lain, Catherine tahu itu bukanlah tugas Derrick untuk melakukan pengawasan ke daerah perbatasan. Namun, tidak ingin menggali lebih lanjut, Catherine hanya menganggukan kepalanya.

**

"Karena ini merupakan pesta kedewasaan anda, Raja dan Duke ingin berbeda dari yang sebeelumnya, Putri"

Catherine menatap lembaran pilihan tema pesta untuk ulangtahun ke 17-nya.

"Kalian mempersiapkan-nya dari sekarang? Ulangtahun-ku masih 4 bulan lagi"

"4 bulan adalah waktu yang singkat Yang Mulia" balas Simon yang setia berdiri di samping sang calon nyonya.

Catherine hanya bergumam sembari berfikir. Tidak salah sih merayakan ulang tahun, hanya saja tema yang diberikan Simon tidak ada yang memenuhi seleranya. Terlalu ramai dan menyilaukan mata.

"Aku akan mengirimkan design yang sesuai dengan keinginanku"

Mengerti, Simon pun segera menyingkirkan lembaran-lembaran kertas yang berserakan di meja sang putri.

"Catherine,"

Tanpa menoleh pun Catherine tahu suara siapa itu. Siapa lagi disini yang berani memanggil putri kerajaan dengan sebutan nama kecuali tunangan-nya sendiri?

"Ada apa, Duke?"

Edward menggeleng pelan dan mengambil duduk tepat disebelah Catherine.

"Aku mencarimu dikamar, ternyata kau berada disini" ujarnya sembari mengambil 1 lembar kertas ditangan Simon.

"Tuan Simon sedang mendiskusikan tema pesta kedewasaanku" jawab Catherine.

Edward menatap Simon.

"Lain kali jangan mengganggu jam malan Putri Catherine" tukasnya seakan dia sendiri tidak mencari-cari Catherine di malam hari.

Lagipula pukul 7 malam bukanlah waktu yang terlalu larut.

"Maaf, Duke"

Tak menanggapi, Duke menatap Catherine dan menyodorkan selembar kertas yang tengah ia pegang.

"Kau menyukai ini?"

Catherine menggeleng pelan.

"Terlalu ramai" jawabnya.

Edward mengangguk paham lalu mengembalikan lembaran kertas tersebut pada Simon.

"Buat design baru yang sesuai denga selera Putri"

"Tidak perlu, aku bisa mendesign sendiri"

"Tidak, biarkan mereka mengerjakan tugas mereka,"

Tak ingin dibantah, Edward bangkit dari duduknya dengan tangan Catherine di genggaman.

"Kalian semua beristirahatlah, aku yang akan mengantar Putri Catherine ke kamarnya"

Tanpa mempedulikan spekulasi apa yang ada dalam otak Abigail, Simon dan Siana, Edward berlalu membawa sang pemeran utama di genggamannya.

***
TBC

Published, 06-06-2023

DREAM [END]Where stories live. Discover now